34 research outputs found

    Hubungan Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Sumber Yodium Dengan Fungsi Kognitif Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Penderita Gaky Di Sd Negeri Ngargoyoso 2 Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Pendahuluan : Prevalensi GAKY di SD Negeri 02 Ngargoyoso sebesar 43,18% (endemik berat). Pertumbuhan dan perkembangan anak yang teridentifikasi GAKY terhambat. Kondisi tersebut mengakibatkan IQ dan prestasi belajar lebih rendah dari anak normal, Hal ini disebabkan salah satunya adalah konsumsi bahan makanan sumber yodium rendah. Tujuan : Mengetahui hubungan antara konsumsi bahan makanan sumber yodium dengan fungsi kognitif dan prestasi belajar anak SD penderita GAKY di SD Negeri 02 Ngargoyoso Karanganyar. Metode Peneitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel GAKY 30 siswa sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Fungsi kognitif diukur menggunakan tes IQ metode CPM sedangkan prestasi belajar diambil dari nilai raport. Uji statistik menggunakan pearson product moment. Hasil Penelitian : Karakteristik umur responden yang terindentifikasi GAKY sebagian besar berumur 11 tahun sebanyak 14 orang (46,7%). Jenis kelamin responden yang teridentifikasi GAKY sebagian besar adalah laki-laki (56,7%). Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber yodium responden yang teridentifikasi GAKY dengan kategori cukup (63,3%). Fungsi kognitif responden yang teridentifikasi GAKY sebagian besar di atas rata-rata (53,3%). Prestasi belajar responden yang teridentifikasi GAKY dengan kategori baik (60%). Hubungan konsumsi bahan makanan sumber yodium dengan fungsi kognitif dan prestasi belajar yang teridentifikasi GAKY memiliki nilai p yaitu p=0,254 dan p=0,961. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara konsumsi bahan makanan sumber yodium dengan fungsi kognitif dan prestasi belajar anak SD penderita GAKY di SD Negeri 02 Ngargoyoso Karanganyar. Saran : Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang faktor penyebab GAKY serta dilakukan kajian lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif dan prestasi belajar siswa di daerah endemik berat selain dari status GAKY

    Pengaruh Substitusi Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas L.) Terhadap Kadar Betakarote

    Get PDF
    Introduction: Deficiency of vitamin A is one of the main nutritional problem in Indonesia. Vegetable foodstuffs which contain provitamin A is the orange-fleshed sweet potato. Substitusion can help improve the nutritional value, including betacarotene. Proximat analysis needs to be done to determine changes in the nutritional value due to the substitution of orange-fleshed sweet potato flour. Objective: The purpose of the research was to determine the Subsititution Effect of orange-fleshed sweet potato flour (lpomoea batatas L.) in value of betacarotene and proximate composition in biscuit. Methode: The design of the research used an experimental design with a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 1 control with 2 replications. It’s substitution of orange-fleshed sweet potato flour was 0%, 40%, 50%, and 60%. The value of beta-caroten obtained by the method of thin layer chromatography (TLC) and proximate value analysis using “one way ANOVA” test with a significant level of 95% and continued by duncan multiple range test (DMRT). Result: Value of beta-caroten in biscuit substitused orange-fleshed sweet potato flour 0%, 40%, 50%, and 60% were <62,9 mg/kg. The highest of water content was 4,58% and the lowest was 3,68%. The highest of ash content was 1,6% and the lowest was 1,06%. The highest of protein content was 8.82% and the lowest was 4,85%. Then, the highest of carbohydrate content was 71,4% and the lowest was 67,1%. Conclusion: There is a substitution effect against the orange sweet potato flour for biscuits proximate with value sig. = 0.00 (p <0.05). Suggestion: before the addition of orange-fleshed sweet potato flour with the greater ranges to increase the value of beta-caroten

