138 research outputs found

    PENGARUH JUMLAH AIR BONGGOL PISANG KLUTUK TERHADAP SIFAT FISIK DAN MASA SIMPAN HAIR TONIC RAMBUT RONTOK

    Get PDF
    Hair tonic merupakan salah satu jenis kosmetik untuk perawatan rambut rontok. Bahan alami seperti bonggol pisang bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Oleh sebab itu, air bonggol pisang klutuk dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan hair tonic.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah air bonggol pisang klutuk (Musa Balbisiana Colla) terhadap sifat fisik hair tonic rambut rontok yang meliputi aroma, warna, dan ada tidaknya endapan yang terjadi, serta masa simpan hair tonic rambut rontok yang diuji secara mikrobiologi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah air bonggol pisang klutuk dengan variasi 4%, 8%, dan 12%. Variabel terikat, yaitu sifat fisik hair tonic meliputi aroma, warna,dan ada tidaknya endapan, serta masa simpan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi melalui pengamatan sifat fisik yang dilakukan oleh 30 panelis, serta diuji mikrobiologi untuk mengetahui masa simpan. Data hasil uji sifat fisik dianalisis dengan bantuan program SPSS 16 menggunakan uji anova tunggal, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh. Hasil penelitian ini adalah semakin banyak jumlah air bonggol pisang klutuk, aroma yang dihasilkan semakin menunjukkan aroma bonggol pisang klutuk, warna yang dihasilkan semakin kekuningan, semakin banyak endapan yang terjadi, dan selama 12 hari tidak terdapat mikroba pada hair tonic air bonggol pisang klutuk. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh jumlah air bonggol pisang klutuk terhadap sifat fisik (aroma, warna, ada tidaknya endapan) dan tidak terdapat pengaruh terhadap masa simpan hair tonic. Hair tonic yang menunjukkan hasil terbaik adalah hair tonic dengan jumlah 8% air bonggol pisang klutuk, yaitu sedikit beraroma bonggol pisang klutuk, berwarna putih, agak kekuningan, jernih, dan terdapat sedikit endapan. Kata Kunci : hair tonic, air bonggol pisang klutuk, sifat fisik, masa simpan. Abstract Hair tonic is one kind of cosmetics for hair loss treatment. Natural ingredients such as banana tubers beneficial to nourish hair. Therefore, water klutuk banana tuber can be used as an ingredient in making hair tonic.The purpose of this study to determine the effect of the amount of water klutuk banana tuber (Musa balbisiana Colla) on the physical properties of hair loss hair tonic which includes smell, color, and presence or absence of sediment that occurred, and the shelf life of hair tonic hair loss microbiologically tested. This type of research is experimental. The independent variable in this study is the amount of water the banana klutuk tuber with variations of 4%, 8%, and 12%. Dependent variable, which includes the physical properties of hair tonic such as smell, color, and presence or absence of sediment, as well as shelf life. Data collection using observation by observation of physical properties by 30 panelists, and tested to determine the microbiological shelf life. Physical properties test data were analyzed with SPSS 16 using a single ANOVA test, followed by Duncan's test further to determine the effect of the difference. The results of this study are that more amount of water klutuk banana tuber, the resulting smell shows smell klutuk banana tuber, the resulting color is yellow, the more sediment is happening, and during 12 days there is no microbial hair tonic water contained klutuk banana tuber. The conclusions from this study are the influence of the amount of water klutuk banana tuber of the physical properties (smell, color, presence or absence of sediment) and there is no influence on the time of shelf life hair tonic. Hair tonic which showed the best result is hair tonic with 8% water quantity klutuk banana tuber, resulting in less flavorful klutuk banana tuber, white, slightly yellowish, clear, and there are little sediment. Keywords: hair tonic, water of klutuk banana tuber, physical properties, shelf lif

    Pengaruh Komposisi Warna (Pagoda Red, Windsor Purple, Madonna Blue) Terhadap Kualitas Warna Ungu Purple Pada Kain Katun Dengan Teknik Tie Dye

    Get PDF
    Warna ungu yang digunakan dalam pewarnaan tie dye kurang bervariasi, hal disebabkan warna ungu yang dihasilkan zat pewarna masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi warna (pagoda red, windsor purple, dan madonna blue) terhadap kualitas warna ungu purple pada kain katun dengan teknik tie dye meliputi motif tie dye, tekstur kain, daya serap, dan kesukaan responden. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan variabel bebas komposisi warna (U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3). Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi oleh 35 observer dengan lembar observasi. Analisis data menggunakan anava tunggal dengan bantuan program SPSS 18. Berdasarkan hasil anava, diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komposisi U 1:2:1, U 1:2:2 dan U 1:1:3 terhadap hasil motif tie dye, yaitu komposisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1, daya serap warna diperoleh komposisi U 1:2:2 dan U 1:1:3 lebih baik dibanding komposisi U 1:2:1, sedangkan kesukaan responden diperoleh komposisi U 1:2:2 lebih disukai dari pada komposisi U 1:2:1 dan U 1:1:3. Tetapi pada tekstur kain tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulannya bahwa komposisi U 1:2:2 menghasilkan motif tie dye dan daya serap yang lebih baik, dan lebih disukai dibanding komposisi U 1:2:1 dan U 1:1:3.   Kata Kunci: Komposisi Warna, Kualitas Warna Ungu Purple, Teknik Tie Dy

