95 research outputs found

    Memahami Perkembangan Desa di Indonesia

    Full text link
    Pada umumnya pemerintahan desa di seluruh Indonesiazaman dahulu bentuknya menurut hukum adat adalah "collegial"Desa adalah daerah otonom yang paling tua, dimana desa lahirsebelum lahirnya daerah koordinasi yang lebih besar dan sebelumlahirnya kerajaan (negara), sehingga ia mempunyai otonomi yangpenuh dan asli. Sebelum era kolonialisme, struktur politik dan fungsipemerintahan asli (desa) sudah dikenal luas dalam berbagaimasyarakat, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di daerah lain diluar Indonesia. Contohnya, barangay di Filipina, panchayat di IndoPakistan, sultanates di Malaysia, small kingdoms di Nepal, gamsabbawas di Sri Lanka, desa di Jawa, dan sakdina di Thailand.Nama-nama di atas merupakan struktur politik dengan fungsi-fungsitertentu yang sudah dikenal dan dipraktekkan sangat lama dalammasing-masing masyarakat.Masuknya sistem pemerintahan modern di desa, telahmerobak sejarah panjang hasil buah karsa dan karya perjalananpanjang karakteristik budaya yang mengedepankan komunalismekearah individualistik. Di Indonesia, diperkirakan lebih dari tigaperempat penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Sehinggaselalu menjadi masalah pelik dalam pemajuannya. Salah satunyaadalah bagaimana upaya menghapuskan kesenjangan antara desa dankota dimana hal tersebut selalu dijadikan indikator keberhasilanpembangunan secara nasional. Sementara, dampak umumpembangunan terhadap desa yang membawa efek yang jauh lebihmembahayakan masyarakat desa dalam friksi-friksi yang tajam tidakmenjadi telaah penting. Sementara hal tersebut akan berimplikasiterhadap Perubahan nilai fundamental (local identity), sehinggasemakin merapuhkan sendi-sendi tradisi dan kekeluargaan yangmembangun komunitas desa

    Eksistensi Nilai-nilai Filosofi Kebangsaan dalam Kepemimpinan Nasional

    Full text link
    Kepemimpinan nasional yang terbangun dalam cara pandang,strategi, pilihan kebijakan dan orientasi sebagai proses dalammencapau tujuan negara semestinya harus berorientasikan nilaipancasila didalamnya. Ini merupakan perwujudan dari esensinasionalisme yang menempatkan mekanisme kepemimpinannasional sebagai perwujudan dari proses kedaulatan yangterlegitimasi oleh rakyat.Keutuhan impelementasi nilai tersebut, harus terdapat pada seluruhkomponen kepemimpinan bangsa baik formal maupun informalsehingga mengukuhkan sinergitas proses kepemimpinan yang dapatmembawa suasana kedamaian yang menciptakan keamanan sehinggasetiap masyarakat dapat beraktifitas secara baik sehingga akanmampu mencapai tahapan kesejahteraan yang merupakan cita-citanasional Indonesia. Kondisi yang diciptakan dari mekanismetersebutlah yang dapat mewujudkan kepemimpinan nasional yangkokoh yang dapat diterima oleh seluruh lapisan dan berbagaikomponen masyarakat yang ada

    Fenomena Electocracy dalam Pilkada Langsung di Indonesia

    Full text link
    Dimensi politis manusia adalah dimensi masyarakat sebagaikeseluruhan dengan ciri khasnya bahwa pendekatan itu terjadi dalamkerangka acuan yang berorientasi pada masyarakat sebagaikeseluruhan. Pilkada langsung adalah sebuah ruang yangdiperuntukkan bagi perwujudan nilai tertinggi dari esensi politikmanusia dalam sebuah wilayah tertentu yaitu pemegang utama darilegakitas akan sebuah kedaulatan. Seyogyanya, serpihan harapanyang terdapat dalam nilai demokrasi yang tertuang dalam proses dancontent dari pilkada langsung mampu memberikan nilai kesepadananatas kedaulatan yang diamanahkan kepada penguasa.Keadaan tersebut tidak menjadi bumerang yang berbalikarah menjadi senjata yang memakan tuannya yang dalam kontekskajian ini dikenal dengan electocracy yaitu keadaan dimanapemerintahan dipilih secara demokratis namun pejabat yang terpilihtidak memeiliki kapasitas dan kapabilitas dalam pengelolaanmanajemen pemerintahan yang telah banyak dikenal secara luasdalam kajian masyarakat dunia ketiga masih sangat mempengaruhipola hidup masyarakat yang cendrung masinh sangat patron client

