18 research outputs found

    Etnografi masyarakat desa Randualas: kajian budaya Santetan-Jagong

    Get PDF
    Buku yang berjudul “Etnografi Masyarakat Desa Randualas: Kajian Budaya Santetan Jagong” tulisan Emiliana Sadilah, dkk merupakan tulisan tentang tradisi sumbang menyumbang yang dilakukan oleh warga Desa Randualas. Tadisi ini telah melekat di dalam kehidupan warga desa sehari-hari. Seiring dengan perkembangan, ternyata tradisi sumbang menyumbang ini telah mengalami pergeseran. Bentuk undangan hajadan yang semula berupa kertas undangan bergeser menjadi bentuk pemberian makanan yang disebut dengan istilah “santetan”. Buku ini menjadi menarik untuk dibaca karena mengungkap berbagai persoalan ekonomi-sosial-budaya masyarakat sehubungan dengan adanya pergeseran tersebu

    Wayang orang Ngesti Pandowo (2001 – 2015): kajian tentang manajemen seni pertunjukan

    Get PDF
    Buku “Wayang Orang Ngesti Pandowo (2001 - 2005) : Kajian Tentang Manajemen Seni Pertunjukan” mengupas tentang perkumpulan wayang orang Ngesti Pandawa. Perkumpulan ini berdiri sejak tahun 1937 di Semarang. Diantara perkumpulan wayang orang yang ada di negeri ini, Wayang Orang Ngesti Pandawa merupakan organisasi yang paling tua dan kiprahnya tidak diragukan lagi. Pasang surut perjalanan perkumpulan ini tentu mengalami hambatan dan kendala. Upaya yang dilakukan tentu tidak lepas dari pengelolaan menejemen yang dilakukan oleh pengurus, termasuk melakukan inovasi-inovasi pementasan sehingga tetap menarik untuk ditonton. Namun demikian, fi gur panutan menjadi hal yang sangat penting dalam mempertahankan keberadaan perkumpulan seni tradisi

    Tradisi makan dan minum di lingkungan Kraton Yogyakarta

    Get PDF
    Daerah lstimewa Yogyakarta sering mendapatkan sebutan sebagai kota budaya yang banyak memiliki adat istiadat dan tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh kelompok pendukungnya. Seperti halnya tradisi makan dan minum di lingkungan kraton Yogyakarta merupakan salah satu warisan nilai budaya adiluhung yang perku dikaji, dibina dan dilestarikan untuk memperkaya khasanah budaya daerah dan selanjutnya disumbangkan dalam pembentukan kebudayaan nasional

    Kearifan tradisional masyarakat pedesaan: pemeliharaan lingkungan hidup DIY

    Get PDF
    Menurut Bintarto (1970:22), lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan fisikal, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial. Dengan kata lain manusia adalah bagian dari lingkungannya itu sendiri; ia tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Bahkan antara manusia dengan lingkungannya terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi

    Peranan kebudayaan daerah dalam perwujudan masyarakat industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul peranan kebudayaan daerah dalam perwujudan masyarakat industri pariwisata di DIY dilakukan di Jalan Prawirotaman, Kelurahan Brontokusurnan, Kecamatan Mergangsan, Kotamadya Yogyakarta. Dipilihnya lokasi ini karena Prawirotaman sudah dikenal masyarakat secara intemasional sebagai kawasan penginapan (guest house). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap industri pariwisata, potensi nilai-nilai budaya daerah yang terdapat dalam Sapta Pesona, dan untuk mengetahui perilaku dan benda-benda budaya dalam industri pariwisata, seperti: hotel, usaha wisata, restoran, jasa transportasi, dan jasa pemandu. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, sedangkan dalam pengumpulan data responden digunakan cara pengamatan, wawancara dengan responden dan informan, clan kepustakaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa, sebagian besar (91,7%) responden mempunyai pandangan positif atau merasa senang terhadap industri pariwisata, karena secara ekonomi memberikan keuntungan. Sementara nilai-nilai budaya daerah seperti nilai keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramahtamahan, dan nilai kenangan dalam industri pariwisata di Prawirotaman dapat dikatakan masih kurang diperhatikan. Hal ini karena terlihat ada sebesar 30,0 % responden mengatakan nilai-nilai Sapta Pesona di kawasan industri pariwisata Prawirotaman masih kurang baik. Sementara mengenai perilaku SOM yang bekerja di sektor industri pariwisata sebesar 81, 7 % responden menilai baik atau positif. Hal ini karena mereka rata-rata sopan, disiplin, clan ramah tamah. Sedangkan benda-benda budaya daerah di daerah penelitian dapat dilkatakan relatif baik, karena bisa memenuhi keinginan wisatawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan kebudayaan daerah di daerah penelitian sangat besar dan sangat sentral bagi pengembangan industri pariwisata. Di samping itu, kebudayaan daerah mampu dan sangat potensial dalam memberikan identitas dan juga mampu memberikan pegangan dasar, mendlorong kreatifitas dan partisipasi masyarakat dalam industri pariwisata, di samping kebudayaan daerah tetap merupakan daya tarik utama bagi wisatawan

    Remaja-masalah sosial pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku generasi muda

    No full text

    Pengetahuan, sikap, keyakinan, dan perilaku dikalangan generasi ...