    PEMBUATAN VIDEO RIAS KARAKTER TIGA DIMENSI EFEK LELAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TATA RIAS KREATIF DI SMKN 3 JEMBER

    Get PDF
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini yakni untuk menguji kelayakan video tutorial praktik rias karakter tiga dimensi efek leleh sebagai media pembelajaran Tata Rias Kreatif di SMKN 3 Jember. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tujuan guna menghasilkan atau membuat video tutorial sebagai media pembelajaran di SMKN 3 Jember. Video ini divalidasi oleh 3 Dosen Prodi Tata Rias Universitas Negeri Surabaya serta 3 guru SMKN 3 Jember. Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuntitatif. Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara dan observasi, sedangkan data kuantitatif didapatkan dari angket lembar validasi ahli media. Teknik analisis data lembar validasi ahli menggunakan Skala Likert yang diinterprestasikan pada kriteria yang telah dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media video rias karakter tiga dimensi efek leleh sebagai media pembelajaran tata rias kretatif di SMKN 3 Jember Sangat Layak untuk digunakan dan diaplikasikan dengan persentase 91,3% pada spke materi, 90,0% pada aspek penyajian, dan 92,3% pada aspek bahasa. Kata kunci : Media pembelajaran, rias karakter, tiga dimens

    Pengaruh Proporsi Warna (Merah, Kuning, Putih) Terhadap Kualitas Warna Peach Pada Clay

    Get PDF
    Abstrak Clay pada saat ini sedang trend, pada penelitian ini menggunakan jenis paper clay karena hasilnya cukup kuat dan tidak mudah patah. Adonan clay ini dibentuk menjadi aksesoris namun hasilnya kurang menarik jika tidak diberi warna. Pada dunia fashion, warna memegang peranan penting. Salah satu trend color dunia tahun 2012 adalah warna peach yang merupakan warna terang variasi dari warna orange. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi warna (merah,kuning dan putih) terhadap kualitas warna peach pada clay ditinjau dari kriteria ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap warna. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas dari eksperimen ini adalah proporsi warna yaitu proporsi warna 1:1:1, 1:1:2 dan 1:1:3. Variabel terikat adalah kualitas warna peach yang dilihat dari aspek ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap warna. Vaiabel kontrol adalah desain, zat warna, volume air, teknik pewarnaan, ketebalan clay. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi oleh 35 orang. Analisis data yang digunakan adalah anava tunggal dengan bantuan SPSS 16. Berdasarkan hasil anava diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara proporsi warna terhadap kualitas warna peach dilihat dari aspek ketajaman warna yaitu proporsi warna 1:1:3 sangat baik dibandingkan dengan proporsi warna 1:1:1 dan 1:1:2. Pada aspek kerataan warna proporsi warna 1:1:3 memperoleh hasil yang terbaik dibandingkan proporsi warna 1:1:1 dan 1:1:2, sedangkan pada aspek daya serap warna proporsi 1:1:3 memperoleh hasil yang terbaik dibandingkan dengan proporsi 1:1:1 dan 1:1:2. Kesimpulannya bahwa proporsi warna 1:1:3 menghasilkan ketajaman warna, kerataan warna dan daya serap yang baik dibandingkan dengan proporsi warna 1:1:1 dan 1:1:2. Kata kunci: Proporsi warna, Clay, Kualitas Warna Peach. Abstract Clay is currently a trend, in this study using a type of paper clay because the results are quite strong and not easily broken. Clay dough is formed into accessories but the results are less interesting if not given a color. In the fashion world, color plays an important role. World color trend 2012 is one of them which is a peach color bright color variations of the color orange. This research aimed to know the effect of color proportion (red, yellow, and white) on peach color quality on clay viewed from color sharpness criteria, color homogenous and color adsorption. Type of this research was experimental research. Independent variable in this research was color proportion is proportion 1:1:1, 1:1:2 and 1:1:3. Dependent variables were peach color quality viewed from color sharpness aspects, color homogenous and color adsorption. Control variables were design, dye, water volume, coloration technique, clay thickness. Data collecting method performed with observation method by 35 observers. Data analysis used was one way anava with SPSS 16. Based on anava result known that there was significant effect between color proportion toward peach color quality viewed from aspect of color sharpness of color proportion 1:1:3 was very good compared with color proportion 1:1:1 and 1:1:2. At the aspect of color flatness color proportion 1:1:3 has the best result compared with color proportion 1:1:1 and 1:1:2, while at the aspect of color absorbtion color proportion 1:1:3 obtained the best result compared with proportion 1:1:1 and 1:1:2. The conclution is that color proportion 1:1:3 results good color sharpness, color flatness and absorbtion compared with color proportion 1:1:1 and 1:1:2. Keywords: color proportion, clay, peach color quality