    Birokrasi Lokal Dalam Tantangan Akselerasi Pembangunan Sulawesi Tengah

    Full text link
    Birokrasi adalah alat negara yang diciptakan untuk dapatmenjalankan fungsi-fungsi pelayanan yang diletakkan oleh legitimasiyang diberikan oleh rakyat. Perubahan sistem yang merupakansebuah akselerasi terhadap Perubahan yang berlangsung dalamsirkulasi kepentingan elit yang ada, seharusnya dapat menciptakaniklim baru dalam mekanisme kerja yang harus diselesaikan olehsebuah pengorganisasian.Peran birokrasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan politikyang telah ditetapkan oleh makanisme politik yang berlangsung danmenungkannya sebagai wujud prestasi dalam mencapai tujuan yangdiinginkan dan dicita-citakan oleh masyarakat bangsa. Pembangunanbagi sebuah negara adalah wujud kongkrit yang merupakan bentukevaluasi secara komprehensif atas kehidupan masyarakat dalamsuasana yang adil, makmu dan sejahtera sebagaimana tujuan utamapembentukan negara.Ukuran riil akan keberhasilan birokrasi Indonesia dalammengakselerasi Perubahan hingga pada level local adalah tercapainyatujuan negara yang dikonstruksi dalam bentuk pembangunan daerahyang ditetapkan melalui rencana pembangunan daerah sesuaimekanisme yang ada. Dengan demikian kegagalan dalammengimplementasikan rencan dan tujuan pembangunan daerahadalah kegagalan dalam pengabdian yang diamanahkan masyarakatdaerah kepada mekanisme birokrasi yang ada

    Budaya Politikdan Iklim Demokrasi di Indonesia

    Full text link
    Masyarakat Indonesia dan elitnya pada penyelenggaraan kekuasaansering memakai kekuasaannya tanpa control atau kendali akibatnya,aturan permainan dan hukum kerap tidak dijadikan koridor dalampelaksanaan kenegaraan dan kehidupan kemasyarakatan.Kepercayaan (trust) masyarakat menjadi sangat lemah terhadaphukum atau aturan, budaya politik. Hal tersebut melemahkan disiplinsosial yang telah memiliki cikal bakal dan catatan sejarah dalammasyarakat Indonesia secara luas.Pada setiap aktifitas dalam setiap proses politik masyarakat, akansenantiasa terjadi dalam lingkup budaya, yang dapat digambarkanbahwa pada jangka waktu tertentu, akan selalu terjadi prosesdialektika timbal Balik antara kehidupan politik di satu pihak dengansistem nilai budaya masyarakat pada pihak lain, yang kemudianmembentuk sebuah kepercayaan yang luas dan dijadikan sebagaisebuah komitmen meskipun hadir sebagai consensus yang tidaktercatat, tetapi dilakukan dan mengalami perbaikan secara kualitatifsetiap saat. Keberhasilan penguatan budaya politik pada setiapbangsa dapat tercapai melalui proses sosialisasi politik. Proses inilahyang mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasiberikutnya

    Peningkatan Kadar Mda Plasma pada Pelaku Latihan Submaksimal Embu Berpasangan Putra Shorinji Kempo di Malam Hari

    Full text link
    The purpose of the study was to find out the increase of oxidative stress level of athletes who exercised male partnered submaximal embu shorinji kempo at night. The research was conducted using the pretest posttest one group design of quasi expe-rimental design. The samplings of the study were eight of 18 to 20 year-old healthy college students of sport science of Surabaya State University. The blood samples were taken from vena cubiti before and after the exercise of male partnered submaximal embu. The dependent variable was observed using MDA plasma level indicator. The data were analyzed using SPSS 16 of T-test. The result showed the increase of plasma MDA level from pretest and posttest was p=0,002 (p<0,05). It means that there was a significant difference. In conclusion, there was an increase of MDA plasma level causing the increase of oxidative stress level of athletes who exercised male partnered sub-maximal embu shorinji kempo at night. The study was intended to give more empirical information to athletes who exercised male partnered submaximal embu shorinji kempo at night which was viewed from oxidative stress level parameter

