34 research outputs found

    ANALISIS STRUKTUR BAJA GEDUNG PERKULIAHAN 7 LANTAI DENGAN KETENTUAN DESAIN KEKUATAN IZIN (DKI)

    Get PDF
    Konstruksi baja memiliki keunggulan dari konstruksi lain, misalnya rasio antara kekuatan dengan beratnya yang tinggi sehingga memungkinkan didapat struktur yang lebih ringan. Keunggulan  ini cocok dengan karakteristik tanah di Kota Pontianak yang daya dukung tanahnya relatif kecil sehingga memungkinkan didapat dimensi fondasi yang lebih kecil. Dalam perencanaan struktur baja terdapat ketentuan Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK) dan Desain Kekuatan Izin (DKI). Dalam projek ini, perencanaan struktur baja menggunakan ketentuan Desain Kekuatan Izin (DKI). Analisa struktur menggunakan program struktur. Peraturan yang digunakan adalah SNI 1729-2020 dan SNI 7860:2020 untuk perencanaan struktur baja, SNI 7972:2020 untuk perencanaan sambungan terprakualifikasi, SNI 1727:2020 untuk perencanaan pembebanan, SNI 1726:2019 untuk perencanaan gempa, SNI 2847:2019 untuk perencanaan struktur beton bertulang. Struktur yang ditinjau termasuk kedalam kategori desain seismik D sehingga dipilih Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Sambungan terprakualifikasi yang digunakan adalah Sambungan Penampang Balok Tereduksi (PBR). Fondasi dirancang mengunakan spun pile yang cocok dengan kondisi tanah di Pontianak. Kata Kunci: struktur baja, desain kekuatan izin, perencanaan gemp

    KAJIAN KUAT TEKAN BETON PASCA PEMBAKARAN MENGGUNAKAN COMPRESSION TEST DAN HAMMER TEST

    Get PDF
    Beton merupakan bahan bangunan yang memiliki daya tahan yang baik terhadap api dibandingkan dengan material lain tetapi mempengaruhi kualitas struktur beton. Tinginya suhu dan lamanya waktu pemanasan sangat mempengaruhi penurunan kekuatan  beton. Kondisi ini umum terjadi pada peristiwa kebakaran bangunan beton sehingga perlu diketahui persentase penurunan mutu beton sebagai bahan pertimbangan kelayakan fungsi pasca kebakaran. Dalam penelitian ini dilakukan pembebanan suhu tinggi secara bertahap pada benda uji silinder dan balok beton dengan menggunakan oven sebagai sistem pembakaran dengan tujuan untuk mengetahui perubahan kuat tekan beton dengan mutu 25 MPa, 30 MPa, 35 MPa pada benda uji silinder Ø15 – 30 dan balok beton bertulang 15 x 15 x 60 cm yang dibakar sampai suhu 505ºC, 500ºC dan 750ºC sebanyak 60 buah silinder dan 18 balok. Pengujian kuat tekan silinder dan balok menggunakan CTM dan Hammer Test menunjukan hasil penelitian kuat tekan setiap mutu beton dan durasi pembakaran yang berbeda mengalami penurunan yaitu untuk benda uji beton silinder dengan mutu 25 MPa mengalami penurunan sebesar 21%, mutu 30 MPa mengalami penurunan sebesar 18%, mutu 35 MPa mengalami penurunan sebesar 14%. Untuk benda uji balok beton pada suhu 500ºC dengan mutu 25 MPa mengalami penurunan sebesar 6,5%, mutu 30 MPa mengalami penurunan sebesar 5,5%, mutu 35 MPa mengalami penurunan sebesar 7%. Pada suhu 750ºC dengan mutu 25 MPa mengalami penurunan sebesar 36,5%, mutu 30 MPa mengalami penurunan sebesar 31%, mutu 35 MPa mengalami penurunan sebesar 23,5%. Kata Kunci: Beton, Kebakaran, Suhu, Mutu, Kuat Teka

    PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA HOTEL 17 TINGKAT MAKASSAR

    Get PDF
    Perencanaan gedung hotel 17 tingkat di Makassar direncanakan dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) tanpa dinding geser. Direncanakan juga dengan konsep Strong Column Weak Beam yang mana saat terjadi gempa akan terbentuk sendi plastis pada balok sehingga dibutuhkan desain kolom yang kuat dari balok. Perencanaan menggunakan struktur beton bertulang yang mengacu pada SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012. Perhitungan gaya dalam dan pengecekan syarat gempa pada struktur akan dibantu dengan software analisa struktur. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk pelat lantai diperoleh ketebalan pelat 120 mm. Penulangan pelat lantai 1–17 menggunakan wiremesh M8–150 dan M12–100. Untuk balok diperoleh, balok B1 (250x400) menggunakan tulangan lentur D13 dan tulangan geser Ø10 serta Ø8. Balok B2 (350x500), balok B3 (350x700) dan Tie Beam (350x800) menggunakan tulangan lentur D16 dan tulangan geser Ø10 serta Ø13. Untuk kolom diperoleh, kolom utama 750x750, 700x700, 650x650 dengan tulangan 20D25, 20D20 dan 20D18. Untuk kolom lift 500x500 tulangan 20D16, kolom tangga 550x550 dan 450x450 tulangan 12D20 dan 12D18. Untuk pondasi digunakan pondasi tiang pancang. Penulangan pilecap P1 (2800x2800x800) dan P2 (2200x3000x750) mengunakan tulangan bawah D19 dan tulangan atas D13 jarak 110 mm. Pilecap P3 (2200x2200x600) dan P4 (1000x2000x600) menggunakan tulangan yang sama hanya jaraknya 150 mm. Kata Kunci    :  Perencanaan Hotel, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Strong Column Weak Bea

    PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BOTTOM ASH PLTU KABUPATEN SANGGAU TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BETON REACTIVE POWDER CONCRETE (RPC)

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui pengaruh dari substitusi pasir kuarsa dengan limbah bottom ash dalam pembuatan beton RPC terdahap sifat fisis dan sifat mekanis dari campuran beton RPC. Benda uji dibuat dengan menggunakan cetakan silinder berdimensi 15 cm x 30 cm dan ukuran 10 x 20 cm dengan total 60 buah. Bahan campuran dalam beton RPC adalah agregat halus, bottom ash, semen, silica fume, superplasticizer, dan air. Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis pasir yaitu pasir kuarsa. Bottom Ash yang digunakan berasal dari PLTU Sanggau. Semen yang digunakan adalah semen conch. Benda uji dibuat dengan substitusi  bottom ash sebesar 0%, 15%, 30%, dan 50% dari berat volume pasir. Sifat fisis yang diuji adalah berat volume beton. Sifat mekanis yang diuji adalah kuat tekan beton, kuat tarik belah beton, dan modulus elastisitas beton. Berat volume beton RPC rata - rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 2242,12 kg/m3, 2127,58 kg/m3, 2000,30 kg/m3, dan 1955,76 kg/m3. Kuat tekan beton RPC rata - rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 62,450 MPa, 46,540 MPa, 45,180 MPa, dan 1955,76 MPa. Kuat tarik belah beton RPC rata – rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 13,690 MPa, 10,890 MPa, 10,300 MPa, dan 7,75 MPa. Modulus elastisitas beton RPC rata – rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 33873 MPa, 27417,67 MPa, 24361,67 MPa, dan 22658 MPa. Kata Kunci : Berat Volume, Beton RPC, Bottom Ash, Kuat Tarik Belah, Kuat Tekan, Modulus Elastisita

    PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA GEDUNG LABORATORIUM UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

    Get PDF
    Perencanaan struktur bangunan haruslah teliti sehingga, menghasilkan struktur bangunan yang kuat dan aman digunakan sesuai fungsi bangunan tersebut. Direncanakan gedung laboratorium universitas tanjungpura (UNTAN) Pontianak yang berfungsi sebagai prasarana untuk menunjang proses pembelajar dan sebagai tempat experiment ilmiah. Pada proses perencanaan laboraorium UNTAN ini, menggunakan metode sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Metode SRPMK digunakan pada daerah yang diterpa gempa besar. Kota Pontianak pada SNI 1726:2021 masuk kedalam zona gempa, kategori resiko KDS D, maka perhitungan struktur dengan metode SRPMK tidak dibatasi. Pemodelan struktur dengan menggunakan software dari program komputer untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur dan selanjutnya  dilakukan pengecekan apakah struktur memenuhi persyaratan pada SNI untuk perencanaan dengan metode SRPMK. Berdasarkan hasil analisis perencanaan gedung laboratorium UNTAN,  dimensi balok induk 1 400/850 mm, balok induk 2 400/800 mm, balok anak 1 350/700 mm, balok anak 2 250/500 mm, kolom persegi 700/700 mm untuk lantai 1-3, kolom bulat 700 mm untuk lantai 1-3, kolom persegi 650/650 untuk lantai 4-5, kolom bulat 650 untuk lantai 4-5, kolom persegi 600 mm untuk lantai 6-7, kolom bulat 600 mm untuk lantai 6-7, tebal pelat lantai 120 mm, dan fondasi spun pile diameter 800 mm dan 600 mm.Kata Kunci : Struktur Beton Bertulang, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Gempa

    PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN WIDYA DHARMA KOTA PONTIANAK

    Get PDF
    Pada awalnya Perguruan Tinggi Widya Dharma memiliki jurusan Akademika Sekretaris dan Manajemen (ASM) jenjang Diploma III atau biasa disebut D3. Banyaknya alumni dari ASM Widya Dharma yang berkeinginan melanjutkan ke jenjang Strata 1 (S1) turut mendasari pemikiran pendirian STIE Widya Dharma. (Yayasan Widya Dharma Kota Pontianak, 2016). Dengan berdirinya STIE Widya Dharma, jumlah mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Widya Dharma bertambah pesat, yang membuat ruang kuliah yang sudah ada tidak cukup untuk menampung jumlah mahasiwa tersebut, pada tahun 2016 Perguruan Tinggi Widya Dharma membangun gedung perkuliahan baru sepuluh lantai untuk memenuhi kebutuhan ruang kuliah. Bangunan yang tinggi akan menimbulkan beban horizontal yang besar ketika terjadi gempa, karena semakin tinggi suatu bangunan maka akan semakin berat pula bangunan tersebut. Sedangkan berat suatu bangunan adalah faktor yang paling mempengaruhi beban gempa. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 1726-2012) mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Kota Pontianak termasuk dalam zona gempa ringan dan mengharuskan setiap bangunan di Kota Pontianak memperhitungkan parameter gaya gempa untuk mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak menimbulkan dampak kerugian yang besar. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba merencanakan gedung perkuliahan Perguruan Tinggi Widya Dharma yang sekarang masih dalam tahap pengerjaan tersebut dengan memperhitungkan parameter gaya gempa. Penulis berharap karya tulis ini dapat menjadi referensi untuk pembangunan gedung di Kota Pontianak yang memperhitungkan parameter gaya gempa dengan menggunakan acuan SNI 1726-2012. Kata kunci : bangunan yang tinggi, struktur gedung, parameter gaya gempa, fondas
    corecore