130 research outputs found
KELEMBAGAAN PERTANIAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PANGAN (Agriculture Institutions Based on The Local Wisdom to Support Food Agribusiness Development)
ABSTRAK
Ketahanan pangan adalah terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Pengembangan kelembagaan pertanian dan sistem agribisnis mempunyai peran besar dalam menunjang
terwujudnya ketahanan pangan yang kokoh. Kelembagaan pertanian dalam pengembangannya perlu
diarahkan menjadi kelembagaan ekonomi dengan tujuan meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha, serta meningkatkan posisi dan kekuatan tawar petani. Melalui pembinaan kelembagaan ekonomi,
petani sebagai pelaku utama akan diorganisir dan ditingkatkan kemampuannya melalui pengembangan
kapasitas manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan (enterpreneur). Kelembagaan ekonomi petani
idealnya memenuhi prinsip spesifik lokal, prinsip pemberdayaan, dan prinsip kemandirian.
Pengembangan agribisnis pangan harus senantiasa memperhatikan masing-masing subsistem di
dalamnya, serta memperhatikan karakteristik usaha pada tingkat petani, termasuk kearifan lokal. Di
samping itu juga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan peranan dan tugas organisasi
kelembagaan pertanian, kemanfaatan peraturan dan regulasi pemerintah yang pro petani, serta
meningkatkan pemahaman petani melalui pelatihan (on job training).
Kata kunci: kelembagaan pertanian, kearifan lokal, agribisnis pangan
Sistem Penguasaan dan Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Desa Candi Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen
ABSTRAK
Penguasaan lahan merupakan sistem mengelola lahan khususnya lahan pertanian, baik lahan milik
sendiri dan atau milik petani lain. Penguasaan lahan berkembang pada usahatani padi karena
kepemilikan lahan petani semakin berkurang. Di dalam sistem penguasaan lahan berkaitan pula dengan
kelembagaan lahan pertanian, dimana kelembagaan merupakan norma atau kebiasaan yang terstruktur
dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang
terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Kelembagaan pertanian dalam dalam
kajian penelitian ini mangacu pada kelembagaan lahan pertanian usahatani padi. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan (1) untuk mengeksplorasi dan menjelaskan pengelolaan penguasaan lahan pertanian padi
(2) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penguasaan lahan pada usahatani
padi. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus. Lokasi penelitian adalah Desa Candi,
Kecamatan Karanganyar, Kebumen dengan pertimbangan system penguasaan lahan di desa. Ada 70
rumahtangga petani yang memiliki kerjasama di tanah kelembagaan sebagai responden, yakni 40 petani
pemilik penggarap, 20 petani penyewa dan 20 petani penyakap. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis penguasaan lahan oleh petani menghasilkan pendapatan yang tidak
sama. Disamping itu, di dalam sistem penguasaan lahan terdapat kerjasama di atas lahan pemilik, sewa
dan sakap. Berbagai faktor yang mempengaruhi penguasaan lahan di daerah kelembagaan adalah posisi
tawar petani yang bekerjasama, jarak lahan oleh petani, dan kekerabatan.
Kata kunci: petani pemilik, penguasaan lahan, petani penyakap, petani penyewa dan produktivita
Analisis Optimasi Cabang Usahatani Padi dan Kedelai Di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan menganalisis optimasi usahatani padi dan kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Desa Nambuhan dan Genuksuran, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Metode penelitian menggunakan metode survei dan penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive. Penetapan jumlah responden dilakukan dengan kuota, karena tidak terdapat sampling frame. Pemilihan responden dilakukan berdasarkan kriteria yaitu petani yang melakukan pergiliran tanam padi dan kedelai. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara snowball. Ditetapkan 30 responden untuk masing-masing desa, sehingga total responden yang digunakan sebanyak 60 responden. Analisis data menggunakan perhitungan biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan linear programming. Hasil penelitian menunjukkan dengan luas lahan 0,59 hektar biaya produksi usahatani padi sebesar Rp 2.453.135/mt dan usahatani kedelai sebesar Rp 1.872.930/mt. Pendapatan usahatani padi sebesar Rp 12.243.532/mt dan usahatani kedelai sebesar Rp 5.932.070/mt. Profitabilitas usahatani padi sebesar 5,00% dan usahatani kedelai sebesar 3,20%. Perencanaan optimasi usahatani yang diperoleh sebesar Rp 55. 405.200 pada dua kali musim tanam. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hasil usahatani lebih rendah dari hasil perencanaan.
Kata Kunci : luas lahan, biaya produksi, pendapatan, profitabilitas dan optimas
EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN
Abstrak
Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi
padi dan menganalisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi
di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai November 2016 di Kecamatan Wirosari. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode survai. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi penelitian adalah
secara purposive dan metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode simple
random sampling dengan jumlah responden 60 petani padi. Analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda dengan fungsi Cobb-Douglas dan perhitungan efisiensi
ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh terhadap
produksi padi adalah luas lahan, benih dan pupuk NPK. Penggunaan faktor produksi luas
lahan, pupuk kandang, pupuk NPK, tenaga kerja dan pestisida secara ekonomi belum
efisien. Penggunaan faktor produksi benih, pupuk urea dan tenaga kerja secara ekonomi
tidak efisien.