    No full text
    Yogyakartaxiii, 161 p.; 21 cm

    Pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku di kalangan generasi muda berkenaan dengan sistem pewarisan tradisional di kota Yogyakarta

    No full text
    xiii, 161 p.; 20 cm

    Wayang Orang Ngesti Pandowo (2001-2015): Kajian Tentang Manajemen Seni Pertunjukan

    No full text
    Wayang orang merupakan salah satu jenis drama tradisional Jawa yang merupakan gabungan antara seni drama yang berkembang di Barat dengan pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa. Wayang orang pada mulanya berkembang di lingkungan kraton namun pada perkembangan selanjutnya dipertunjukkan di luar istana dan pernah mengalami kejayaan pada masanya. Ngesti Pandowo merupakan salah satu perkumpulan (grup wayang orang profesional) yang berdiri sejak tahun 1937 yang berdiri di Jawa Timur namun pernah menjadi ikon di ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang. Meskipun pada perkembangannya kondisinya terseok-seok, tetapi sampai kini tetap dapat eksis. Kondisi pasang surut ini menarik untuk dikaji dan penelitian yang dilakukan difokuskan periode 2001-2015. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap beberapa seniman, pemerhati dan penonton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ngesti Pendowo sangat tergantung dari figure seorang pimpinan. Meskipun merupakan seni pertunjukan komersial, tetapi manajemen yang digunakan adalah masih tradisional yakni kekeluargaan karena masih terbuai oleh kejayaan masa lalu sehingga lupa untuk mengikuti perkembangan jaman

    Etnografi masyarakat Desa Randualas: Kajian budaya Santetan - Jagong

    No full text
    Keberadaan hajatan mantenan, khitanan, dan “tedak siten†di Desa Randualas, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menarik perhatian untuk diteliti karena telah mengalami pergeseran bentuk undangan hajatan dari bentuk kertas undangan ke makanan, yang dikenal dengan istilah “santetan“. Penelitian ini bertujuan menggambarkan bagaimana masyarakat di Desa Randualas melakukan hajatan santetan-jagong, dan bagaimana mereka memberi makna terhadap hajatan tersebut sehingga mempengaruhi keberadaan hajatan tersebut. Melalui studi etnografi, telah dikumpulkan data dan informasi lewat wawancara mendalam terhadap informan kunci di Desa Randualas, yang dilengkapi dengan observasi langsung pada hajatan tersebut, dan dicek kembali kebenaran informasinya melalui “focus group discussion†maka penelitian ini telah menemukan bahwa masyarakat tetap akan mempertahankan hajatan santetan-jagong. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam hajatan tersebut yang merupakan warisan nenek moyang mereka. Mereka juga memaknai hajatan ini sebagai wujud dad nilai saling balas-membalas kebaikan, sating menghargai, dan saling tolong menolong meringankan beban dari hajatan tersebut. Meski demikian, tidak semua kalangan masyarakat yang mampu membiayai hajatan tersebut, teriebih masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi. Dalam kondisi tekanan ekonomi tersebut, masyarakat dihadapkan pada tawaran pemilik modal untuk memberi pinjaman uang membantu membiayai hajatan dan mengambil keuntungan dan hajatan tersebut. Masyarakat yang meminjam uang dari pemilik modal, tetap merasa terbantu meskipun harus menanggung beban mengembalikan modal dengan bunga yang relatif besar. Nilai, kondisi tekanan ekonomi dan keberadaan pemilik modal telah berperan melanggengkan hajatan tersebut. Penelitian ini menyarankan kepada peneliti yang tertarik terhadap topik ini untuk tidak hanya menggunakan pendekatan budaya dan sosiologi, tetapi juga ekonomi-politik agar lebih memaknai hajatan santetan-jagong secara lebih utuh. Pemerintah dan tokoh masyarakat serta tokoh adat harus mengevaluasi dampak dari keberadaan hajatan tersebut, dan membantu masyarakat mengatasi beban mereka tetapi tidak mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam hajatan tersebut
    corecore