12 research outputs found
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
BBLR merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi pada angka kematian bayi terutama pada masa perinatal. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memberikan kontribusi sebesar 60-80 % dari semua kematian neonatal. Prevalensi global BBLR adalah 15,5%, yang berarti sekitar 20,6 juta bayi tersebut lahir setiap tahun, 96,5% di antaranya di negara-negara berkembang. Berdasarkan data di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Bantul pada tahun 2017 sebanyak 7,97% Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) , persentase tersebut diperoleh 75 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dari 941 total persalinan, pada tahun 2018 sebanyak 7,63% Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), persentase tersebut diperoleh 96 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dari 1.258 total persalinan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian di ruang An’nur RS PKU Muhammadiyah Bantul. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Besar sampel 303 orang. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik multivariat dengan (? = 0,05). Faktor yang berhubungan dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah usia kehamilan (p=0,000), dan paritas (p=0,010). Hasil analisis chi-square dan regresi logistik menunjukkan usia kehamilan menjadi faktor risiko kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (OR= 5,516; CI 95% 2,482-12,259), paritas menjadi faktor risiko kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (OR=2,256;CI 95% 1,206-4,222). Diharapkan kepada ibu hamil agar lebih memperhatikan kondisi kesehatannya serta janinnya, rutin memeriksakan diri dan melakukan kunjungan antenatal care sehingga bayi yang akan dilahirkan nanti tidak mengalami Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting pada Anak: Literature Review
Latar Belakang: Stunting pada balita menimbulkan dampak yang fatal yaitu dapat
mengalami keterbatasan fisik dan kognitif secara permanen berlangsung seumur hidup
dan bahkan mempengaruhi generasi berikutnya. ASI eksklusif menjadi salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi stunting karena mengandung nutrisi penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting berdasarkan
literatur terkini. Metode: Literature review ini menggunakan database Google scholar
dan EBSCO dengan kriteria inklusi penelitian case control retrospektif, subyek anak
balita stunting, naskah full teks, terbit tahun 2016-2020. Hasil: Didapatkan 7 (tujuh)
artikel yang memenuhi kriteria. Semua artikel melaporkan terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif bayi berusia 0-6 bulan dengan kejadian stunting pada anak
balita. Kesimpulan: Kejadian stunting pada anak balita cenderung memiliki riwayat
ASI tidak eksklusif
SIKAP PENGASUHAN PADA IBU USIA REMAJA: LITERATUR REVIEW
Latar Belakang: Peran ibu dalam pengasuhan sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Salah satu dampak dari pengasuhan yang tidak baik yaitu
hubungan tidak hangat dengan anak dan kontrol komunikasi yang rendah. Sikap
pengasuhan yang positif harus dimiliki dan dibutuhkan oleh para ibu.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang literatur dan menyimpulkan
literatur terdahulu terkait dengan sikap pengasuhan pada ibu usia remaja, serta
menemukan gap pada penelitian sebelumnya untuk dasar penelitian empiris
selanjutnya.
Metode: Literatur review dengan menggunakan artikel penelitian terpublikasi di
internet melalui database Google-scholar dan PubMed yang dipublikasikan antara
tahun 2016 sampai 2020.
Hasil: Artikel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi yaitu empat artikel
tentang sikap pengasuhan pada ibu usia remaja.
Simpulan dan Saran: Sikap pengasuhan pada ibu usia remaja dapat disimpulkan
bahwa sikap pengasuhan pada ibu usia remaja dalam aspek pengasuhan anak, ibu
usia remaja masih harus dibimbing dikarenakan belum siap menjadi seorang ibu.
