5 research outputs found

    HUBUNGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAWONASA KOTA MANADO

    Get PDF
    Infeksi Saluran Pernapsan Akut (ISPA) di Indoneisia merupakan negara dengan kasus ISPA yang tinggi pada kelompok bayi dan balita hingga dapat menyebabkan kematian. Komponen  fisik lingkungan rumah merupakan salah satu faktor penting yang memberikan dampak besar terhadap status kesehatan bagi penghuni rumah sehingga persyaratan kesehatan sangat diperlukan, karena pembangunan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan. Pada Puskesmas Wawonasa tercatat penyakit ISPA pada tahun 2018 sebanyak 2.781 orang. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis hubungan antara kondisi fisik lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskemas Wawonasa Kota Manado. Desain yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu  survei analitik  dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2019 di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kota Manado dengan jumlah sampel sebanyak 73 balita berusia 0-5 tahun menggunakan perhitungan rumus Lemeshow. Instrument yang digundan yaitu kuesioner, pedoman observasi, rollmeter, luxmeter, thermo hygrometer, dan alat tulis dengan analisis univariat dan bivariat. Untuk mendapatkan hasil apakah ada hubungan antara variabel yang diteliti maka yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hail uji chi square menunjukan bahwa nilai p untuk ventilasi p= 0,028, Pencahayaan alami p=0,001, Kelembapan p=0,011, Jenis lantai p=0,003, Kepadatan Hunian p=0,010 <α = 0,05 artinya terdapat hubungan antara ventilasi, pencahayaan alami, kelembapan, jenis lantai, kepadatan hunian dengan kejadian Ispa pada balita di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa. Dan pada dinding dan atap tidak terdapat hubungan dengan kejadian ispa di wilayah kerja  Puskemas Wawonasa yaitu dengan nilai p=0,268 dan p=0,612. Kata Kunci:Ventilasi, Pencahayaan Alami, Kelemapan, Lantai, Dinding, Atap, Kepadatan Hunian, ISPA, Balita. ABSTRACTAcute Respiratory Infection (ARI) in Indonesia, it is considered as a country with significant number of acute respiratory  infection on toddler groups wich can lead to death. Physical condition components of home environment act as an important factor which enormously influences the health of householders. Thus, health standard is required since development vastly improves health status. At wonasa Community Health Centre, 2.781 people were recorded to suffer from Acute Respiratory Infection (ARI) in 2018. This study aims to analyze the association between home physical environment and Acute Respiratory Infection occurrences on toddlers at Wawonasa Community Health  Centre Workplace in Manado. Survey analytics with cross sectional design is employed in this research. Sample collecting was carried out in February 2019 at Wawonasa Community Health Centre workplace In Manado with the total of 73 toddlers  aged 0-5 years old using Lemeshow formula. Research instruments used are questionnaires, observation, guidelines, rollmeter, luxmeter, thermohygrometer, and stationary with univariate and bivariate analysis. In order to attain findings whether there is an association between examined variables, therefore, Chi-square test is used with accuary level at 95% (α = 0.05). Chi square test outcomes indicate that p value for ventilation p= 0.028, natural lightning o= 0.001, humidity p = 0.011, flooring p= 0.003, occupancy density p= 0.010 < α = 0.05, meaning that there are relations between ventilation, natural lightning, humidity, flooring, and occupancy density and the occurrence of Acute Respiratory Infection at Wawonasa Community Health Centre. Meanwhile, regarding walls and roof there is no association with Acute Respiratory Infection incident at Wawonasa Community Health Centre with the value of p=0.268 and p=0.612. Key Words: Ventilation, Natural Lightning, Humidty, Flooring,Wall, Roof, Occupancy Densit, ARI, Toddler

