11 research outputs found

    Persepsi Guru IPS Kota Singkawang terhadap Literasi Digital dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana persepsi guru IPS di Kota Singkawang dalam mengenal dan memahami literasi digital sebagai pendukung kegiatan pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Fokus dari penelitian ini adalah persepsi guru-guru MGMP IPS Kota Singkawang terhadap literasi digital dalam mendukung kegiatan pembelajaran kaitannya dengan disrupsi revolusi industri 4.0. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terpimpin. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan deskriptif kualitatif didukung data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum guru-guru MGMP IPS di Kota Singkawang mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan literasi digital dan revolusi 4.0. Guru-guru MGMP IPS di Kota Singkawang juga sudah memulai menggunakan literasi digital dalam mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah, namun belum sampai pada tahap pada pembelajaran elektronik (elearning) dan evaluasi elektronik (equiz) baik menggunakan PC/laptop maupun menggunakan Smartphone. Kesiapan Guru-guru MGMP IPS di kota Singkawang dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dari segi keterpenuhan infrastruktur digital secara umum sudah cukup baik, sedangkan kesiapan yang dirasa kurang adalah kesiapan dari sisi Sumber Daya Manusi

    Analisis Konten Sumber Ajar IPS pada SMP di Kota Pontianak

    Full text link
    Kurikulum pendidikan dasar dan menengah mengalami Perubahan dalam tiga tahun terakhir yaitu Perubahan versi kurikulum 2013 versi pertama. Kemudian berubah dengan versi tahun 2014, dan terakhir Perubahan versi 2016. Hal inimeresahkan para guru dan orang tua siswa dalam meilih buku sumber ajar yang sesuai. Penelitian ini mengungkap ketersediaan materi, kecukupan, dan kesesuaian materi sumber ajar dengan kompetensi dasar (KD) kurikulum 2013 revisi 2016 pada mata pelajaran IPS di SMP Kota Pontianak. Metode penelitian menggunakan analysis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan materi dinilai memadai dengan kategori baik. Kecukupan materi berdasar KD kurikulum 2013 dinilai tidak memadai. Kesesuaian materi dengan tuntutan KD untuk kurikulum 2013 dinilai tidak sesuai

    Implementation of Character Education in the Student Council

    Full text link
    This study aims to find out about "the implementation of character education in OSIS 1 Pontinak State High School". The method used is descriptive method with qualitative research. The data source of this research is the Student Council Supervisor, student council members and ordinary students who are not student council members. Data collection techniques used were observation techniques, interview techniques and documentation, while the data collection tools used were observation guides, interviews and documentation tools. There are 11 informants in this research. The results showed that the implementation of character education at OSIS Pontianak 1 High School was through student coaching activities that instill character values towards student council members who were realized by the student council through programmed activities. Character values that emerge are religious character values, responsibility, independence, tolerance, social care and environmental care. Evaluation of character education in OSIS Pontianak 1 High School is done by the OSIS Trustees by observing directly the behavior of students in a continuous manner in every planning and implementation activity and behavior of daily students in the school environment

    Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID 19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI YOGYAKARTA

    Full text link
    Wabah Corona membuat segala hal mengalami Perubahan rutinitas, termasuk dalam hal pendidikan. Dulu pembelajaran di perguruan tinggi dilaksanakan secara tatap muka, akan tetapi sekarang pembelajaran harus dilaksanakan secara online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pembelajaran secara daring dimasa pandemi covid 19 bagi mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan model Kuantitatif dengan metode survei. Responden dari penelitian ini berjumlah 1.000 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 79% mahasiswa menginginkan pembelajaran secara tatap muka, sedangkan hanya 1% saja mahasiswa yang menginginkan pembelajaran daring, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring secara terus menerus selama masa pandemi ini sangat tidak efekti

    Sosialiasi Sustainable Palm Oil Pada Petani Sawit Mandiri

    Full text link
    Berdasarkan data, hingga tahun 2017, pelaku perkebunan sawit secara mandiri meningkat secara signifikan. Namun signifikansi ini belum disertai dengan pemahaman serta teknologi perkebunan secara berkelanjutan (Sustainable Palm Oil). Oleh karena itu, diperlukan pendampingan, penyuluhan dan sosialisasi tetang standar kelapa sawit berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan Perundingan minyak sawit berkelanjutan (RSPO). Oleh karena itu, pengabdian ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan Sustainable Palm Oil kepada petani sawit mandiri di Kabupaten Melawi. Sosialisasi ini dilakukan mengunakan metode focus group discussions (FGD). Materi FGD disusun mengacu pada standar ISPO dan RSPO serta untuk menggali keterlibatan masyarakat dalam mengatasi deforestasi. Temuan pada proses pengabdian ini ialah, 3 kelompok petani sawit mandiri di Desa Semadin Lekong, Desa Kebebu dan Dusun Sebaju, belum melaksanakan perkebunan sawit secara berkelanjutan, oleh karena itu sangat diperlukan pendampingan dari pemerintah maupun LSM terkait. Sosialisasi ini menjadi referensi dan informasi bagi pemerintah dan lembagai terkait untuk mengambil kebijakan dalam upaya sawit berkelanjutan

    Caring National Identity Through Teacher Contributions in the Border: Pancasila Actionistic Basic Implementation