Perlunya program edukasi komprehensif bagi ibu remajadalam kesiapan pengasuhan
anak. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan referensi bagi
peneliti selanjutnya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alami bagi bayi, dimana
komposisinya memenuhi seluruh kebutuhan bayi selama enam bulan. Pemberian
air susu ibu (ASI) sangat penting untuk bayi baru lahir, karena salah satu cara
untuk terbaik peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini
sebagai penerus bangsa dan upaya untuk mencegah kematian akibat masalah
kekurangan gizi pada bayi dan balita. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah sikap ibu. Sikap adalah kesiapan
untuk merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap obyek, sikap inilah
yang sangat mempengaruhi untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif karena
seorang ibu menyusui yang memiliki sikap acuh tak acuh bahkan tidak peduli
dalam pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, akan cenderung memberikan
susu formula pada bayinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi sikap pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil. Metode
yang digunakan dalam literature review ini dengan cara mencari artikel baik
nasional maupun internasional, seperti artikel dalam database jurnal penelitian,
pencarian melalui internet, tinjauan ulang artikel antara lain Google Scholer,
google cendekia dan BMC. Pada tahap awal pencarian artikel menggunakan kata
kunci “Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif” dalam
rentan waktu mulai tahun 2010-2020. Berdasarkan10 artikelliterature review yang
digunakan didapatkan hasil faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemberian
ASI eksklusif pada ibu primigravida diantaranya pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, umur, dukungan suami dan peran tenaga Kesehatan. Kesimpulan:
terdapat hubungan antara Pendidikan dan peran tenaga Kesehatan terhadap sikap
pemberian ASI eksklusif
Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah: Literature Review
Latar belakang: Prasekolah merupakan fase keemasan (golden age) yaitu masa
tumbuh kembang anak usia 3 sampai 6 tahun. Pemberian stimulasi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian stimulasi
dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Literature Review. Penelusuran
literature ini dilakukan menggunakan database Google Scholar dan ProQuest dengan
kata kunci Bahasa Indonesia “Stimulasi OR Rangsangan” and “Perkembangan
motorik halus” and “Anak usia prasekolah OR Anak usia 3-6 tahun” dan Bahasa
Inggris yaitu “Stimulation” and “Fine motor development OR Fine motor skill” and
“Preschool age children OR Preschoolers”. Analisis data menggunakan seleksi
literature (PRISMA) dengan kriteria inklusi naskah full text yang dapat diakses dalam
rentang tahun terbit 1 Januari 2015 sampai 30 September 2020, desain penelitian
artikel menggunakan quasi experimental. Selanjutnya dilakukan penilaian uji
kelayakan menggunakan JBI Critical appraisal.
Hasil: Hasil penelusuran didapatkan 982 artikel. Setelah dilakukan ceking duplikasi,
seleksi kriteria inklusi, dan uji kelayakan dengan JBI Critical appraisal didapatkan 10
artikel yang layak untuk direview. Hasil analisa didapatkan 9 jurnal nasional yang
menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi
dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.
Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi
dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah. Saran: Perawat dan
orang tua dapat mempertimbangkan pemberian stimulasi berupa clay therapy atau
plastisin untuk dijadikan sebagai metode dalam meningkatkan perkembangan motorik
halus pada anak usia prasekolah
KARAKTERISTIK GIZI KURANG PADA BALITA POSYANDU DI DESA NGENTAKREJO KULON PROGO 2011
hile malnutrition in sub Lendah in 3 Villages in August 2010 There are 56 less
nutrition and 3 Ngentakrejo malnutrition in the village, in the Village less
nutrition Sidorejo 43 and 2 suffered malnutrition is on a Gulurejo have 40 or
less and 3Nutrition Malnutrition. This research was a descriptive qualitative approach with cross
sectional time in the survey. Research using non-experimental descriptive survey. The results of
this study indicate that the history of the disease that is most widely ISPA 56 (81%). Knowledge
is the most educated mothers were a total of 33 respondents (62%). Maternal education is the
most low study as much as 33 respondents (62%). Family income is at most low-income, 44
respondents (77%). The result above needs to be improved for malnutrition can be lowered
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MINAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL TAHUN 2010
Kanker payudara merupakan kelainan payudara yang paling ditakuti. Di
Indonesia menempati peringkat ke dua dari seratus jenis kanker yang menyerang
masyarakat. Karena itu penyakit ini harus diwaspadai. Berdasarkan study
pendahuluan ada 3 siswi di SMA N 1 Panggang yang operasi tumor payudara,
sedangkan minat melakukan SADARI masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya pengaruh penyuluhan tentang kanker payudara terhadap minat
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI di SMA N 1
Panggang Gunungkidul.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, pendekatan waktu
cross sectional, dan cara pengambilan data dengan kuisioner. Populasi dalam
penelitian ini adalahseluruh siswi kelas XI SMA N 1 Panggang, sampel berjumlah 30
siswi dengan tehnik sampel jenuh. Tehnik analisis data menggunakan paired t-Test.
Hasil analisis dengan uji paired t-Testdiperoleh nilai probabilitas atau
p=0,004 lebih kecil dari 0,05,
maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada pengaruh
yang signifikan penyuluhan tentang kanker payudara terhadap minat melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) padasiswi kelas XI di SMA N 1 Panggang
Gunungkidul. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada kepala sekolah SMA N 1
Panggang untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kanker payudara agar minat
melakukan SADARI dapat meningka
HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUMPADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULTAHUN 2009
Berat badan bayi lahir khususnya yang mengalamiBBLR merupakan salah
satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Selain itu, BBLR dapat mengalamigangguan mental dan fisik pada
usia tumbuh kembang selanjutnya. Pada BBLR organ-organ tubuhnya belummatang,
yang diantaranya adalah organ hati. Immaturitas hati menyebabkan metabolisme
bilirubin terganggu karena hati tidak mampu mengubah bilirubin indirek menjadi
bilirubin direk. Penelitian ini dilakukan diRSUD Panembahan Senopati Bantul yang
bertujuan untuk diketahuinya hubungan berat badan bayi lahir dengan kejadian
ikterus neonatorumpada bayi baru lahir di RSUD PanembahanSenopati Bantul tahun
2009.
