38 research outputs found

    Identifikasi Karakteristik Limbah Slag Aluminium sebagai Substitusi Semen dalam Uji Setting Time dan Kualitas Material pada Mix Design Beton K-250 (Studi Kasus : Kawasan Home Industry Kecamatan Sumobito)

    Get PDF
    Peleburan logam bekas aluminium di kawasan home industry Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang menghasilkan limbah produksi berupa slag sebanyak 70% dari bahan baku. Limbah slag aluminium disalahgunakan oleh warga setempat sebagai material penguruk jalan hingga tanggul untuk mencegah banjir kiriman tahunan, namun limbah tersebut berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat hingga menimbulkan gagal panen. Aluminium oksida dikenal sebagai salah satu bahan pembuatan semen dengan kata lain, limbah slag aluminium memiliki potensi sebagai material penyusun semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik limbah slag aluminium dan potensinya sebagai material pengganti semen. Penelitian dimulai dengan karakterisasi dengan analisa SEM, ICP, dan XRD; pengujian kualitas material dan perencanaan campuran berdasarkan SNI 03-2834-2000, dan pengujian waktu pengikatan semen akhir. Hasil analisa SEM, ICP, dan XRD limbah slag berukuran 10-55mm mengandung unsur Al, Na, Cl, K, F, Si, Mg, Ca, Fe, Cu, N dengan didominasi senyawa Al2O3 sebanyak 20%. Nilai setting time semen diuji dengan jarum vicat mengalami kenaikan pada substitusi limbah slag aluminium 10% dan 11%. Pengujian kualitas material beton memenuhi standar, kecuali kadar lumpur kerikil 8%, sehingga harus dicuci dahulu. Kebutuhan material berdasarkan mix design beton mutu sedang 25 MPa untuk satu spesimen tanpa substitusi limbah yakni 965gr semen, 338gr air, 850gr pasir, dan 1.579gr kerikil

    Perencanaan Material Recovery Facility (MRF) limbah padat non B3 di PPNS

    Get PDF
    Meningkatnya jumlah civitas PPNS menyebabkan laju timbulan sampah semakin meningkat. Hal ini membutuhkan pengelolaan sampah yang baik. Salah satu alternatif fasilitas pengelolaan sampah yaitu Material Recovery Facility (MRF) limbah padat non B3. MRF merupakan fasilitas yang menggabungkan beberapa teknik pengolahan sampah, seperti proses pemisahan, komposting, ataupun daur ulang. Pengukuran timbulan, komposisi, densitas, dan kadar air sampahberdasarkan SNI 19-3964-1994 dan dilakukan selama 8 hari berturut-turut. Perencanaan MRF limbah padat non B3 terdiri dari pemilahan sampah anorganik dan organik secara manual dan pengomposan sampah organik. Hasil pengukuran rata-rata timbulan, densitas, komposisi dan kadar air sampah di PPNS yang telah didapatkan adalah 0,08 Kg/orang.hari, 50,02 Kg/m3, komposisi sampah di PPNS terdiri dari kertas (30,7%), LDPE (14,0%), daun (14,0%), sisa makanan (13,8%), PET (10,5%), PS (9,9%), dan B3 (7,05%) dan kadar air sampah di PPNS terdiri dari sisa makanan (57,7%), daun (35,2%), kertas (8,9%) dan plastik (5,4%). Potensi recovery sampah di PPNS terdiri dari PET (100%), kertas kardus (100%), kertas bermutu tinggi (90%), daun dan sisa makanan (69%), LDPE (50%), kertascampuran (0%), PS (0%), dan B3 (0%) . Perencanaan MRF didapatkan luas lahan yang dibutuhkan 113m2. Kata Kunci : timbulan, densitas, komposisi, kadar air dan potensi recovery sampah, MR

    RISK ASSESSMENT ON INSTALL AND DISMANTLE SCAFFOLDING USING TASK RISK ASSESSMENT METHOD

    Get PDF
    Accidents can occur anytime and anywhere such as accidents that occur at work at height. This study aims to identify and analyze potential hazards in the install and dismantle scaffolding work using TRA (Task Risk Assessment) method. The results of the risk assessment using TRA on this work obtained four job description with 2 jobs at low risk, namely initial risk of 4 and after controlling for residual risk of 2. For install and dismantle scaffolding show that medium risk was obtained with an initial risk of 12 and after controlling, the residual risk becomes 9

    Alternatif Pengolahan Instalasi Air Limbah Industri Kecap, Saos, dan Permen Ting-Ting Jahe