    Full text link
    This study looks at the phenomenon of Nationalism Education in various tribes in the Entikong region of Indonesia which borders Malaysia. The purpose of this study looks at the contribution of teachers in the scope of nationalization directly and factually, this nationalization is closely related to the implementation of the Pancasila axillary values as forming national identity. This research is focused on students and the practice of teachers who live in border areas. Retrieval of field data using descriptive qualitative methods using research designs and semi-ethnographic research procedures. The results of the field research indicate that the teacher carries out nationalization practices and campaigns through learning integration in the classroom and outside the classroom. There are 6 contributions seen in this study: teachers as instructors, teachers as managers, teachers as mentors, teachers as evaluators, teachers as members of professional organizations, and teachers as public relations specialists. This implication is expected to be able to strengthen the basis of national identity, especially in instilling Panacasila axiological values aimed at students at the Entikong borde

    Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Sekolah Menengah Atas Perbatasan Entikong Kalimantan Barat

    Full text link
    Pelaku pendidikan di wilayah perbatasan Entikong Kalimantan Barat memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mempertahankan nilai karakter bangsa. Entikong marupakan salah satu wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia menyimpan potensi degradasi nilai karakter bangsa yang cukup besar. Menyikapi hal tersebut, maka lembaga pendidikan (sekolah) di perbatasan Entikong menerapkan program penguatan pendidikan karakter sebagai instrumen preventif dalam membina dan menumbuh kembangkan nilai utama karakter bangsa (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah di SMA Perbatasan Entikong Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah di SMA Perbatasan Entikong Kalbar dilakukan melalui 3 (tiga) program yakni pengembangan diri, mengintegrasikan dalam mata pelajaran, serta melalui budaya sekolah. (1) Program pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan dan kegiatan pengondisian di sekolah. (2) Program mengintegrasikan nilai karakter dilakukan oleh guru melalui integrasi/menyisipkan nilai karakter kedalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. (3) Program budaya sekolah dilakukan dengan cara menetapkan visi dan motto sekolah yang mengandung nilai karakter, memajang banyak bendera merah putih di sepanjang teras sekolah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme, memajang banyak kalimat motivasi dan bernilai karakter di sepanjang lingkungan sekolah, menerapkan 5 S yakni (senyum, salam, sapa, sopan, santun), menampilkan sikap saling peduli dan kasih sayang kepada seluruh warga sekolah, menetapkan tata tertib sekolah, menciptakan 4 program unggulan sekolah, melaksanakan kegiatan ekstakurikuler yang dapat membentuk karakter peserta didik, menunjukkan contoh teladan yang baik, menindak tegas dengan sanksi jika ada peserta didik yang melanggar disiplin atau tata tertib, serta mengarahkan dan mengirim peserta didik untuk aktif mengikuti ajang perlombaan agar terbentuk karakter berani berkompetisi

    The Socialization Of Natural Dyes And Shibori Textile Coloring Methods For Empowering Kampung Batik Kamboja Community

    Full text link
    Semakin meningkatnya kesadaran lingkungan menyebabkan mulai beralihnya gaya hidup masyarakat untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan. Penggunaan pewarna alami yang ramah lingkungan dalam proses produksi tekstil dapat menjadi alternatif untuk menghindari penggunaan pewarna sintetis yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan pewarna alami dengan memanfaatkan tumbuhan khas serta teknik pewarnaan shibori sangat bermanfaat untuk menghasilkan produk yang memiliki ciri khas, bernilai ekonomi, dan ramah lingkungan. Kelompok masyarakat Kampung Batik Kamboja terdiri dari masyarakat dan juga pengrajin batik yang ada di Kota Pontianak sehingga merupakan akseptor potensial karena merupakan pelaku langsung industri tekstil. Tahapan kegiatan dimulai dengan meninjau kondisi eksisting kelompok masyarakat tersebut, melakukan sosialisasi, memberikan pelatihan pembuatan pewarna alami dan teknik pewarnaan shibori, dan diakhiri dengan melakukan evaluasi pengetahuan peserta. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan, terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang bagi kelompok masyarakat tersebut, yaitu pemahaman mengenai bahaya penggunaan pewarna sintetis bagi kesehatan maupun lingkungan, pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan sebagai pewarna alami, dan teknik pewarnaan shibori. Kegiatan tersebut menjadi pendorong kelompok masyarakat Kampung Batik Kamboja untuk berinovasi dalam pembuatan karya seni tekstil batik dan mengembangkan jenis-jenis tumbuhan Kalimantan Barat yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pewarna alami

    Village-owned Enterprises (Bumdes) as A Collaborative Model Environmental Management

    Full text link
    Some peatland management cases, particularly in Kalimantan, cause serious environmental problems, especially in flammable land. Local people around the area are the first to receive the impacts. Therefore, peatland management needs to be prudent and requires sustainable environmental management. This study aims to find a model for peatland management carried out by the government and local communities through BUMDes program. According to the interview results and field observations, peatland management with a collaborative model between the government (state) and the local community in Rasau Jaya Village is found in the form of Maju Jaya Village-owned Enterprises (BUMDes). This research includes planning, utilization, management, and supervision of the peatland area. The government provides funds and legality, while the local communities carry out peatland utilization, management, and maintenance through mutual cooperation culture. In this study, peatland functions as a tourist attraction managed by the local community (ecotourism). Real implementation government collaboration with the local community has opened up new livelihoods for communities without undermining peatlands' ecological ecosystem
    corecore