    The Role of Expansion Movement in the Establishment of New Region in Indonesia: a Study of Parigi Moutong Regency

    Full text link
    The study explains the dimension of the structure of resource mobilization in the political movement of new region establishment in Indonesia. The establishment of new regions has been seen only in the utilization of formal structures. In fact, the involvement of non-formal organizations also contributes to the importance and determines a region expansion. The study employed a qualitative approach with the support of primary and secondary data related to the establishment of Parigi Moutong Regency. The data was obtained through in-depth interviews with the group figures of the expansion. The secondary data was obtained from mass media and government agencies as well as personal documentation. The theory used was the dimension of the resource mobilization structure of the political opportunity structure (POST) theory. The study reveals that the success of the expansion movement in Parigi Moutong Regency for their structure resource mobilization by civil society organizations or non-formal to formal institutional build up pressure by using lobbying based on personal, professional and primordial networks. The influence of national political reforms motivated and mobilized the mobilization of movement resources as a repetition of the movement that had taken place in the previous expansion movement in Parigi Moutong Regency

    Penurunan Noise Figure Performance (Fn) Pada Hbt Si / Si 1-x Gex Berdasarkan Pengaturan Stripe Emiter Area (Ae) Dan Fraction Mole (X).

    Full text link
    Paper ini membahas pengaruh Perubahan stripe emiter area (Ae) dan fraction mole (x) terhadap unjuk kerja HBT SiGe antara lain Resistensi parasitis RB dan RC, fT, fmaks, current gain (β) serta noise figure (Fn,), model dikembangkan dari HBT SiGe IBM generasi kedua dengan Ae 0,1810 m2. Saat Ae diturunkan menjadi Ae 0,1210 m2 dan Ae 0,0910 m2 dan fraction mole (x) dinaikkan menjadi dua kali (2) maka parameter RB, dan β mempunyai relasi positif sedangkan RC , fT, fmaks negatif terhadap Perubahan tersebut. Model HBT SiGe dengan x: 0.1 dan Ae:0,1810 m2 mempunyai nilai Fn minimum terendah dibanding dengan Ae 0,1210 m2 dan 0.0910 m2 yaitu 0.57 dB , 0.64 dB, 0.69 dB. Jika nilai fraction mole (x) diturunkan 50% , menyebabkan kenaikkan Fn yang tidak linier yaitu 77%, 79% dan 89% dari nilai semula. Relasi noise figure (Fn) dengan stripe emiter area (Ae) dan fraction mole (x) diekspresikan dengan relasi berikut ; F k A x n e. 0 , jadi noise figure (Fn) dapat diperkecil dengan memperarea stripe emiter area (Ae) dan menaikkan fraction mole (x). Kata kunci : Noise Figure (Fn), stripe emiter area (Ae), fraction mole (x), SiGe HBT ABSTRAK Paper ini membahas pengaruh Perubahan stripe emiter area (Ae) dan fraction mole (x) terhadap unjuk kerja HBT SiGe antara lain Resistensi parasitis RB dan RC, fT, fmaks, current gain (β) serta noise figure (Fn,), model dikembangkan dari HBT SiGe IBM generasi kedua dengan Ae 0,1810 m2. Saat Ae diturunkan menjadi Ae 0,1210 m2 dan Ae 0,0910 m2 dan fraction mole (x) dinaikkan menjadi dua kali (2) maka parameter RB, dan β mempunyai relasi positif sedangkan RC , fT, fmaks negatif terhadap Perubahan tersebut. Model HBT SiGe dengan x: 0.1 dan Ae:0,1810 m2 mempunyai nilai Fn minimum terendah dibanding dengan Ae 0,1210 m2 dan 0.0910 m2 yaitu 0.57 dB , 0.64 dB, 0.69 dB. Jika nilai fraction mole (x) diturunkan 50% , menyebabkan kenaikkan Fn yang tidak linier yaitu 77%, 79% dan 89% dari nilai semula. Relasi noise figure (Fn) dengan stripe emiter area (Ae) dan fraction mole (x) diekspresikan dengan relasi berikut ; F k A x n e. 0 , jadi noise figure (Fn) dapat diperkecil dengan memperarea stripe emiter area (Ae) dan menaikkan fraction mole (x). Kata kunci : Noise Figure (Fn), stripe emiter area (Ae), fraction mole (x), SiGe HB
    • …
    corecore