18 research outputs found

    Pola Segregasi Dan Heritabilitas Sifat Ketahanan Kedelai Terhadap Cowpea Mild Mottle Virus Populasi Wilis X Mlg2521

    Full text link
    Segregation and Heritability of Cowpea Mild Mottle Virus Resistant Characters of Soybean Genotypes from Crosses Between Wilis and Mlg2521 Population. This research was conducted within July to October, 2005 at experiment station of Lampung University. The aims of this research were to evaluate the segreation and heritability of resitant characters at F2 population of Wilis x Mlg2521. The result showed that segregation of resistant characters segretate 13:3 of succeptible and resistant genotypes. Heritability in the narrow sense based on disease severity was 13,18% (low) and heritabilitas heritability in the broad-sense was 80,91% (high)

    Pola Segregasi Karakter Agronomi Tanaman Kedelai (Glycine Max [L.] Merril) Generasi F3 Hasil Persilangan Wilis X Mlg 2521

    Full text link
    Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam hal penyediaan pangan di Indonesia. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, peningkatan produksi tanaman kedelai perlu terus diupayakan, salah satunya melalui program pemuliaan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengestimasi bentuk sebaran karakter agronomi tanaman kedelai dan pola segregasi karakter agronomi tanaman kedelai generasi F3 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2012—Februari 2013 dengan rancangan percobaan tanpa ulangan. Data dianalisis dengan menggunakan uji khi-kuadrat untuk kesesuaian distribusi normal dan untuk menguji nisbah Mendel. Karakter yang diamati adalah umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman kedelai generasi F3 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 menyebar normal, sedangkan untuk karakter umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, dan bobot 100 biji tidak menyebar normal. Karakter umur berbunga menunjukkan pola segregasi dengan nisbah 13 : 3 dan ini termasuk kedalam aksi gen epistasis dominan resesif, umur panen dan bobot 100 biji menunjukkan pola segregasi dengan nisbah 15 : 1 yang bersifat epistasis dominan duplikat, dan jumlah cabang produktif menunjukkan pola segregasi dengan nisbah 9 : 7 yang bersifat epistasis resesif duplikat

    Pola Segregasi Karakter Agronomi Tanaman Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) Generasi F2 Hasil Persilangan Wilis X B3570

    Full text link
    Pola segregasi suatu karakter merupakan salah satu parameter genetik yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan proses seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi sebaran frekuensi dan pola segregasi serta jumlah gen yang mengendalikan karakter agronomi tanaman kedelai generasi F2 hasil persilangan Wilis x B3570. Penelitian ini dilaksanan di Kebun Percobaan Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung dan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan percobaan tanpa ulangan dan data dianalisis dengan menggunakan uji khi-kuadrat untuk kesesuaian distribusi normal dan kesesuaian antara nilai pengamatan dan nilai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi karakter umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman pada populasi F2 mengikuti kurva sebaran normal sedangkan sebaran frekuensi untuk karakter umur panen, dan jumlah polong per tanaman tidak mengikuti sebaran normal. Jumlah gen yang mengendalikannya yaitu dua gen yang bekerja secara epistasis dominan duplikat dengan nisbah 15:1 untuk karakter umur panen, dan dua gen duplikat yang bekerja secara epistasis dengan efek kumulatif mengikuti nisbah 9:6:1 untuk karakter jumlah polong per tanaman

    Variabilitas Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) Generasi F5 Hasil Persilangan WILIS X B3570

    Full text link
    The purpose of this study was to determine the amount of genetic diversity and phenotype, heritability in a broad sense as well as the numbers of soybean expectations F5 generation from crosses Wilis × B3570 which has a middle value the better of both parents. The experimental design used randomized group design by three replications. Genotypes were tested as much as 25 genotypes. he results showed that the amount of genetic diversity of soybean agronomic characters F5 generation from crosses Wilis x B3570 found in almost all the characters except the characters age observed flowering and harvesting age. The genotype diversity found in all agronomic characters were observed. The magnitude of the high heritability values found in the character of a weight of 100 grains. Heritability values were on plant height, number of productive branches, and the total number of pods. Character weight of seeds per plant, flowering age, and time of harvest had the lowest heritability. Numbers expectation obtained by the genotypes number 163-1-4, 130-2-11, 130-2-11, 163-1-15, 102-3-2, 163-1-1, 140-1-15 , 163-1-6, 181-5-4, 140-1-2 are rated according to the weight of the weight of seeds per plant that would refer to the high productio

    Seleksi Nomor- Nomor Harapan Kedelai (Glycine Max [L.] Merril) Generasi F5 Hasil Persilangan Wilis X Mlg2521

    Full text link
    Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun produktivitas kedelai lokal rendah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan produktivitas yang rendah diperlukan upaya agar produksi kedelai lokal meningkat yaitu membentuk varietas unggul baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai keragaman karakter agronomi kedelai generasi F5 hasil persilangan antara Wilis x Mlg2521, untuk mengestimasinilai heritabilitas dan keragaman dalam arti luas karakter agronomi kedelai generasi F5 hasil persilangan Wilis x Mlg2521, dan untuk mengetahui nomor-nomor harapan generasi F5 hasil persilangan Wilis x Mlg2521. Rancangan perlakuan terdiri atas 16 genotipe dan dua tetua. Perlakuan ditata dalam rancangan perlakuan teracak sempurna dengan dua ulangan. Jarak tanam 20 x 50 cm dan setiap genotipe terdapat 20 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran nilai keragaman fenotipe yang luas terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 butir, Besaran nilai keragaman genotipe untuk umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman memiliki kriteria sempit. Besaran nilai duga heritabilitas yang tinggi terdapat pada umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, dan bobot 100 butir, sedangkan untuk karakter jumlah polong per tanaman dan bobot biji per tanaman memiliki heritabilitas rendah dan terdapat 16 nomor genotipe harapan yaitu 7.199.4-14; 7.24.1.-2; 7.64.1-3; 7.90.2-1; 7.64.1-8; 7.144.2-3; 7.192.1-16; 7.199.4-1; 7.199.4-2; 7.199.4-15; 7.83.5-4; 7.23.3-3; 7.83.53;7.83.5-1; 7.73.3-1; 7.192.1-15 yang diranking berdasarkan bobot biji per tanaman dan bobot 100 butir sebagai dasar pertimbangan