    Get PDF
    Industri kecap, saos dan permen ting-ting jahe dalam proses produksinya menghasilkan limbah, baik limbahpadat maupun cair dengan kadar COD dan BOD yang cukup tinggi. Kandungan organik dalam limbah, akanmenurunkan kualitas lingkungan bila dibuang langsung ke lingkungan. Karakteristik air limbah dari industriini melebihi Baku Mutu Pergub Jatim No 72 Tahun 2013 dengan nilai COD 6.048,9 mg/L, BOD 2.397,5 mg/L,dan TSS 1.840 mg/L. Pengambilan sampel air limbah mengacu pada SNI 6989.59:2008. Penelitian inibertujuan sebagai acuan pemilihan unit IPAL yang sesuai untuk industri ini. Teknologi IPAL yang dipilih yaitualternatif 1 yang terdiri dari unit barscreen, bak ekualisasi, tangki netralisasi, Anaerobic Baffle Reactor/ABR,Extended Aeration/EA, dan clarifier

    Pengaruh Limbah Phospo Gypsum sebagai Bahan Pengganti Semen terhadap Uji Setting Time

    Get PDF
    Limbah phospo gypsum adalah limbah dari hasil proses produksi pembuatan asam fosfat. Asam fosfat terbentuk karena proses asam sulfat di kontakkan dengan batuan phospat yang menghasilkan limbah berupa phospo gypsum. Limbah gypsum menurut lampiran PP 101 tahun 2014 adalah termasuk limbah B3 sumber spesifik khusus kategori bahaya 2 dengan kode limbah B414. sehingga perlu adanya pengelolaan limbah B3 mengingat limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Pengujian kualitas dan kelayakan bahan limbah phospo gypsum yang akan digunakan sebagai bahan bangunan dapat dilakukan dengan pengujian setting time. Pengujian setting time dilakukan dengan menggunakan jarum vicat. Setting time terdiri dari setting time awal dan setting time akhir. Penelitian ini menggunakan 5 variabel yaitu menggunakan semen, air dan limbah phospo gypsum, dengan prosentase limbah phospo gypsum sebesar 0%; 5%; 10%; 15%; dan 20%. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai uji setting time awal sebagai berikut 63,46 menit, 30 menit, 30 menit, 45 menit, dan 69 menit dan akhir sebagai berikut 120 menit, 120 menit, 120 menit 135 menit dan 150 menit. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan mengenai pengaruh limbah phospo gypsum sebagai bahan pengganti semen terhadap nilai setting time dapat disimpulkan bahwa prosentase 5%, 10%, dan 15% dapat mempercepat setting time pada semen

    Kajian Teknis Pemanfaatan Limbah Spent Bleaching Earth sebagai Substitusi Agregat Halus pada Paving Block dengan Penambahan Cangkang Kulit Kerang Hijau

    Get PDF
    Spent Bleaching Earth (SBE) merupakan salah satu limbah dari proses pemucatan minyak kelapa sawit yang kaya akan senyawa pozzolan. Berdasarkan penelitian terdahulu material SBE apabila digunakan sebagai bahan pengganti maka mutu paving block yang dihasilkan tidak lebih baik dari mutu paving block tanpa SBE, sehingga untuk meningkatkan mutu maka diperlukan material tambahan salah satunya adalah cangkang kulit kerang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan material SBE sebagai bahan pengganti dengan bahan tambahan cangkang kulit kerang terhadap kelayakan mutu paving block. Pada penelitian ini perbandingan semen dan pasir yangdigunakan adalah 1;4, FAS 0,35, dengan 4 variasi substitusi limbah SBE 0%,10%,15% dan 20% selain itu ditambahkan 5% cangkang kerang dari berat total semen yang digunakan. Hasil penelitian didapatkan bahwa formulasi terbaik adalah paving block dengan formulasi substitusi 10% limbah SBE dengan nilai kuat tekan sebesar 40,4 MPa, berdasarkan hasil kuat tekan rata-rata menunjukkan bahwa formulasi substitusi 10% termasuk kedalam paving block dengan kelas mutu A

    Perancangan Jalur Evakuasi Pada Gedung Apartement Menggunakan Metode Ant Colony Optimation

    Get PDF
    Jurnal ini membahas perancangan jalur evakuasi pada gedung apartemen 15 lantai menggunakan metode Ant Colony Optimization (ACO). Dalam situasi keadaan darurat, jalur evakuasi yang efektif dan efisien sangat penting untuk menyelamatkan penghuni gedung. ACO merupakan metode yang diadopsi dari perilaku koloni semut dalam mencari jalur terpendek menuju sumber makanan. Dalam penelitian ini, simulasi komputer dilakukan untuk memodelkan gedung apartemen 15 lantai dan memperoleh jalur evakuasi optimal menggunakan algoritma ACO. Metode ACO digunakan untuk mengoptimalkan jalur evakuasi dengan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk jarak tempuh, kemiringan, kepadatan populasi, dan hambatan lainnya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode ACO dapat menghasilkan jalur evakuasi yang optimal pada gedung apartemen 15 lantai. Jalur evakuasi tersebut mempertimbangkan faktor-faktor kritis dan menghasilkan rute yang meminimalkan jarak tempuh serta menghindari hambatan yang mungkin terjadi. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam bidang perancangan jalur evakuasi pada gedung tinggi dengan menggunakan pendekatan ACO. Hasil dan temuan dari penelitian ini dapat menjadi panduan untuk perancang dan pengembang gedung dalam mempertimbangkan aspek keselamatan dan evakuasi pada tahap perencanaan dan desain

