1 research outputs found
PROSPEK KAPUPATEN SUKOHARJO SEBAGAI KAWASAN AGROPOLITAN MELALUI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK MODEL ZERO WASTE
Kabupaten Sukoharjo merupakan kapuaten dengan laus total wilayah 46,666 Ha,
50,30% atau 25,808 Ha dari wilayah sukoharjo merupakan area pertanian. Pada
tahun 2015 pemerintah kabupaten sukoharjo menargetkan mencapai 300 ribu ton
dengan laus panen 21 Ha. Ditambah lagi wacana pemerintahan pada 2018
Indonesia harus mampu melaksanakan swasembada beras. Pemerintah sukoharjo
memerlukan sistem pertanaian yang tepat untuk meningkatan kualitas dan
kauantitas hasil panen padi. Sistem integrasi tanaman-ternak model zero waste
merupakan sistem pertanian yang mengoptimalkan sumber daya alam dan
mencegahan timbulnya sampaha akibat hasil samping dari kegiatan pertanaian.
Integrasi tanaman-ternak model zero waste merupakan solusi yang tepat dalam
pemecahan masalah pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo
masih menggunakan sistem pertanian tradisional akibatnya hasil panen yang
kurang dan kantitas panen yang kurang. Hasil utama dari sistem integrasi tanaman
– ternak model zero waste adalah 4F ( Food, Fertilizer, Feed, dan Fuel), beras
sebagai Food, Fertilizer berupa pupuk kompos, Feed berupa pakan pertanaka
berupa batang dan daun padi, dan Fuel beruapa biogas, kesemuanya itu
diharapkan dapat menunjang kebutuhan pertanian di Sukoharjo dan nantinya
mampu meningkatkat kualitas dan kuantitas panen padi. Sistem integrasi
tanaman-ternak model zero waste mampu mempercepat pembangunan pedesaan
di kawasan Sukoharjo, dengan semakin banyaknya komoditas unggulan di
anataranya beras organik, bio-desinfektan, dan pupuk kompos. Agropolitan di
Kabupaten Sukoharjo mampu menciptakan sistem pertanian lebih modern, lebih
praktis, dan lebih optimal dalam penggunaan sumber daya alam .
Kata kunci: agropolitan, tanaman-ternak,, beras, integrasi, zero wast