    HUBUNGAN P ENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MENCUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN PETA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Get PDF
    Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sangat berpotensi KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 di Provinsi Sulawesi Utara jumlah kasus diare cukup tinggi yaitu 21.469 kasus. Dari jumlah kasus tersebut kebanyakan yang mengalami penyakit diare terjadi pada bayi dan anak-anak. Untuk menurunkan angka penderita diare pada anak-anak perlu pelaksanaan yang cepat dan tepat, salah satunya adalah PHBS mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tidakan mencuci tangan dengan kejadian diare pada siswa SDN Peta Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini mengunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-VI yang berjumlah 66 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik 61%, responden yang memiliki sikap yang baik 44%, responden yang memiliki tindakan yang baik 52%. Dengan α 0,05 Hasil uji analisis menunjukan ada hubungan antara kejadian diare dengan variabel pengetahuan (p V = 0,018), kejadian diare dengan variabel sikap (p V = 0,000), dan kejadian diare dengan variabel tindakan (p V = 0,000). Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan sikap dan tindakan mencuci tangan dengan kejadian diare. Kesimpulan adalah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan sikap dan tindakan mencuci tangan dengan kejadian diare.Kata Kunci : Penyakit Diare, Pengetahuan, sikap dan tindakan mencuci tangan, Siswa SDABSTRACTDiarrhea is an endemic disease in Indonesia and is also a potential disease of outbreaks which is often accompanied by death. In 2016 in North Sulawesi Province, the number of diarrhea cases was high with the amount of 21,469 cases. Of the cases, most diarrhea cases occurred in infants and children. To reduce the rate of diarrhea in children, fast and proper implementation procedures are needed, one of which is clean and healthy life behavior by washing the hands with clean water and soap. The purpose of this research was to determine the relationship between knowledge, attitude and hand washing activity towards the occurence of diarrhea in students of Peta elementary school, Sangihe Islands District. This research used analytical survey research design with Cross-sectional approach. The sample in this research was grade IV-VI students which are amounted to 66 respondents. Data collection used was questionnaire, data analysis used was the chi-square test. The results indicated that 61% respondents have propitious knowledge, 44% respondents have a good attitude, 52% respondents have a good behavior. With α 0,05, the result of analysis test with the use of chi-square indicated that there was a relationship between the occurrence of diarrhea towards the knowledge variable with the (p V = 0,018), diarrhea towards attitude variable with the (p V = 0,000), and diarrhea towards behavior variable with the (p V = 0,000). Analysis result indicated that there was a relationship between knowledge, attitude and hand washing activity towards diarrhea. The conclusion was that there was a significant relationship between knowledge, attitude and hand washing activity towards the occurrence of diarrhea.Keywords: Diarrhea Disease, Knowledge, Attitudes and Hand Washing Activity, Elementary School Student

    DISTRIBUSI SPASIAL NYAMUK Culex spp DI KECAMATAN TUMINTING KOTA MANANDO TAHUN 2017

    Get PDF
    Nyamuk Culex spp seringkali dikenal sebagai nyamuk rumahan karena paling sering berada di dalam rumah serta keberadaannya yang sangat dekat dengan manusia. Tempat kesukaan dari nyamuk ini yaitu di genangan air yang penuh polutan. Nyamuk Culex spp adalah vektor dari penyakit virus West Nile dan Japanese Encephalitis. Lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya dapat meningkatkan perkembangbiakan dari nyamuk ini. Kecamatan Tuminting adalah salah satu kecamatan yang berada di kota Manado yang sebagain daerahnya berada di sekitaran pesisir pantai dengan keadaan perumahan yang cukup padat serta keadaan lingkungan yang sangat mengkhawatirkan yaitu banyak ditemukan genangan-genangan air kotor serta rawa yang tidak dijaga kebersihannya, sehingga sangat memungkinkan bagi perkembangbiakan nyamuk Culex spp di daerah ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kepadatan dan distribusi spasial nyamuk Culex spp di Kec. Tuminting, Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan di 10 titik di 8 Kelurahan Kec. Tuminting Kota Manado. Sampel yang diteliti adalah semua nyamuk Culex spp yang ditangkap di Kec. Tuminting Kota Manado. Jumlah nyamuk Culex spp yang tertangkap di 8 Kelurahan Kec. Tuminting adalah 167 ekor nyamuk Culex jenis quinquefasciatus. Dari hasil penelitian survei kepadatan dan distribusi nyamuk Culex spp yang dilakukan di wilayah Kec. Tuminting Kota Manado di 8 Kelurahan, didapatkan 78,4% adalah nyamuk Culex jenis quinquefasciatus. Kepadatan dan distribusi nyamuk culex spp yang tertinggi berada di Kelurahan Sumompo dengan nilai MHD 12,5 org/jam dan yang terendah berada di Kelurahan Bitung Karang Ria dengan nilai MHD 5 org/jam.Kata Kunci: Nyamuk, Culex spp, Kepadatan, SpasialABSTRACTCulex spp mosquitoes are commonly known as house mosquitoes because they are most often seen inside the house and its presence is very close to human. The favorite place of this mosquito is in a polluted water. Culex spp mosquito is a vector of West Nile virus and Japanese encephalitis. Dirty environment can improve the breeding of these mosquitoes. Tuminting sub-district is one of the sub-districts located in Manado city which is part of the coastal area with quite dense housing condition and worrying environmental conditions that many puddles of water are found and dirty swamp that is not maintained, and it’s possible for breeding Culex spp mosquitoes in this area. The purpose of this research is to know the density and spatial distribution of Culex spp mosquito in Tuminting Region, Manado City. This research is descriptive with cross sectional method, using purposive sampling technique, that sampling is done at 10 point in 8 sub districts, Tuminting Manado. The samples examined were all Culex spp mosquitoes caught in Kec. Tuminting Manado City. Number of Culex spp mosquitoes caught in 8 sub-districts of Kec. Tuminting is 167 Culex mosquitoes type quinquefasciatus. From the results of the survey the density and distribution of Culex spp mosquitoes conducted in the area of Kec. Tuminting Manado City, obtained 78.4% is Culex mosquito type quinquefasciatus. The highest density and distribution of culex spp mosquitoes are in Kelurahan Sumompo with MHD value 12,5 man/hour and lowest in Kelurahan Bitung Karang Ria with MHD value 5 man/hour.Key word: Mosquito, Culex spp, Density, Spatia

