Regionalism and trade facilitation : a primer

This paper investigates when trade facilitation reform should be undertaken at the regional level. First, looking at both efficiency and implementation considerations, it confirms the perception that the regional dimension matters. Investigating where efficiency gains can be made, this research explains why national markets alone fail to produce the full scale economies and positive externalities of trade facilitation reform. Second, because trade facilitation policies need to address coordination and capacity failures, and because of the operational complexity challenge, the choice of the adequate platform for delivering reform is crucial. The lessons are that regional trade agreements offer good prospects of comprehensive and effective reform and can effectively complement multilateral and national initiatives. However, examples of implementation of trade facilitation reform in regional agreements do not seem to indicate that regional integration approaches have been more successful than trade facilitation through specific cooperation agreements or other efforts, multilateral or unilateral. Customs unions may be an exception here, and the author suggests reasons why this could be the case.Transport Economics Policy&Planning,Trade Law,Trade and Regional Integration,Free Trade,Trade Policy

Axion dark matter detection by laser induced fluorescence in rare-earth doped materials

open11openBraggio, Caterina; Carugno, Giovanni; Chiossi, Federico; Lieto, Alberto Di; Guarise, Marco; Maddaloni, Pasquale; Ortolan, Antonello; Ruoso, Giuseppe; Santamaria, Luigi; Tasseva, Jordanka; Tonelli, MauroBraggio, Caterina; Carugno, Giovanni; Chiossi, Federico; Lieto, Alberto Di; Guarise, Marco; Maddaloni, Pasquale; Ortolan, Antonello; Ruoso, Giuseppe; Santamaria, Luigi; Tasseva, Jordanka; Tonelli, Maur

PEMANFAATAN SITUS KEAGAMAAN (INTERNET) SEBAGAI SUMBER BELAJAR PAI DI SMPN MAUR KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini bagaimana pemanfaatan fasilitas situs keagamaan (internet) sebagai salah satu sumber belajar PAI siswa oleh siswa SMPN Maur Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara dan apa saja faktor penghambat yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan situs keagamaan (internet) sebagai salah satu sumber belajar PAI oleh siswa SMPN Maur Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara. Untuk menjawab permasalahan di atas penulis mengunakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Maur Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara cukup menunjang dalam peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas, walaupun ada hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan situs keagamaan (internet) sebagai salah satu sumber belajar PAI oleh siswa SMPN Maur Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara

Inovasi Pengelolaan Hubungan Masyarakat Untuk Peningkatan Partisipasi Orang Tua Dalam Kegiatan Belajar Anak

PPenelitian ini bertujuan untuk memaparkan Inovasi program hubungan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak,Pelaksanaan koordinasi inovasi hubungan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak.Teknik-teknik inovasi hubungan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak.Inovasi evaluasi hubungan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Maur Kecamatan. Data penelitian didapatkan dari hasil observasi, wawancara, angket/kuesioner dan dokumentasi. Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Inovasi Program hubungan masyarakat di SMP Negeri Maur Kecamatan Rupit sangat penting untuk dilakukan karena dalam perencanaan diketahui apa apa yang harus dilakukan kedepannya. Dalam perencanaan humas diadakan rapat dinas di awal tahun ajaran dan melibatkan semua elemen di SMP Negeri Maur Kecamatan Rupit yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Guru, Staf dan Komite SMP Negeri Maur Kecamatan Rupit dan dilakukan secara terbuka dan tidak tertutup para pihak yang terlibat memberikan saran saran dan masukan tentang perkembangan sekolah.Koordinasi inovasi hubungan masyarakat di SMP Negeri Maur Kecamatan Rupit

Beyond market access : the new normal of preferential trade agreements

This paper takes stock of the growing success of preferential trade agreements. It revisits what are the defining characteristics of modern preferential trade agreements, which are typically pursued for a diverse array of motives. In particular, the market access justification traditionally used to analyze the desirability and impact of preferential trade agreements misses increasingly important dimensions. The"Beyond Market Access"agenda of preferential trade agreements presents a new and broad set of deep regulatory and policy issues that differs in substance from the removal of tariff and quantitative barriers to trade. Issues related to preferences and discrimination, as well as the nature and implementation of commitments acquire a different meaning in deep preferential trade agreements. This change of paradigm presents significant opportunities and challenges for reform-minded developing countries to use preferential trade agreements to their own advantage.Trade Law,Free Trade,Environmental Economics&Policies,Emerging Markets,Trade and Regional Integration