Isometric Dilations of Representations of Product Systems via Commutants

We construct a weak dilation of a not necessarily unital CP-semigroup to an E-semigroup acting on the adjointable operators of a Hilbert module with a unit vector. We construct the dilation in such a way that the dilating E-semigroup has a pre-assigned product system. Then, making use of the commutant of von Neumann correspondences, we apply the dilation theorem to proof that covariant representations of product systems admit isometric dilations.Comment: Switched some definitions directly after theorems in Sect. 1, included (>6 pp.) introduction to von Neumann correspondences (Sect. 3). To appear in International Journal of Mathematic

Revisiting interval protection, a.k.a. partial cell suppression, for tabular data

The final publication is available at link.springer.comInterval protection or partial cell suppression was introduced in “M. Fischetti, J.-J. Salazar, Partial cell suppression: A new methodology for statistical disclosure control, Statistics and Computing, 13, 13–21, 2003” as a “linearization” of the difficult cell suppression problem. Interval protection replaces some cells by intervals containing the original cell value, unlike in cell suppression where the values are suppressed. Although the resulting optimization problem is still huge—as in cell suppression, it is linear, thus allowing the application of efficient procedures. In this work we present preliminary results with a prototype implementation of Benders decomposition for interval protection. Although the above seminal publication about partial cell suppression applied a similar methodology, our approach differs in two aspects: (i) the boundaries of the intervals are completely independent in our implementation, whereas the one of 2003 solved a simpler variant where boundaries must satisfy a certain ratio; (ii) our prototype is applied to a set of seven general and hierarchical tables, whereas only three two-dimensional tables were solved with the implementation of 2003.Peer ReviewedPostprint (author's final draft

Isospin in Reaction Dynamics. The Case of Dissipative Collisions at Fermi Energies

A key question in the physics of unstable nuclei is the knowledge of the $EOS$ for asymmetric nuclear matter ($ANM$) away from normal conditions. We recall that the symmetry energy at low densities has important effects on the neutron skin structure, while the knowledge in high densities region is crucial for supernovae dynamics and neutron star properties. The $only$ way to probe such region of the isovector $EOS$ in terrestrial laboratories is through very dissipative collisions of asymmetric (up to exotic) heavy ions from low to relativistic energies. A general introduction to the topic is firstly presented. We pass then to a detailed discussion on the $neck-fragmentation$ process as the main dissipative mechanism at the Fermi energies and to the related isospin dynamics. From Stochastic Mean Field simulations the isospin effects on all the phases of the reaction dynamics are thoroughly analysed, from the fast nucleon emission to the mid-rapidity fragment formation up to the dynamical fission of the $spectator$ residues. Simulations have been performed with an increasing stiffness of the symmetry term of the $EOS$. Some differences have been noticed, especially for the fragment charge asymmetry. New isospin effects have been revealed from the correlation of fragment asymmetry with dynamical quantities at the freeze-out time. A series of isospin sensitive observables to be further measured are finally listed.Comment: 16 pages, 6 figures, Contribution to the 5th Italy-Japan Symposium, Recent Achievements and Perspectives in Nuclear Physics, Naples Nov.3-7 2004, World Sci. in press. Latex in WorldSci/proc/styl

MAJAS METAFORA DAN METONIMI YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SHIOSAI: TINJAUAN LINGUISTIK KOGNITIF

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna majas metafora dalam novel berdasarkan hubungan antara ranah sumber dan ranah target. Penelitian ini juga mendeskripsikan makna dan jenis dari majas metonimi yang terdapat dalam novel berdasarkan hubungan antara konsep target dan konsep pemicu. Sumber data yang digunakan adalah novel “Shiosai” karya Yukio Mishima. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data-data yang muncul kemudian dianalisis menggunakan sudut pandang linguistik kognitif. Teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (1980) dalam Evans & Green (2005) dan teori metonimi konseptual dari Evans & Green (2005) digunakan sebagai landasan teori. Berdasarkan hubungan antara ranah sumber dan ranah target, terdapat tiga jenis ranah sumber yang digunakan penulis untuk memunculkan metafora dalam novel “Shiosai”. Pertama adalah ranah sumber yang berkaitan dengan alam, contohnya ranah sumber “tsuchi” atau “tanah” yang memunculkan metafora “aohi to iro no kanji yasui yawatsuchi”. Ranah sumber “tsuchi (tanah)” digunakan untuk mengandaikan “umi (laut)” yang merupakan ranah target. Jenis yang kedua adalah ranah sumber yang berkaitan dengan benda, seperti pada ranah sumber “fune” atau “kapal”. Dalam kalimat “Yoake no hakumei no naka no hakaishi wa, inshin na minato ni teihaku shite iru ooku no shiroi hofune no you ni mieru”, terdapat metafora “shiroi hofune (layar putih)” dan “inshin na minato (pelabuhan yang ramai)”. Kedua metafora tersebut menggunakan ranah sumber yang berkaitan dengan “kapal” untuk mengandaikan “inshin (batu nisan)” serta bukit tempat batu nisan itu berdiri. Terakhir, jenis yang ketiga yaitu ranah sumber yang berkaitan dengan kata sifat. Seperti pada kalimat “shinji no kokoro wa kore wo kiku to makkura ni natta”, ranah sumber yang memunculkan metafora dalam kalimat tersebut adalah “makkura (gelap pekat)”. “makkura” digunakan untuk mengandaikan ranah target “kokoro (hati)” yang sedang sedih. Dari ketiga jenis ranah sumber yang telah disebutkan di atas. ranah yang paling dominan dalam novel adalah ranah sumber yang berkaitan dengan alam. Berdasarkan hubungan antara konsep target dan konsep pemicu, terdapat delapan jenis metonimi menurut Kövecses and Radden dalam Evans & Green (2005) serta Watanabe (2010). Dalam novel “Shiosai”, hanya ditemukan enam jenis saja. Keenam jenis hubungan yang dimaksud adalah (1) Keseluruhan untuk sebagian, seperti pada kalimat “watashi mo kuroi kedo, anta mo zuibun kuroi nee” yaitu“watashi (saya)” digunakan untuk mewakili kulit (hada) sebagai bagian dari tubuh “watashi”, (2) Sebagian untuk keseluruhan, seperti pada kalimat “Watashi no kokoro wa Shinji san no mono desu” yaitu kata “kokoro (hati)” mewakili seluruh tubuh dan perasaan, (3) Wadah mewakili isi, seperti pada kalimat “Hatsue ga ichihayaku jibuntachi no nonda chawan wo katadzuke…” yaitu “chawan (cangkir)” mewakili teh sebagai isi yang tersimpan dalam cangkir, (4) Keterangan mewakili subjek, seperti pada kalimat “Kuroi seifuku wo mansai shita fune” yaitu “Kuroi seifuku” sebagai keterangan mewakili sosokIpara murid SMP berseragam hitam, (5) Produsen mewakili produk, seperti pada kalimat “Chiyoko ga, Bosuton Baggu wo burasagete…”, dan (6) Tindakan mewakili tindakan khusus, seperti pada kalimat “chanto aburaage wo saratte itta de naa” yang memiliki makna khusus yaitu memiliki makna lain yakni “mengambil sesuatu yang paling berharga”. Dari keenam jenis yang dipaparkan di atas, terdapat jenis metonimi yang paling dominan dalam novel, yaitu metonimi dengan hubungan produsen mewakili produk. Kata kunci: Metafora, Metonimi, Majas, Linguistik Kogniti