Kata Kunci : efisiensi, faktor produksi, produksi, pad
ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PASAR MURAH BULOG DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS DI DKI JAKARTA
Abstract
The purpose of this research was to analyze : (1) the effectivity of Pasar Murah in terms of its rice quantity management; (2) the effectivity of Pasar Murah in terms of its rice quality management; (3) the effectivity of Pasar Murah in terms of its selling location; (4) the effectivity of Pasar Murah in terms of its implementation time; (5) the effectivity of Pasar Murah in terms of rice price management. The survey method was used to conduct this research and was distributed to 96 respondents from 6 villages in the Administration City of South Jakarta. This research used One sample t-test to analyze rice quantity management, chi-square test to analyze rice quality management, selling location, and also rice price management. Pasar Murah's implementation time was analyzed descriptively. The results showed that fourth-five Pasar Murah's management (80%) succeeded to meet the Perum Bulog expectation. Rice quantity management (20%) did not succeed in meeting Perum Bulog expectation. Based on this result, it can be concluded that in general, Pasar Murah Bulog has been implemented effectivel
Analisis Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat Di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati (Analysis of Sugar Cane is Farmer’s Farm Income in Trangkil District Pati Regency)
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pendapatan bersih usahatani tebu rakyat di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, menganalisis pendapatan tenaga kerja usahatani tebu rakyat di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati dan menganalisis pendapatan mencapai Upah Minimum Kabupaten (UMK) atau tidak. Lokasi penelitian ditentukan karena Kecamatan Trangkil memiliki produksi tebu rakyat terbanyak di Kabupaten Pati. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survai. Penentuan lokasi penelitian secara purposive. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Pemilihan sampel ditentukan dengan metode random sampling adalah 40 responden petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi rata-rata tebu petani di Kecamatan Trangkil sebesar 136,3275 kg/musim tanam, dengan jumlah produksi tebu adalah 8179,65 kg/musim tanam, sehingga didapatkan penerimaan sebanyak Rp 69.527.025. Pendapatan bersih petani tebu di Kecamatan Trangkil dalam satu kali musim panen adalah Rp 46.801.988 atau dalam pendapatan bersih perbulan adalah Rp 4.680.198. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Pati tahun 2018 adalah sebesar Rp 1.585.000/bulan sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh petani tebu di Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati sebesar Rp 46.801.988/musim tanam. Rata-rata pendapatan petani tebu dalam satu bulan yaitu Rp 4.680.198.
Kata Kunci: Pendapatan, Produksi, Tebu Rakyat, Upah Minimum Kabupaten (UMK), Usahatan
ANALISIS NILAI TAMBAH KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU TEMPE DI DESA ANGKATAN LOR, KECAMATAN TAMBAKROMO, KABUPATEN PATI
Abstrak
Agroindustri merupakan kegiatan pengolahan hasil pertanian yang masih berupa produk primer menjadi produk sekunder atau tersier yang penting untuk dikembangkan. Pengembangan agroindustri diharapkan mampu menyerap hasil pertanian dari petani. Hasilpertanian yang masih berupa produk primer akan diolahmenjadi produk sekunderatau tersier sehingga akanmenghasilkan nilai tambah. Nilai tambah suatu produksangat penting untuk meningkatkan harga jual produktersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1)menghitung dan menganalisis nilai tambah tempe dari proses pengolahan sampai ke tangan konsumen,(2)menganalisis pengaruh jumlah kedelai, harga tempe dansumbangan input lain terhadap nilai tambah tempe.Penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengambilansampel dilakukan dengan mengambil semua responden yang berjumlah 34 pengrajin tempe melalui wawancara dengan bantuan kuisioner. Nilai tambah dianalisis menggunakan metode Hayami. Uji perbedaan rasio nilai tambah tempe menggunakan one sample t test. Pengaruh jumlah kedelai, harga tempe dan sumbangan input terhadap nilai tambah diuji dengan analisisregresi linear berganda. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kedelai menjadi tempe secara nyata tergolong sedang yaitu sebesar 34,65%. Harga tempe dan sumbangan input lain berpengaruh secara nyata terhadap besarnya nilai tambah tempe, sedangkan jumlah kedelai tidak berpengaruh secara nyata. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan menunjukkan bahwa usaha tempe tersebut dapat dikembangkan. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah tempe disarankan pengrajin tempe menurunkan biaya sumbangan input lain terutama pada biaya bahan bakar dan menaikkan harga jual tempe.
Kata Kunci: Kedelai, nilai tambah, temp
The Stability of Supply and Rice Price in Sukoharjo Regency
The economic conditions of rice, whether aspect of supply, demand, or rice price is continue to fluctuate due to changes of the phenomena. Therefore, this commodity needs to be examined in regarding its supply, demand and price aspects. This study aims to analyze the supply and price stability of rice. The study used a secondary data method. The study was conducted in Tawangsari and Mojolaban Districts of Sukoharjo Regency. Data were analyzed by Co variance analysis. The study results showed that supply and rice consumption were surplus and stable. The stability of prices and supply for paddy and rice is occurred in Tawangsari and Mojolaban Districts and Sukoharjo regency as well
The optimation of cow-calf beef cattle and paddy farming integration on farmer household
Abstract
Farmer households generally operate food crops and livestock subsectors that have not fully implemented well, so an optimal farming has not been achieved. This study aimed to analyze optimation of cow-calf beef cattle and paddy farming integration and simulation changing in input prices and the usage of resources to the optimal model. Survey method was used in the research in Grobogan Regency by determining Wirosari District and Purwodadi District. Quota sampling method is used to determine the number of respondents without counting the population as a sampling frame. The number of respondents in each district was 40 farmers so the total respondent was 80 farmers. Data were analyzed using linear programing. Results showed that optimum conditions of integration were achieved in 0.45 ha land, 2.75 AU of cow-calf beef cattle with maximum income of IDR 52,112,440/year. The simulation results regarding in changing in input usege indicated that the addition of 0.25% land area gives a change in scale of cow-calf beef cattle by 0.018% and income of 14.78%. In conclusion, integration optimation was achieved on 0.4 5ha land, 2.75 UT cow-calf beef cattle and optimal solution simulations indicated that farmers have the ability to develop their farming.
Keywords: beef cattle; integration; income; optimation; padd
- …