    Hubungan Aktivitas Olahraga Dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Puasa Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    PENDAHULUAN :Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah. Salah satu penatalaksanaan DM adalah latihan jasmani. Olahraga dapat menghasilkan otot yang lebih aktif yang selanjutnya menggunakan lebih banyak glukosa sehingga menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali. TUJUAN : Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan aktivitas olahraga dengan pengendalian kadar glukosa darah puasa penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. METODE : Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Aktivitas olahraga diukur dengan menggunakan kuesioner dan kadar glukosa darah puasa diambil dari rekam medis pemeriksaan terakhir di rumah sakit. Uji hubungan menggunakan uji Chi Square. HASIL : Dari hasil analisa univariat didapatkan glukosa darah puasa responden sebagian besar tidak terkendali sebesar 26 responden (68,43%) dan aktivitas olahraga responden sebagian besar tidak baik sebesar 20 orang (52,6%). Dari uji Chi Square menunjukkan hasil analisa aktivitas olahraga dengan pengendalian kadar glukosa darah puasa di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dengan nilai p=0,632 (>0,05) yang berarti tidak ada hubungan aktivitas olahraga dengan pengendalian kadar glukosa darah puasa penderita DM tipe 2 dengan persentase sebesar 72,3% KESIMPULAN : Tidak ada hubungan aktivitas olahraga dengan pengendalian kadar glukosa darah puasa penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta

    Perbedaan Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Antara Anak SD Penderita Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky) Dan Non Gaky Di SD Negeri 02 Ngargoyoso Karanganyar

    Get PDF
    13,5 poin lebih rendah dibandingkan anak-anak di daerah non endemik GAKY. GAKY pada anak dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar dan gangguan fungsi metabolisme sehingga aktivitas fisik menjadi berkurang. Tujuan : Mengetahui perbedaan aktivitas fisik dan prestasi belajar anak SD Penderita GAKY dan non GAKY di SD Negeri 02 Ngargoyoso Karanganyar. Metode Penelitian : Penelitian Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel masing-masing GAKY dan non GAKY sebesar 52 siswa sesuai kriteria. Data aktivitas fisik diukur menggunakan metode Recall Aktivitas Fisik (3x24 jam). Prestasi belajar diukur menggunakan nilai UTS yang terdiri dari Matematika, Bahasa Indonesia, PKN, IPA dan IPS. Uji statistic menggunakan t-test independent. Hasil Penelitian : Karakteristik umur penderita GAKY sebagian besar berumur 10 tahun (28,86%) sedangkan non GAKY berumur 11 tahun (26,95%), jenis kelamin penderita GAKY sebagian besar perempuan (51,92%) sedangkan non GAKY adalah laki-laki (51,92%). Aktivitas fisik penderita GAKY sebagian besar ringan (82,69%) sedangkan non GAKY sebagian besar sedang (50,00%). Prestasi belajar penderita GAKY sebagian besar kurang baik (63,47%) sedangkan non GAKY prestasi belajar baik (82,47%). Perbedaan aktivitas fisik dan prestasi belajar antara anak penderita GAKY dan non GAKY memiliki nilai p berturut turut yaitu p=0,000 dan p= 0,004. Kesimpulan : Ada perbedaan antara aktivitas fisik dan prestasi belajar anak penderita GAKY dan non GAK

    Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe, Tingkat Kecukupan Asam Folat, Vitamin B12 Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Pendahuluan : Anemia dapat disebabkan oleh defisiensi berbagai zat gizi yang memberikan kontribusi terhadap metabolisme zat besi di dalam tubuh, seperti asam folat, vitamin B12, dan vitamin C. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe akan memiliki peluang terhindar dari anemia daripada ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe. Kesadaran dan kepatuhan dibutuhkan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Tujuan : Mengetahui hubungan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet fe dan tingkat kecukupan asam folat, vitamin B12 dan vitamin C dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah subjek penelitian sebanyak 49 dipilih dengan metode consecutive sampling. Data kepatuhan diperoleh dengan menggunakan kuestioner, data tingkat kecukupan asam folat, vitamin B12, dan vitamin C menggunakan recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dan data kadar hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin. Analisisi data dilakukan dengan uji korelasi yaitu uji person product moment. Hasil : Berdasarkan analisis univariat kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kerjo sebesar 44,9%. Kepatuhan konsumsi tablet Fe subjek yaitu sebesar 67,2%. Subjek dengan tingkat kecukupan asam folat yang cukup sebanyak 55,1%, subjek dengan tingkat kecukupan vitamin B12 yang cukup sebanyak 61,2%, subjek dengan tingkat kecukupan vitamin C yang cukup sebanyak 55,1%. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe, tingkat kecukupan asam folat, vitamin B12, vitamin C dan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar

