23 research outputs found

    Analisis Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau di Desa Nawang Baru Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau: Kajian Folklor

    Get PDF
    Penulis tertarik mengajikan Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau karena Upacara Ladung Bio\u27 adalah upcara Adat Dayak Kenyah yang sangat penting. Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau adalah tuturan yang wajib dilakukan oleh Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau pada saat upacara Ladung Bio\u27. Jenis penelitian ini mengunakan deskriptif dan kualitatif, yang dimana peneliti berusaha mengambarkan dan menjelaskan tentang Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau. Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau mengunakan sumber data penelitian adalah Narasumber atas nama Lutang Imang. Teknik pengumpulan data mengunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data mengunakan Reduksi data, Teknik transkripsi, Penyajian data dan Penarik simpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Analisis Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 Suku Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau di Desa Nawang Baru Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau:Kajian Folklor. Adalah Tuturan Tradisi yang ada sejak zaman dulu. Yakni pada saat peperangan antar suku. Tuturan Tradisi Upacara Ladung Bio\u27 ini hanya dimiliki oleh Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau, yang dipandang sebagai sakral, karena didalam upacara Ladung Bio\u27 ini berbagi petua-petua fungsi melindungi masyarakat Dayak Kenyah Lepo\u27 Tau dari ancaman sakit penyakit dan dari serangan musuh (ngayau)

    Fenomena ‘Black Swan' dalam Kisah Ada Apa dengan Cinta?

    Full text link
    This paper analyzed the ‘black swan' phenomenon in the story “Ada Apa dengan Cinta?” ‘Black swan' phenomenon is an event with a content structure that has three characteristics: (1) it is different from the others and unpredictable, (2) it has major effect, and (3) after the event happened, it finally becomes explainable and predictable. The analysis of the phenomenon in the story was conducted using structuralism approach that covers the theory of plot and character. Both theories are used since plot makes the story flows and characters play the plot. As the result of the analysis, it was found that the never-predicted events, which caused major effect to the character Cinta, were in fact explainable and predictable

    Karakteristik Dimensional Tokoh Utama Monolog Racun Tembakau Jim Adhi Limas dan S. Jai: Kajian Sastra Bandingan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) Karakteristik dimensional tokoh utama dalam naskah drama monolog Racun Tembakau terjemahan Jim Adhi Limas 2) Karakteristik dimensional tokoh utama dalam naskah drama monolog Racun Tembakau saduran S. Jai 3) perbandingan karakteristik dimensional tokoh utama dalam naskah drama monolog Racun Tembakau terjemahan dan saduran. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan objektif menggunakan metode sastra bandingan, dengan memperoleh data berupa klasifikasi dialog karakteristik dimensional masing-masing tokoh. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat, data dianalisis menggunakan teknik analisis struktural objektif dan bandingan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut 1) Karakteristik dimensional tokoh Ivan Ivanovich Nyukhin adalah fisiologis usia 35-65 tahun, laki-laki, cambang panjang, kumis klimis, sosiologis Achieved Status (atas kekayaan istri), dan pengajar, tidak bergelar akademik, suami dan ayah 6 anak perempuan, ceramah ilmiah, bangsa Rusia, psikologis melankoli, percaya diri, memendam perasaan, dan gugup, logis dan analitik. 2) Karakteristik dimensional: fisiologis usia 70 tahun, laki-laki, cambang panjang, kumis tipis, sosiologis Achieved Status (atas kekayaan istri), penulis karangan ilmiah, lulusan universitas, suami dan ayah 7 anak perempuan, ceramah ilmiah, pelatih teater, rapat dewan rakyat, komunitas ilmiah, dan LSM, berkebangsaan Indonesia, psikologis melankoli, sopan, sengsara, dan frustrasi, wawasan luas dan kemampuan menganalisa. 3) Persamaan karakteristik dimensional kedua tokoh yaitu dimensi fisiologis: jenis kelamin, dimensi sosiologis: status sosial, dimensi psikologis: temperamen. Perbedaan karakteristik dimensional kedua tokoh yakni dimensi fisiologis: usia dan keadaan tubuh, dimensi sosiologis: pekerjaan, pendidikan, kehidupan pribadi, aktivitas sosial, dan kebangsaan, dimensi psikologis: sikap dan perilaku serta IQ dan kecerdasan. The purposes of this research were to describe 1) Dimensional characteristics of the main characters in the monologue drama script “Racun Tembakau” translation Jim Adhi Limas 2) Dimensional characteristics of the main characters in the monologue drama script “Racun Tembakau” adaptation of S. Jai 3) comparison of the dimensional characteristics of the main characters in the monologue drama script “Racun Tembakau” translation and adaptation. This type of research uses an objective approach using the comparative literary method, by obtaining data in the form of a dialogue of the dimensional characteristics of each character. The data collection technique used is the technique of reading and recording, the data were analyzed using objective and comparative structural analysis techniques. The results of the study are as follows: 1) The dimensional characteristics of Ivan Ivanovich Nyukhin are physiologists aged 35-65 years old, male, long sideburns, mustache, hairline, sociological Achieved Status (on wife's wealth), and instructors, without academic title, husband and father 6 daughters, scientific lectures, Russian nationals, psychological melancholy, self-confidence, deep-seated feelings, and nervous, logical and analytic. 2) Dimensional characteristics: physiological age 70 years, male, long sideburns, thin mustache, sociological Achieved Status (on the wealth of the wife), scientific essay writers, university graduates, husband and father of 7 daughters, scientific lectures, theater trainers, meetings council of the people, scientific community, and NGOs, Indonesian nationals, psychological melancholy, polite, miserable, and frustrated, broad insight and analytical skills. 3) The equality of the two character's dimensional characteristics, namely the physiological dimension: gender, sociological dimension: social status, psychological dimension: temperament. Differences in the dimensions of the two characters are physiological dimensions: age and body state, sociological dimensions: work, education, personal life, social activities, and nationality, psychological dimensions: attitude and behavior as well as IQ and intelligence