    Studi Kuat Tekan Pemanfaatan Copper Slag sebagai Substitusi Pasir untuk Batako Pejal

    Get PDF
    Copper slag merupakan salah satu limbah dari proses Industri peleburan dan pemurnian tembaga yang memiliki karakteristik fisik dan kimiawi menyerupai agregat halus pasir. Tercatat pada tahun 2021, salah satu industri peleburan tembaga di Jawa Timur menghasilkan limbah tembaga (Copper slag) sebanyak 665.000 ton per tahun yang belum dimanfaatkan seluruhnya. Berdasarkan beberapa penelitian, penggunaan Copper slag sebagai material penyusun beton banyak dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik solidifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan material Copper slag sebagai bahan pengganti agregat halus batako pejal. Perbandingan semen dan pasir yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:5, FAS (0,45), dengan 4 variasi substitusilimbah Copper slag 0%,10%,15% dan 20%. Tiap variasi di uji kuat tekan setelah benda uji berusia 28 hari. Pengujian karakteristik Copper slag dilakukan melalui pengujian XRF dan SEM. Hasil dalam penelitian ini didapatkan nilai kuat tekan pada umur 28 hari untuk komposisi 0%, 10%, 15%, 20% masing-masing sebesar 105,83 kg/cm2; 112,92 kg/cm2; 143,89 kg/cm2; dan 103,19 kg/cm2. Kuat tekan optimum yang memenuhi mutu tingkat B2 pada substitusi limbah 15%

    Penggunaan Air Laut dan Air Tawar sebagai Media Curing Terhadap Kuat Tekan Beton Pemanfaatan Copper Slag sebagai Substitusi Semen

    Get PDF
    Industri pemurnian dan peleburan tembaga menghasilkan limbah berupa copper slag yang menurut PP 22 Tahun 2021 dikategorikan sebagai limbah B3. pada tahun 2021 copper slag yang dihasilkan oleh PT. Smelting Gresik sebanyak 655.000 Ton per-tahun yang belum optimal pemanfaatannya. Penelitian ini dilakukan pemanfaatan limbah copper slag sebagai bahan substitusi semen pada beton. Terdapat kemiripan karakteristik antara copper slag dan semen, yaitu pada oksida yang terkandung serta bentuk dan struktur baik dari copper slag dan semen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan substitusi limbah sebesar 0%, 15%, 20%, dan 25% terhadap berat semen. Perencanaan mix desain menggunakan SNI 03-2834-2000 dengan faktor air semen sebesar 0,45 dan dilakukan curing dengan media air tawar dan air laut. Kuat tekan beton subtitusi copper slag pada umur 7 hari sebesar 20,00 MPa; 20,24 MPa; 19,04 MPa; dan 17,18 MPa pada curing air tawar dan 19,47 MPa; 19,39 MPa; 17,14 MPa; dan 16,22 MPa pada curing air laut

    PERENCANAAN PENYANGGA PIPA STRUKTUR BAJA PADA SISTEM PERPIPAAN LPG TERMINAL PLAN DEVELOPMENT PROJECT

    Get PDF
    In one area, there is design consideration caused by land limitations in existing conditions. Some piping systems with stress by owner priority are designed with a BOP height of +1750 mm. therefore, to be able to place the pipe at the height required pipe support in the form of a steel structure with the type of goal post. But that height exceeds the height covered by the standard pipe support document. For that pipe support design requires analysis and determination of the IWF steel structure profile that can be used in order to get optimal result in terms of technical strength, stable, serviceable, and durable. The analysis will be carried out with reference SNI 1729;2015 using LRFD method. And to model and analyze pipe support design will be carried out with SAP2000 Version 20 software. From the analysis results obtained the optimal pipe support design is Goal Post 3 using beam profile H-125x125x6.5x9 and column H-200x200x8x12. The filler welding metal used is E7015, with the SMAW welding process. Base plate measuring 300 mm x 300 mm with a thickness of 5 mm. Four anchor bolts for base plate with M20 diameter and minimum length of 340 mm
    corecore