9 research outputs found

    Kajian Penataan Ruang dan Penggunaan Material pada Bangunan Pengasapan Ikan (Studi Kasus: Sentra Pengasapan Ikan Bandarharjo)

    Full text link
    Bangunan pengasapan ikan merupakan salah satu bangunan industri rumah tangga yang banyak terdapat di Indonesia,salah satunya di Semarang. Di Semarang sendiri bangunan pengasapan ikan berada di kawasan sentra pengasapanikan di Bandarharjo, Semarang Utara. Pada kawasan sentra pengasapan ikan Bandarharjo, terdapat kuranglebih 35bangunan pengasapan ikan yang aktif melakukan kegiatan produksi ikan asap setiap harinya. Pembahasan mengenaibangunan pengasapan ikan ini akan difokuskan ke arah penataan ruang dan penggunaan material pada bangunanpengasapan ikan yang terdapat di sentra pengasapan ikan Bandarharjo. Mayoritas bangunan pengasapan ikan disentra pengasapan ikan Bandarharjo menggunakan kayu dan bambu sebagai material utama bangunan.Untuk materiallain yang digunakan adalah seng, GRC board dan plesteran yang diaplikasikan pada bagian dinding dan lantaibangunan pengasapan ikan. Sedangkan untuk tata ruang pada bangunan pengasapan ikan cukuplah sederhana, dimanatata ruang yang ada menyesuaikan alur proses yang terdapat dalam kegiatan produksi ikan asap. Melalui pengkajianmengenai penataan ruang dan penggunaan material pada bangunan pengasapan ikan ini didapatkan bahwasannya adabeberapa hal yang masih kurang dalam penataan ruang dan penggunaan material bangunan. Perlu ditingkatkannyakesadaran pelaku produksi ikan asap dan upaya dari pemerintah setempat untuk dapat bergerak bersama dalampeningkatan kualitas bangunan pengasapan ikan yang terdapat di sentra pengasapan ikan

    Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Kota Lama sebagai Landasan Budaya Kota Semarang

    Full text link
    Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah dan juga termasuk dalam kategori kota besar di Indonesia, memiliki ketiga aspek utama dari pengembangan kota berkelanjutan. Konservasi kawasan bersejarah yang termasuk dalam ikon pariwisata, dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah yang menjanjikan dan menjadi fokus utama pengembangannya. Kota Semarang sendiri memiliki beberapa kawasan yang strategis untuk di konservasi keberadaannya seperti Kota Lama, daerah Pecinan, Pasar Johar, dan Kampung Sekayu. Konservasi kawasan dilakukan untuk memberikan perlindungan kawasan bersejarah termasuk isi di dalamnya agar perkembangannya terkendali dan tidak tergusur oleh pembangunan dan modernisasi.Kota Semarang terbentuk melalui perjalanan sejarah panjang dan unik, yang ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah utamanya gedung dan bangunan kuno. Bertolak dari hal ini, kiranya diperlukan suatu konsep pemikiran yang komprehensif untuk menangani mutiara-mutiara yang ada di Kota Semarang ini, yang masih tampak kusam dan tidak kelihatan kilauannya. Pemerintah Kota Semarang sendiri juga tidak dapat melihat bahwa potensi kawasan dan bangunan kuno ini merupakan mutiara-mutiara yang masih kusam dan tersembunyi, yang dapat digosok supaya berkilau dan menarik perhatian. Mereka lebih suka latah membangun gedung-gedung dan mal-mal tanpa perencanaan yang matang, dan justeru sering menggusur bangunan bersejarah tersebut.Dari urian di atas, kiranya penelitian ini diperlukan untuk menangani satu diantara mutiara-mutiara tersebut yakni Kawasan Kota Lama melalui pengembangan konsep konservasi kawasan, yaitu merupakan konsep penataan, pelestarian dan pengembangan kawasan-kawasan bersejarah di kota Semarang, dan tentu saja merupakan salah satu landasan budaya bagi perencanaan dan pengembangan kota.Kegiatan penelitian diawali dengan mengumpulkan data-data histories-arkeologis di kawasan-kawasan bersejarah khususnya Kota Lama yang dilakukan melalui studi pustaka, studi arsip, studi peta, serta diikuti dengan observasi lapangan untuk mengetahui kondisi fisik kawasan dan bangunan-bangunan bersejarah. Data-data histories, arkeologis maupun arsitektural, baik berbentuk sumber primer maupun sekunder diklasifikasikan dan dianalisis secara deskriptif

    Peningkatan Kualitas Pembelajaran melalui Penerapan Metoda Pembelajaran yang Terintegrasi (Integrated Lesson Learned) dari Mata Kuliah yang Serumpun