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan waktu
retrospektif.Populasi dalampenelitian ini adalah semua bayi yang mengalamiikterus
neonatorumbaik yang fisiologis maupun patologis yang dirawat diruang perinatal
RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009. Data diambil pada tanggal 24
Februari tahun 2010 yang berjumlah 204 bayi. Teknik sampling yang digunakan
adalah system random samplingsehingga jumlah sampel 127 bayi. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah pedoman dokumentasi dengan uji statistik chi square.
Berdasarkanhasil uji statistik chi squarediperoleh nilai χ² sebesar 0,507 pada
derajad kebebasan 2 dengan taraf signifikasi 0,476 sehingga memberikan kesimpulan
bahwa tidak ada hubungan berat badan bayi lahir dengan kejadian ikterus neonatorum
pada bayi baru lahir di RSUD PanembahanSenopati Bantul tahun 2009. Saran bagi
ibu hamil agar selalu memantau kesehatan ibu dan perkembangan janin melalui Ante
Natal Care(ANC) yang rutin dan berkualitas
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN 2010
Pengetahuan ibu mengenai perubahan-perubahan psikologi postpartum dan
gangguan-gangguan pada masa postpartum menjadi sangat penting peranannya
bagi ibu nifas. Kurangnya pengetahuan ibu akan berpengaruh pada kejadian
Postpartum Blues. Di Indonesia, kejadiannya bervariasi antara 50-80% dalam 1-5
hari setelah melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan 6 ibu nifas
yang mengalami Postpartum Blues. Hal ini menunjukkan bahwa sampai saat ini
masih terdapat ibu nifas yang mengalami Postpartum Blues. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dengan kejadian Postpartum
Blues pada ibu nifas di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta 2010.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai bulan Juni 2010.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik korelasional
Pendekatan waktu dengan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
nifas dengan riwayat persalinan normal maupun tidak yang melahirkan di RSKIA
PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta 2010. Pengambilan sample
menggunakan cara kuota (quota sampling) yaitu 51 ibu nifas. Analisis data
dengan Chi Kuadratdan uji keeratan hubungan dengan koefisien kontingensi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu nifas di RSKIA
PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta dalam kategori baik sebanyak 31
responden (60,0%). Kejadiannya termasuk pada kategori tidak mengalami
Pospartum Bluessebanyak 43 responden (84,3%). Tingkat pengetahuan tentang
gizi berhubungan positif dan signifikan dengan kejadian Pospartum Blues,
ditunjukkan sig 0,000, dengan nilai kontingensi sebesar 0.607 yang menunjukkan
bahwa kekuatan hubungan antara kedua variabel kuat. Saran bagi ibu nifas
diharapkan dapat meningkatkan wawasannya tentang nifas, sehingga dapat
menurunkan angka kejadian Pospartum Blues pada masa nifas
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN UPAYA MENJAGA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN 2010
Reproductive health is a very important thing. Right understanding of
reproductive health is absolutely necessary for early adolescents and their parents.
Given that adolescence is a time can give a negative impact on reproductive health
if not addressed properly, it can be a deviation occurs.
Research design using analytical survey with cross sectional research
variables are knowledge about menstruation with efforts to maintain hygiene
during menstruation. Population sample of 70 students with 20 students.
Statistical test with the Kendal Tau, kuessioner mengguanakan data collection
tool.
The results of converting the Ď„ value of 0.344 with significance level (p)
0.002. This study has shown the value of p less than 0.05 (0.002 <0.05) so that it
can be stated there is a relationship between two variables. Z value at 5%
significance level is at 4.24. To test the two parties then 5% error level was
divided in two, making it 2.5%. Furthermore, the price of Z can be viewed on a
normal curve with Z is 0.475 (0.475 obtained from 0.5 to 0.025). Based on these
figures, the price of Z is 1.96 so we get Z Countdown> Z table (4.24> 1.96).
Based on this we can conclude that there is a significant correlation between the
level of knowledge about menstruation with efforts to maintain hygiene during
menstruation at the Seventh-grader SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta in 201