    Penampilan Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Harapan Tanaman Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) Generasi F 6 Hasil Persilangan Wilis X Mlg 2521

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai tengah karakter agronomi beberapa genotipe harapan tanaman kedelai generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 dengan tetua Wilis dan tetua Mlg 2521 dan mengetahui nomor – nomor harapan yang unggul dari berbagai genotipe dari generasi F6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 . Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan setelah panen dilakukan pengamatan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April 2014. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kedelai tetua Wilis, tetua Mlg 2521 dan 10 genotipe generasi F 6 hasil persilangan Wilis x Mlg 2521 dengan nomor 7.144.2.3; 7.199.4.2; 7.73.3.12; 7.24.1.2; 7.83.5.4; 7.83.5.3; 7.64.1.3; 7.64.1.8; 7.199.4.14 dan 7.192.1.16. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna yang terdiri atas dua ulangan dengan jarak tanam 20 x 40 cm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua genotipe yang diuji memiliki nilai tengah yang lebih besar dibandingkan dengan tetua Wilis pada karakter tinggitanaman. Genotipe 7.24.1.2; 7.64.1.8 dan 7.199.4.14 merupakan nomor – nomor harapan yang unggul. Genotipe 7.24.1.2 memiliki potensi produksi setara 2,38 ton/ha serta didukung oleh jumlah cabang produktif, jumlah polong bernas dan jumlah iji per tanaman yang lebih banyak dibandingkan tetua Mlg 2521, genotipe 7.64.1.8 memiliki produksi setara 2,38 ton/ha yang didukung oleh karakter bobot 100 butir biji kering paling tinggi yaitu 9,68 g per100 butir. Genotipe 7.199.4.14 memiliki produksi setara 2,32 ton ha -1 yang didukung oleh karakter jumlah polong bernas dan jumlah biji per tanaman yang lebih besar dibandingkan tetua Mlg 2521

    Daya Waris dan Harapan Kemajuan Seleksi Karakter Agronomi Kedelai Generasi F2 Hasil Persilangan antara Yellow Bean dan Taichung

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai duga daya waris (heritabilitas) dalam arti luas dan kemajuan seleksi pada populasi F2 hasil persilangan kedelai antara Yellow Bean dan Taichung. Daya waris dan kemajuan seleksi merupakan parameter genetik dalam proses seleksi. Penelitian ini telah dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung dari November 2011 sampai dengan Februari 2012 dan dilanjutkan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan tanpa ulangan. Parameter genetik yang diduga adalah heritabilitas dalam arti luas dan kemajuan seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi F2 mempunyai nilai duga heritabilitas dalam arti luas yang tinggi terdapat pada karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman dan bobot biji per tanaman, sedangkan pada karakter jumlah cabang produktif dan bobot 100 butir populasi F2 mempunyai nilai duga heritabilitas dalam arti luas yang sedang. Nilai duga heritabilitas dalam arti luas yang tinggi menunjukkan bahwa suatu karakter lebih dikendalikan oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Nilai duga kemajuan seleksi yang termasuk kategori rendah pada penelitian ini adalah umur berbunga, umur panen, jumlah cabang produktif, dan bobot 100 butir per tanaman, sedangkan nilai kemajuan seleksi yang tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Nilai duga kemajuan genetik yang termasuk kategori rendah pada penelitian ini adalah umur panen, nilai kemajuan genetik yang termasuk kategori sedang terdapat pada umur berbunga dan bobot 100 butir, sedangkan nilai kemajuan genetik yang tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Tingginya nilai kemajuan genetik dalam suatu karakter mengindikasikan bahwa penampilan karakter tersebut didukung oleh faktor genetik, sehingga dapat melengkapi kemajuan seleksi

    Korelasi Dan Analisis Lintas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) Keturunan Persilangan Wilis X MLG 2521

    Full text link
    Soybean is one of the crops that produce seeds with high protein content, as well as used by the inhabitants of Indonesia. Domestic soybean production can not meet the needs of the national soybean thus needs to be improved, one through breeding varieties with superior. One important step in plant breeding is the selection. To save time and costs of selection, it is necessary to determine the estimated correlation between characters and to determine the causal relationship between characters used path analysis. Through path analysis can be seen directly and indirectly influence between variables forecaster with the response variable. The purpose of this study to obtain information (1) correlation between characters agronomic towards production. (2) direct and indirect effects of agronomic between characters towards production. The research was conducted from October 2013 until January 2014 in the integrated field laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Lampung and observations made in Laboratory of Seed and Plant Breeding, University of Lampung. Soybean seeds used were F5 generation zuriat from Wilis x Mlg 2521, Willis and Mlg 2521. The treatment laid out in a randomized block design, 2 replications. The results showed that there was a positive phenotype correlation between character of days to flowering, plant height, number of branches, number of pods, weight of 100 grains with grain weight per plant and there was no correlation between day to harvesting with the seed weight per plant. Direct selection of the most effective was through the number of pods because number of pods have a direct effect almost equivalent to the correlation. The relationship between the number of pods and weight of seeds per plant explained a real relationship
    corecore