    GAMBARAN ASUPAN MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI

    Get PDF
    Background: Diabetes mellitus (DM) is the drove indication that appear in certain person who experience in raising blood glucose contain caused by less absolute insulin deficiency in absolute and relative (Rusmiah, 2011). Diabetes mellitus experince from 8.4 million in 2000 to be around 21.3 million in 2030 in Indonesia country. The second type of Diabetes mellitus type II is strongly influenced by the intake of eating so to medical therapy should be may the controll glucose. One of the most important for patient is manage diabetes mellitus are control of blood glucose levels. Objective: To determine food intake of patients with blood glucose levels to the second type of diabetes mellitus treatment outpatients in RSUD Dr. Moewardi Methods: This research is an observational descriptive research with cross sectional approach. The samples of the reseach is the patients of with type II diabetes mellitus outpatients in RSUD Dr. Moewradi. Results: The research use 55 sampleies . The intake consumption samples has sequent 49 samples of energy cinsumtion with 89% prevalence, 55 sample of protein consumstion with 100% prevalence. 47 samples of fat comsumtion with 85,4% prevslence and 39 samples of carbohidrate sonsumtion with 70.9% prevalence. Conclusion: The food consumtion ilustration of type II diabetes mellitus is good category that normal glukose level is 18.8% low comsumtion category with abnormal glukose level is 78.1

    Hubungan Asupan Natrium dengan Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Rawat Jalan yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Kabupaten Sukoharjo

    Get PDF
    Introduction: Chronic renal failure is a failure in renal function that progresses slowly resulting accumulation of residual metabolites. Hemodialysis therapy can maintain a stable kidney function so their health condition does not get worse. Chronic renal failure patients with hemodialysis should pay attention to proper diet (especially their sodium intake) to controll blood pressure and edema. Objective: This study aimed to determine the relationship between sodium intake and changes in blood pressure in chronic renal failure with hemodialysis outpatients at district hospital of Sukoharjo. Research method: This research used observational with cross-sectional design. The research subject were chronic renal failure with hemodialysis outpatients at district hospital of Sukoharjo. Sampling technique used consecutive sampling. Blood pressure data were obtained from medical record, while sodium intake data were obtained through interview using a semi-quantitative FFQ method. Statistical analyzis of relationship between sodium intake and changes in blood pressure used Spearman’s Rank tests. Results: The univariate results indicated that 80,6% patients had sufficient sodium intake, 100% patients had change in systolic blood pressure and 74,2% patients had change in diastolic blood pressure. The bivariate results indicated that there was no relationship between sodium intake and change in systolic blood pressure (p = 0.083) and change in diastolic blood pressure (p = 0.414). Conclusion : There was no relationship between sodium intake and changes in systolic and diastolic blood pressure in chronic renal failure with hemodialysis outpatients at district hospital of Sukoharjo. Suggestion: Futher researches are needed in patients who do not get antihypertension class Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACE inhibitor) drugs and take into account other factors such as obesity, physical activity, smoking habits, alcohol consumption and stress

    HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO

    Get PDF
    DEPARTMENT OF NUTRITION SCIENCE FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA BACHELOR THESIS ABSTRACT DINA PERMATASARI. J310110048 RELATIONSHIP BETWEEN AGE OF WEANING AND FORMULA CONSUMPTION PATTERNS AND DENTAL CARIES AMONG CHILDREN IN MRANGGEN VILLAGESUKOHARJO. Introduction:Dental caries cavities are the most common tooth decays in children. Dental caries are due to loss of minerals from email , dentin , and cementum. Dental caries can be caused by several factors, such as early feeding and consumption patterns of infant formula, due to fermentation of carbohydrates. Objective:This study aimed to assess the relationship between age of weaning and formula consumption patterns and dental caries in children in the village of Sukoharjo Mranggen. Research method:This research was an observational with cross sectional design. Subjects were toddlers aged 24-59 monthsof Mranggen, Sukoharjo. Sampling technique usedsimple random sampling technique. Statistical tests used Chi - Square tests. Results:The study showed most children had dental caries (59,6%). Most children were weaned at the right age (88,5%). Most children consumed formula in a big amount (51,9%). There was 61,5% children consumed formula rarely. Most children consumedformula in morning, noon and night (57,7%). Most children consumed formula in short diration (86,5%). Conclusion:No relationship between weaning age and dental caries in under five children under five in the village of Mranggen,Sukoharjo.No relationship between formula consumption pattern and dental caries in under fivechildren in the village of Mranggen, Sukoharjo. Keywords:weaning age, formula consumption patterns, dental caries Bibliography:69:1993-201

    Hubungan Antara Karakteristik Sensorik Makanan Dengan Sisa Makanan Biasa Pada Pasien Rawat Inap RSUD dr. Soeratno Gemolong, Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Introduction: The problem of nutrition services that often occur in hospitals is the number leftovers it is influenced by several factors, including internal factors (inside) and external factors (outside). External factors one of which is food served which includes color, aroma, taste and texture of food. Based on a preliminary survey inpatient ward in dr Soeratno known Gemolong eat the rest of the patient is still high enough on the food staple by 72%, on the animal side dish 26%, on 70% vegetable side dishes and vegetables 65%. The food served in hospitals serves to maintain the immune system and help the healing process so that high food waste can affect the patient's health. Purpose: The purpose of the study to determine the relationship between the sensory characteristics of food with leftovers regular in-patient dr. Soeratno Gemolong Research methods :. This research is a cross-sectional. The number of respondents 40 people, selected by consecutive sampling. Data collected include food sensory characteristics include color, aroma, taste and texture of foods obtained through questionnaires breakfast, lunch and evening meals as well as the remaining data of patients were obtained by the method of weighing. Data were analyzed by Pearson Product Moment Correlation. Results: Overall the food senssorik characteristics (color, aroma, taste, texture) in the category Good. Karakeristik sensory attractive color category 87.5%, at 82.5% savory aroma category, the category of bad taste and texture 85.5% 97.5% corresponding category. On average 26.6% of respondents leftovers. Conclusion: There is a relationship between color, aroma and taste of food with leftovers regular in-patients in dr. Soeratno Gemolong. There is no relationship between the texture of the food with the rest of the regular meals in hospitalized patients dr. Soeratno Gemolong

    Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Protein Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten

    Get PDF
    Latar Belakang : Asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak berperan menyediakan energi bagi otak untuk bisa bekerja secara optimal. Kekurangan gizi pada masa remaja akan berdampak menurunnya aktifitas, sulit dalam memahami pelajararan sehingga dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah. Terpenuhinya asupan karbohidrat dan protein sehingga siswa dapat memiliki status gizi normal, hal ini diharapkan siswa lebih mudah dalam berkonsentrasi dalam belajar dan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar disekolah. Tujuan : Mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten. Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian Observasional dengan pendekatan cross sectional.Data asupan karbohidrat, protein menggunakan recall 3x24 jam tidak berturut-turut, data status gizi menggunakan z-skor IMT/U dan data prestasi belajar menggunakan nilai rata-rata rapor semester genap tahun ajaran 2013/2014. Analisis hubungan data dengan menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil :Hasil penelitian menunjukkan karakteristik sampel pada siswa yaitu sebagian besar berjenis kelamin perempuan (77,3%), umur sampel sebagian besar 16 tahun (43,2%), Asupan karbohidrat sampel sebagian besar (59,1%) dalam kategori Asupan defisit, Asupan protein sampel sebagian besar (34,1%) dalam kategori asupan defisit, Status gizi sampel sebagian besar (81,8%) dalam kategori normal, prestasi belajar sampel sebagian besar (43,2%) dalam kategori Baik. Kesimpulan : Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswa (p=0,016). Tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa (p=0,089). Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa (p=0,660
    corecore