    Full text link
    Metoda pembelajaran di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro khususnya yang diimplementasikan pada mata kuliah – mata kuliah yang serumpun dapat dikatakan masih belum optimal dalam pencapaian kualitas pemahaman dari peserta didik.Kondisi tersebut dapat diidentifikasi melalui kegiatan evaluasi dari sistem pembelajaan saat ini yangsecara rutin dilakukan di Laboraturium Desain dan Lingkungan BInaan. Dari hasil analisis diketahui bahwa hampir 80% dari keseluruhan mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang serumpun belum memiliki kemampuan untuk dapat mengintegrasikan peran antara mata kuliah yang berada dalam rumpun yang sama dalam satu permasalahan nyata. Pemahaman mahasiswa yang partial tersebut di perkuat dengan sistem pemberian tugas yang berbeda dan hanya diberikan pada setiap mata kuliah yang berada dalam satu rumpun.Guna mengantisipasi permasalahan diatas, dalam penelitian ini akan diteliti satu metoda pembelajaranyang dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan hubungan yang kuat antar mata kuliah dalam satu rumpun. Metoda yang akan dicoba diimplementasikan adalah metoda pembelajaran “Integrated Lesson Learned”

    Perubahan Tata Letak Ruang Rumah Tinggal Disepanjang Jalan Utama Lingkungan Dikaitkan dengan Kegiatan Ekonomi

    Full text link
    Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, kebutuhan Perumahan juga semakin meningkat khususnya dikota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan Perumahan yang layak maka Pemerintah bersama dengan swasta membangun Perumahan untuk berbagai lapisan masyarakat berupa real estate maupun Perumnas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitasnya. Kehidupan yang layak dari penghuni tidak terlepas dari lingkungannya yaitu terpenuhinya fasilitas yang dapat menampung kegiatan berkeluarga dan bermasyarakat. Arsitektur sebagai suatu lingkungan binaan senantiasa berusaha menjawab berbagai perkembangan dan Perubahan yang terjadi sehingga arsitektur merupakan satuan ruang yang digubah, diwujudkan, dibina, ditata berdasarkan kaidah dan norma-norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap desain arsitektur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikologis manusia yang akan menghuninya, terutama dalam pembentukan lingkungan binaan Perumahan, dimana didalamnya terjadi proses bermukim yang merupakan proses penyesuaian penghuni agar merasa nyaman, betah dalam bertempat tingggal dilingkungannya. Salah satu untuk membuat nyaman penghuni yang ada didalamnya adalah tersedianya aktivitas ekonomi disekitar Perumahan tersebut. Tumbuhnya kegiatan perdagangan di Perumahan pada jalan utama lingkungan Perumahan Plamongan Indah, tidak lepas dari adanya kesempatan yang dimiliki oleh lingkungan tersebut sebagai tempat untuk berlangsungnya kegiatan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis secara kualitatif rasionalistik. Data-data yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hal ini diperlukan dalam upaya menemukan hasil yang dipandang relevan terhadap fenomena yang akan diteliti dan dapat dicari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel penelitian adalah fisik dan non fisik sesuai dengan penelitian kualitatif. Variabel fisik meliputi visualisasi massa bangunan yang mencakup bentuk dan tata letak ruang. Variabel non fisik yang berkaitan dengan peraturan mengenai bangunan dan kondisi sosial ekonomi penghuni. Hasil penelitian ini adalah bahwa proses penganalisaan dengan mempergunakan setting sebaran variabel-variabel penelitian dari para koresponden secara keseluruhan yang tersaji pada peta/ gambar. Hal ini ternyata sangatlah mempermudah penganalisaannya karena tervisualisasi secara gamblang

    Desain Kawasan Agroedu-wisata Berbasis Desa

    Full text link
    Pengembangan pariwisata berbasis desa sedang marak dikembangkan di desa-desa. Terlebih pariwisata memberikan dampak baik yang cukup signifikan untuk penguatan perekonomian serta pemberdayaan masyarakat desa. Konsep wisata yang cocok diterapkan di desa adalah konsep wisata yang mengusung kelokalan seperti agrowisata karena pertanian sangat lekat kaitannya dengan pedesaan. Untuk menambah nilai wisata itu sendiri, konsep edukasi juga perlu ditambahkan untuk mengenalkan pertanian bagi pengunjungnya. Konsep wisata tersebut yang dirancang di Desa Lopait untuk memberikan manfaat tanah bengkok sekaligus mengangkat perekonomian wara sekitar. Desain yang dikembangkan berkonsep murah, mudah, dan tidak bersifat permanen, sehingga sebagian besar infrastrukturnya menggunakan bambu
    corecore