16 research outputs found

    OVICIDAL EFFECT WUDANI LEAF EXTRACT AGAINST EGGS FASCIOLA GIGANTICA WORM BY IN-VITRO

    Get PDF
    Bali cattle is a source of meat that has high economic value. One endoparasite disease that attacks cattle and very detrimental to farmers is Fascioliasis caused by Fasciola gigantica worm. This study aims to determine the ovicidal effect of the extract of wudani leaf against Fasciola gigantica worm eggs in-vitro and determine the effective dose of it. This study used a completely randomized design (CRD) consist of 4 treatments, each treatment consisted of 5 replicates so that the number of samples are 20 observations. Obtained data were tested with Analyze of Variant followed by Duncan's Multiple Range Test. The results of the study at day 10 indicated the ovicidal effect wudani leaf extract to doses 0,24mL / 40 NaCl physiological and dose 0,48mL /40 physiological NaCl was higher than the dose 0,12mL / 40 Physiological NaCl (P 0.01), while the results at day 30 showed a significant result that the dose 0,48mL / 40mL physiological NaCl was higher than the dose 0,24mL / 40mL physiological NaCl, the dose 0,12mL / 40mL physiological NaCl and control (P <0.01)

    ALBUMIN LEVELS OF BALI CATTLE THAT INFECTED BY FASCIOLA GIGANTICA

    Get PDF
    Albumin is a plasma protein that is most widely in the body and serves to maintain the osmotic pressure of blood. Albumin levels on Bali cattle are infected by various factors, one of which is a worm infection Fasciola gigantica. The purpose of this research is to determine the levels of albumin Bali cattle that infected by Fasciola gigantica. This research is using 60 blood samples of Bali cattle, consisting of 30 blood samples Bali cattle that infected by Fasciola gigantica and 30 blood samples of healthy Bali cattle. This research are using cross-sectional studies methods, samples were taken at the Slaughter House Pesanggaran, Denpasar. Analysis of the data is using the onesample t test, comparing samples that infected with the healthy samples. The results showed that the average levels of albumin Bali cattle infected with Fasciola gigantica was 3.24 g/dL and the average albumin levels were not infected with Fasciola gigantica was 4.14 g/dL. The data analysis showed that the infection of Fasciola gigantica highly significant (P<0.01) towards decreased levels of albumin Bali cattle at 0.9 g/dL. It is concluded that infected Bali cows that are slaughtered in the Slaughterhouse Pesanggaran suffered liver disfunction

    THE OVICIDAL EFFECT OF ALBENDAZOLE AGAINST WORM EGGS OF PARAMPHISTOMUM SPP. BY IN-VITRO

    Get PDF
    Albendazole is one of the modern anthelmintics that has effect vermicidal, larvicidal, and ovicidal. The sample used is the eggs of worms Paramphistomum spp., obtained from the rumen of Bali cattle. This research is an experimental research laboratory and using complete random design. This study uses four different treatments with five repetitions so retrieved 20 types of worm eggs of Paramphistomum spp. research methods include the beginning of a collection of egg worm of Paramphistomum spp., the dose given that is 0,06 mL Albendazole/40mL NaCl (P1), 0,12mL Albendazole /40mL NaCl (P2), 0,24 mL Albendazole/40 mL NaCl (P3) and control without treatment (P0). The eggs were observed on the 10th day and the 30th day, and then counting the number of eggs that do not hatch. The data obtained were tested statistically with ANOVA test and proceed with Duncan test to see the differences between the treatments. Albendazole has ovicidal effect against the worm eggs of Paramphistomum spp. by invitro. The doses of 0,24mL Albendazole/40mL NaCl (P3) give the highest percentage number worm eggs of Paramphistomum spp. are not hatching with 16.85%.

    Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dan Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Naga Daging Putih (Hylocereus undatus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Serta Bobot Badan Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Diinduksi Aloksan

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) serta pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah dan rata-rata berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Sampel darah diambil dari 25 ekor tikus putih jantan (R. norvegicus) berumur 3 bulan dengan rata-rata berat badan 150-300 gram. Rancangan yang digunakan adalah berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan (kontrol negatif), tikus yang diberi perlakuan aloksan (kontrol positif), tikus yang diberi perlakuan aloksan + ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2 % dosis I (50 mg/kg bb), tikus yang diberi perlakuan aloksan + ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2 % dosis II (100 mg/kg bb), tikus yang diberi perlakuan aloksan + glibenklamid 0,02% (dosis 1 ml/ kg bb). Setiap perlakuan diperiksa kadar glukosa darah serta rata-rata berat badan tikus pada hari ke-0, 3, 7, 14, dan 21. Sebelum diberi perlakuan tikus diadaptasi 2 minggu dan dipuasakan selama 16-18 jam. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Variabel yang diamati adalah kadar glukosa darah serta rata-rata berat badan pada masing-masing perlakuan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan diantara perlakuan maka pengujian di lanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2% dosis  (50 mg/ kg bb) , dosis  (100 mg/kg bb) dan glibenklamid 0,02% 1 ml/kg bb secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah (P<0,05) hari-7 sampai hari ke-21, serta meningkatkan berat badan (P<0,05) pada tikus putih yang diinduksi aloksan. Hal ini menunjukan ekstrak etanol buah naga daging putih (H.undatus) dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah serta peningkatan berat badan

    Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Bunga Kecubung (Datura metel l.) di Bali yang Berpotensi sebagai Anestetik

