12 research outputs found

    Sosialiasi Sustainable Palm Oil Pada Petani Sawit Mandiri

    Full text link
    Berdasarkan data, hingga tahun 2017, pelaku perkebunan sawit secara mandiri meningkat secara signifikan. Namun signifikansi ini belum disertai dengan pemahaman serta teknologi perkebunan secara berkelanjutan (Sustainable Palm Oil). Oleh karena itu, diperlukan pendampingan, penyuluhan dan sosialisasi tetang standar kelapa sawit berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan Perundingan minyak sawit berkelanjutan (RSPO). Oleh karena itu, pengabdian ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan Sustainable Palm Oil kepada petani sawit mandiri di Kabupaten Melawi. Sosialisasi ini dilakukan mengunakan metode focus group discussions (FGD). Materi FGD disusun mengacu pada standar ISPO dan RSPO serta untuk menggali keterlibatan masyarakat dalam mengatasi deforestasi. Temuan pada proses pengabdian ini ialah, 3 kelompok petani sawit mandiri di Desa Semadin Lekong, Desa Kebebu dan Dusun Sebaju, belum melaksanakan perkebunan sawit secara berkelanjutan, oleh karena itu sangat diperlukan pendampingan dari pemerintah maupun LSM terkait. Sosialisasi ini menjadi referensi dan informasi bagi pemerintah dan lembagai terkait untuk mengambil kebijakan dalam upaya sawit berkelanjutan

    Strategi Guru Pendidikan Agama Katolik Mengajar dari Rumah Selama Pandemi COVID-19

    Full text link
    Strategi Guru PAKat mengajar dari rumah selama pandemi covid-19 mendapat perhatian serius dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Artikel ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh para guru PAKat, menemukan faktor pendukung dan penghambat selama mengajar dari rumah. Metode yang digunakan kualitatif dengan sumber data para orang guru PAKat tingkat SMA/SMK di wilayah Kota Pontianak. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara langsung dan lewat google form. Hasil diolah dengan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian menemukan strategi yang digunakan oleh para PAKat selama mengajar dari rumah masa pandemi Covid-19 berupa Project Based Learning, Daring Method, luring method, home visit method, Blended Learning, youtube learning, strategi tanya jawab, dan strategi evaluasi hasil belajar. Faktor pendukung; guru memiliki banyak waktu dalam menyiapkan materi pembelajaran, batuan pulsa/kuota dari sekolah, dan tersedianya wifi. Faktor penghambat; koneksi internet yang kurang lancar, SDM pemanfaatan teknologi masih kurang, sulit mengukur pemahaman dan kemampuan peserta didik, kurangnya interaksi dalam pembelajaran, biaya belajar mahal, dan tingkat keaktifan dalam belajar kurang

    Caring National Identity Through Teacher Contributions in the Border: Pancasila Actionistic Basic Implementation

    Full text link
    This study looks at the phenomenon of Nationalism Education in various tribes in the Entikong region of Indonesia which borders Malaysia. The purpose of this study looks at the contribution of teachers in the scope of nationalization directly and factually, this nationalization is closely related to the implementation of the Pancasila axillary values as forming national identity. This research is focused on students and the practice of teachers who live in border areas. Retrieval of field data using descriptive qualitative methods using research designs and semi-ethnographic research procedures. The results of the field research indicate that the teacher carries out nationalization practices and campaigns through learning integration in the classroom and outside the classroom. There are 6 contributions seen in this study: teachers as instructors, teachers as managers, teachers as mentors, teachers as evaluators, teachers as members of professional organizations, and teachers as public relations specialists. This implication is expected to be able to strengthen the basis of national identity, especially in instilling Panacasila axiological values aimed at students at the Entikong borde

    Sosialisasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Ketahanan Pangan Keluarga pada Masa Pandemi Covid-19

    Full text link
    Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program ketahanan pangan pada tingkat keluarga di pedesaan. Melalui sosialisasi diharapkan masyarakat dapat terlibat aktif dengan mengoptimalkan pekarangan rumah sebagai lahan tanam guna menanggulangi krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Kegiatan ini menggunakan model sosialisasi sebagai metode dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini dilakukan dengan bermitra bersama pemerintah desa melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk mendampingi 25 keluarga Kelompok Wanita Tani (KWT). Kegiatan ini dilakukan selama 3 Bulan yakni pada bulan Mei hingga July 2021. Kegiatan ini dilakukan dalam 3 tahap, yakni sosialisasi, pemberian bibit, serta pendampingan penanaman dan perawatan tanaman. Melalui PkM ini, sosialisasi terhadap KWT dinilai efektif, KWT dinilai menjadi aktor yang tepat dalam mewujudkan ketahanan pangan keluarga melalui optimalisasi pekarangan rumah

    Village-owned Enterprises (Bumdes) as A Collaborative Model Environmental Management

    Full text link
    Some peatland management cases, particularly in Kalimantan, cause serious environmental problems, especially in flammable land. Local people around the area are the first to receive the impacts. Therefore, peatland management needs to be prudent and requires sustainable environmental management. This study aims to find a model for peatland management carried out by the government and local communities through BUMDes program. According to the interview results and field observations, peatland management with a collaborative model between the government (state) and the local community in Rasau Jaya Village is found in the form of Maju Jaya Village-owned Enterprises (BUMDes). This research includes planning, utilization, management, and supervision of the peatland area. The government provides funds and legality, while the local communities carry out peatland utilization, management, and maintenance through mutual cooperation culture. In this study, peatland functions as a tourist attraction managed by the local community (ecotourism). Real implementation government collaboration with the local community has opened up new livelihoods for communities without undermining peatlands' ecological ecosystem

    Village-owned Enterprises (Bumdes) as A Collaborative Model Environmental Management

    Full text link
    Some peatland management cases, particularly in Kalimantan, cause serious environmental problems, especially in flammable land. Local people around the area are the first to receive the impacts. Therefore, peatland management needs to be prudent and requires sustainable environmental management. This study aims to find a model for peatland management carried out by the government and local communities through BUMDes program. According to the interview results and field observations, peatland management with a collaborative model between the government (state) and the local community in Rasau Jaya Village is found in the form of Maju Jaya Village-owned Enterprises (BUMDes). This research includes planning, utilization, management, and supervision of the peatland area. The government provides funds and legality, while the local communities carry out peatland utilization, management, and maintenance through mutual cooperation culture. In this study, peatland functions as a tourist attraction managed by the local community (ecotourism). Real implementation government collaboration with the local community has opened up new livelihoods for communities without undermining peatlands' ecological ecosystem
    corecore