    KANDUNGAN Escherichia Coli PADA AIR SUMUR GALI DAN JARAK SUMUR DENGAN Septic Tank DI KELURAHAN RAP-RAP KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2018

    Get PDF
    Pencemaran air oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) merupakan suatu keadaaan dimana masuknya bakteri E. coli dalam air yang dapat mengakibatkan keracunan yang serius pada manusia karena umumnya bakteri ini ditemukan pada usus manusia dan di atur dalam peraturan Permenkes Nomor 32 tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kandungan E. coli pada air sumur gali di Kelurahan Rap-rap Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Rap-Rap Kebupaten Minahasa pada 12 sumur gali yang memenuhi kriteria inklusi. Pengujian kandungan E. coli dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Sulawesi Utara. Hasil analisis dilakukan secara univariat. Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium diketahui jumlah kandungan E. coli pada berada pada kisaran 23 sampai > 1600 MPN/100 mL air. Kandungan E. coli dalam air sumur gali menandakan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh kotoran atau tinja manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Selain itu, hasil pengukuran pada 12 sampel sumur gali di Kelurahan Rap-Rap yaitu terdapat 5 sumur gali memenuhi syarat (≥ 11 meter dari septictank) dan 7 sumur gali (58,33%) (jaraknya 1600 MPN/100 mL). This bacteria was indicated that the water has been contaminated by feces (human or animal) and may contain intestinal pathogens. In addition, the results of 12 samples there was in Rap-Rap Vllage North Sulawesi 5 dug wells qualified with the distance of the septic tank (41,67%) and 7 dug wells unqualified with the distance of the septic tank (58,33%). The conclusion of this research was the number of E. coli more than threshold value (0/100 mL water). Based on this research that the Health Department service should make improve the dug well construction and must boiled or chlorine well water before consumption.Keywords: Escherichia coli, Septic Tank, Minahasa Utar

    KUALITAS AIR SUMUR BERDASARKAN PARAMETER FLUORIDA DAN PARAMETER PH DI KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

    Get PDF
    Air sumur adalah air yang berasal dari dalam dalam tanah, air tersebut didapatkan dengan cara menggali tanah sehingga akan terbentuk sumur. Dampak fluorida berlebihan dapat menimbulkan kerusakan rangka dan email gigi berbintik, Sedangkan kekurangan fluor dapat menimbulkan karies pada gigi. Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu bagian dari kualitas kimia yang dapat menurunkan kualitas air bersih. Air dengan derajat keasaman yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada wadah penampungan air, pipa dan bahkan dapat merusak pakaian jika digunakan untuk mencuci pakaian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas air sumur di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan observasional dan berbasis laboratorium. Pengambilan sampel air sumur untuk parameter fluorida dan parameter pH menggunakan metode Purposive sampling dengan kriteria air sumur yang digunakan untuk memasak, mandi, cuci, kakus (MCK), pemeriksaan sampel di lakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Manado (BARISTAND).  Hasil parameter Fluorida terdapat 5 titik sumur yang tidak memenuhi syarat dan 13 titik air sumur yang memenuhi syarat. Hasil parameter pH didapatkan 10 titik  yang memenuhi syarat dan 8 titik tidak memenuhi syarat. Kesimpulan kandungan Fluorida 13 titik air sumur yang memenuhi syarat dan kandungan pH 10 titik  yang memenuhi syarat.  Kata Kunci: Air Sumur, Fluorida, pH,  ABSTRACTWell water is water that comes from in the soil, the water is obtained by digging the soil so that it will form a well. The impact of excessive fluoride can cause skeletal tooth enamel damage, whereas fluorine deficiency can cause dental caries. The degree of acidity (pH) is one part of chemical quality that can reduce the quality of clean water. Water with a high degree of acidity can cause damage to water reservoirs, pipes and can even damage clothing if used to wash clothes. The purpose of this study was to determine the quality of well water in Sumompo Sub-District, Tuminting District, Manado City. This research is descriptive with an observational and laboratory-based approach. Well water sampling for fluoride parameters and pH parameters using the Purposive sampling method with well water criteria used for cooking, bathing, washing, latrines (MCK), sample checking is carried out at the Manado Industrial Research and Standardization Laboratory Laboratory (BARISTAND). Fluoride parameter results there are 5 well points that do not meet the requirements and 13 well water points that meet the requirements. The results of the pH parameters obtained 10 points that meet the requirements and 8 points do not meet the requirements. Conclusion Fluoride content of 13 points of well water that meets the requirements and pH content of 10 points that meet the requirements. Keywords: Well Water, Fluoride, pH
    corecore