    No full text
    Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan beragam hayati yang ada di dalamnya. Tumbuh beragam tanaman dengan beragam manfaat. Diantaranya sebagai tanaman obat, seperti kecubung. Kecubung merupakan tanaman yang beracun namun sering dimanfaatkan sebagai obat bius, antitusif, bronkodilator, halusinogen, hingga pestisida alami. Bali, sebagai salah satu sentra penanam tanaman obat, memiliki dua variasi bunga kecubung yaitu ungu dan putih. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstraksi etanol bunga kecubung (Datura metel L.) di Bali yang berpotensi sebagai anestetik dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel bunga kecubung yang diperoleh dari Desa Serangan, Denpasar Selatan, Bali. Bunga tersebut diekstraksi dengan etanol 96%, kemudian dilakukan uji fitokimia, hasilnya menunjukkan bahwa bunga kecubung positif mengandung triterpenoid/ steroid, flavonoid, fenolat, tanin, saponin dan alkaloid. Senyawa kimia yang berpotensi sebagai anestetik adalah saponin dan alkaloid

    Pengaruh Partisi Etil Asetat Ekstra Buah Pare (Momordica Charantia) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih ( Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Streptozotozin

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat pemberian partisi etil asetat ekstrak buah pare terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes melitus. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan sebelum disuntikkan streptozotocin dan pada hari ke 0, 4, 11, dan18 setelah tikus dalam keadaan diabetes mellitus eksperimental. Pemberian perlakuan (ekstrak pare dan partisi kloroform) dilakukan pada hari nol sampai hari ke 18. Penelitian ini terdiri atas empat perlakuan dan lima pengulangan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Lima perlakuan ini adalah tikus normal yang menjadi kontrol negatif (-), tikus diabetes melitus BB kontrol positif (+), tikus diabetes melitus dan ekstrak pare 2% (200 mg/kg BB) dan tikus diabetes melitus dan partisi etil asetat 50 mg/kg BB . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian partisi etil asetat ekstrak buah pare berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap penurunan kadar glukosa darah tubuh. Kesimpulan ekstrak etil asetat pare dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus

    Prevalensi Toxocara vitulorum Pada Induk Dan Anak Sapi Bali Di Wilayah Bali Timur

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing Toxocara vitulorum pada induk dan anak sapi bali di wilayah Bali Timur. Sebanyak 720 sampel feses sapi bali yang terdiri dari 360 sampel feses induk sapi bali dan 360 sampel feses anakan (pedet) sapi bali telah diperiksa menggunakan metode pengapungan. Hasil pemeriksaan secara keseluruhan menunjukkan prevalensi T. vitulorum pada sapi bali di wilayah Bali timur sebesar 39,4 %. Dari 360 induk sapi bali terdapat 153 (42,5%) sampel yang positif terinfeksi T. vitulorum. Sedangkan dari pemeriksaan 360 sampel feses pedet sapi bali, terdeteksi sebanyak 131 (36,4%) sampel pedet yang terinfeksi T.vitulorum

    Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Di Induksi Aloksan

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan  (Rattus novergicus) yang diadaptasi selama tiga minggu dan dibagi secara acak menjadi lima kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah empat ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada lima perlakuan yang diberikan sebagai berikut: perlakuan I sebagai kontrol diabetes tanpa diberikan perlakuan, perlakuan II sebagai kontrol negatif (aloksan 120 mg/kg bb), perlakuan III aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 50 mg/kg bb), perlakuan IV aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 100 mg/kg bb), perlakuan V sebagai kontrol positif (Aloksan + Glibenklamid 1 ml/kg bb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% pada dosis 50 mg/kg bb, maupun dosis 100 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% memiliki efek yang sebanding dengan glibenklamid sebagai penurun glukosa darah

    Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) yang Diinduksi Aloksan

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol buah pare (M. charantia) sebagai penurun kadar glukosa darah tikus putih jantan (R. novergicus) yang diinduksi aloksan. Sampel penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih jantan (R. novergicus) berumur 3 bulan dengan berat rata-rata 150-300 g. Rancangan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan sebagai berikut, perlakuan I sebagai kontrol yaitu tikus normal tanpa perlakuan, Perlakuan II kontrol diabetes, perlakuan III tikus diabetes dan ekstrak buah pare 100 mg/kg bb, perlakuan IV tikus diabetes dan ekstrak buah pare 50 mg/kg bb, dan perlakuan V tikus diabetes dan glibenklamid 1 mg/kg bb. Hasil penelitan menunjukan buah pare mengandung zat flavonoid, polifenol, dan saponin. Pemberian ekstrak etanol buah pare (M. charantia) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (R. novergicus) penderita diabetes dengan diinduksi aloksan secara signifikan P<0,05 yang sebanding dengan pemberian glibenklamid. Dengan demikian, ekstrak etanol buah pare dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah

    Analisis Nilai Gizi Telur Itik Asin Yang Dibuat Dengan Media Kulit Buah Manggis Selama Masa Pemeraman (NUTRIENT ANALYSIS OF DUCK SALTED EGGS MADE BY MANGOSTEEN RIND MEDIA DURING SALTING PERIODS)

    No full text
    The purposes of this research were to determine the level of nutrient in duck salted eggs made by using mangosteen rind media observed by water content, ash, fat, protein and carbohydrate during salting periods. This research used Completely Randomized Design (CRD), with twofactors. First were media;   mangosteen rind media and brick media. Second were salting periods;7, 14 and 21 days. The level of nutrient contain in duck salted eggs measured according to  Association of Official Analytical Chemist (1984) methods. These data analyzed by T tests tocompare the level of nutrient contain in duck salted eggs produced between medias during saltingperiods. The results show that during the curing process by using the mangosteen rind media wasobserved at days 7, 14 and 21 decreased water and fat content of salted eggs. While the ash, proteinand carbohydrates content increased successively. When compared with the bricks media, all levelof nutritional parameters did not show a significant difference. So it can be concluded that themangosteen rind can be used as a media for making salted eggs
    corecore