    Identitas Gender Tokoh Utama Dalam Novel Cermin Tak Pernah Berteriak Karya Ida R. Yulia

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identitas gender yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Cermin Tak Pernah Berteriak karya Ida R. Yulia, yang mengalami kebimbangan dalam menentukan identitas gender yang akan dia pilih. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan fakta cerita yang terdapat dalam novel ini seperti mengetahu alur, tokoh dan latar yang terdapat dalam novel yang diteliti. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kajian gender dan jenis Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan data secara deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan data secara deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua pendekatan yang pertama pendekatan objektif yang menggap teks merupakan suber data utama dalam penelitian yang akan digunakan untuk melihat struktur fakta cerita yang membangun novel, meliputi alur, tokoh penokohan, dan latar. Yang kedua adalah pendekatan gender yang diguankan untuk mengetahui Perubahan identitas gender yang terjadi pada tokoh utama. Hasil penelitian ini dapat diketahui identitas gender dari tokoh Baskoro yang berubah-ubah, Baskoro laki-laki yang memiliki hobi melakukan crossdressing (suka berdandan seperti perempuan). Pengaruh teman Baskoro, yaitu Jonathan, sangat besar terhadap kegemaran Baskoro dalam melakukan crossdresing. Pengaruh dari Ega yang merupakan anak dari Baskoro yang menginginkan ayahnya berhenti melakukan crossdressing. Hal tersebut yang membuat Baskoro bingung untuk mentukan mana identitas gender yang harus dia pilih. Akhirnya Baskoro memilih untuk membuang sisi femininnya dan lebih fokus ke sisi maskulinya, seperti laki-laki pada umumnya yang cenderung memiliki sifat maskulin

    Religiusitas Dalam Cerita Rakyat Puan Sipanaik

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Fakta cerita dan Nilai Religiusitas tokoh utama dalam Cerita rakyat Puan Sipanaik karya Saafruddin Istur. Cerita Rakyat Puan Sipanaik dipilih karena cerita ini memiliki tokoh utama dengan sifat yang kompleks sehingga penulis tertarik untuk menelitinya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan Teori structural Robert Stanton dan Religiusitas Y.B Mangunwidjaja Sumber data dalam penelitian ini adalah Cerita rakyat Puan Sipanaik karya Safruddin Istur dalam bukunya BANGBAL. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) atau disebut dengan analisis isi (content analisys), yaitu langsung mengadakan pengamatan dan mecari identitas serta gambaran tokoh dan penokohan. Teknik analisis data menggunakan analisis mengalir, yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan: (1) pada tokoh utama (Bapak Tua) ditemukan memiliki sifat, yakni berjiwa besar, bijaksana, dermawan, suka menolong, berjiwa ikhlas, pekerja keras; (2) Nilai religius yang ada pada cerita rakyat Puan Sipanaik adalah Hubungan religius dengan Tuhan yang mana Tokoh utama menonjolkan sifat religiusitasnya dengan tokoh pendukung yang ada dalam cerita. Nilai religius dengan sesama manusia adalah dengan adanya tolong-menolong antar sesama manusia pada cerita rakyat Puan Sipanaik. Nilai religius dengan alam adalah dengan memanfaatkan hasil alam yang telah diberika Tuhan yang Maha Esa

    Metafora dalam Kumpulan Cerpen Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu Karya W.s. Rendra

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi metafora yang terdapat dalam kumpulan cerpen Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu karya W.S. Rendra. Kumpulan Cerpen tersebut memuat banyak penggunaan gaya bahasa terutama metafora. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah kata, frasa, klausa, dan kalimat yang teridentifikasi sebagai bentuk metafora. Sumber data penelitian ini adalah buku kumpulan cerpen Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu karya W.S. Rendra. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data menggunakan metode agih dan langkah menganalisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil dari penelitian dalam kumpulan cerpen Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu karya W.S. Rendra ditemukan bentuk metafora antropomorfik, kehewanan, pengabstrakan, dan sinestetis, serta makna yang dikandung dalam setiap bentuk metafora, yakni makna leksikal dan gramatikal. Hasil analisis menunjukkan Rendra lebih banyak memilih bentuk metafora antropomorfik, yaitu menghidupkan sesuatu yang tidak bernyawa dengan cara membandingkan tubuh, sifat, maupun kebiasaan manusia ditransfer ke sesuatu yang tidak bernyawa, sehingga bernilai estetis dan pendeskripsian suasana lebih indah dan kreatif. Fungsi Metafora ditemukan fungsi informasi, fungsi ekspresif, dan fungsi direktif. Fungsi informasi lebih banyak digunakan untuk menyampaikan informasi yang mengandung ide, keyakinan, kekhawatiran dan kemarahan. Selain penggunaan bentuk metafora, ditemukan juga beberapa data yang berhubungan dengan penggunaan gaya bahasa lainnya, seperti simile dan hiperbola
    corecore