    KEMAMPUAN MEMBUAT HANTARAN PENGANTIN MELALUI PELATIHAN DI KELURAHAN RUNGKUT KIDUL, KECAMATAN RUNGKUT, KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Pelatihan merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu, dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, secara sistematis dan terorganisasi, dengan lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Salah satu wilayah yang dekat dengan industri dan salon pengantin adalah kelurahan Rungkut Kidul. PKK kelurahan Rungkut Kidul belum pernah mengadakan pelatihan keterampilan membuat hantaran pengantin. Hantaran pengantin yang akan dilatih adalah perlengkapan alat sholat, pakaian wanita/kebaya, dan pakaian dalam wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) pengelolaan pelatihan, 2) aktivitas peserta, 3) hasil hantaran pengantin, 4) respon peserta. Jenis penelitian adalah pre eksperimen, dengan rancangan One Shot Case Study. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket terhadap 12 peserta pelatihan dengan masing-masing peserta mengerjakan 3 bentuk hantaran pengantin. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian meliputi pengelolaan pelatihan dengan rata-rata 3,6 (baik sekali), aktivitas peserta dengan persentase 97% (sangat baik), hasil jadi hantaran pengantin peralatan alat sholat bentuk rumah, bunga dan kipas dengan rata-rata 2,7 (baik), hasil jadi hantaran pengantin pakaian wanita (kebaya) bentuk bunga dan kupu-kupu/capung dengan rata-rata 3 (baik), hasil hantaran pengantin pakaian dalam wanita bentuk boneka pinguin, ikan dan kura-kura dengan rata-rata 3,4 (baik sekali), respon peserta terhadap pelatihan membuat hantaran pengantin 98% dikategorikan sangat baik. Kata Kunci : Pelatihan, Hantaran Pengantin. Abstract Training is an part of education that concerning the process of learning for improve the knowledge dan skills of individual, performed within relative short on time, in a systematic and organized, with more primarily practice than theory. One of the areas near to the industry and the wedding salon is Rungkut Kidul. PKK of Rungkut Kidul has never held a skills training to make wedding conduction. The wedding conduction will training are prayer tools, women’s clothing/kebaya, and lingerie. The purpose of this research was to know: 1) the management of training, 2) the trainess activity, 3) the outcome of wedding conduction, 4) the participants response. The type of research is pre experimental with One Shot Case Study Design. Data collection methods used were observation and questionnaire to12 participants with each of participants working on 3 shapes of wedding conduction. Techniques of data analysis is descriptive quantitative. The results of research includes management training with an average of 3,6 (excellent), the percentage of participants with activity 97% (excellent), the outcome from wedding conduction of prayer tools shape home, flower, and fan with an average of 2,7 (good), the outcome from wedding conduction of women’s clothing/kebaya shape flower, and butterfly/dragonfly with an average of 3 (good), the outcome from wedding conduction of lingerie shape penguin doll, fish, and turtle with an average of 3,4 (excellent), participants’ responses to the make conduction wedding of training 98% is excellent categorized. Keywords : Training, Wedding Conduction

    PEMBUATAN VIDEO TUTORIAL POLA BUSANA ANAK MENGGUNAKAN CAD RICHPEACE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING DI SMKN 2 TUBAN

    Get PDF
    Penerapan kebijakan pembelajaran daring karena penyebaran COVID-19 mengharuskan adanya inovasi pembelajaran terutama untuk materi praktik pembuatan pola  secara digital pada jurusan tata busana di SMK Negeri 2 Tuban. Video tutorial dinilai tepat digunakan karena dapat membantu dalam penyampaian materi berupa  prosedur atau langkah-langkah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas video tutorial pola busana anak menggunakan CAD Richpeace sebagai media pembelajaran daring di SMK Negeri 2 Tuban. Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental design dengan rancangan penelitian one-shot chase study. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan angket validasi melalui google form pada link https://forms.gle/kGRXmhKewZiko4qQ. Validasi dilakukan oleh enam orang validator  yang terdiri dari lima dosen jurusan PKK Fakultas Teknik Unesa dan satu guru tata busana SMK Negeri 2 Tuban. Kategori yang dinilai meliputi bidang media dan materi yang masing-masing terdiri dari sepuluh aspek penilaian. Analisis data menggunakan rata-rata (mean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang media diperoleh rata-rata presentase sebesar 79,33% masuk kategori baik dan pada bidang materi diperoleh rata-rata presentase sebesar 90,00% kategori sangat baik. Video tutorial pembuatan pola busana anak secara digital dinyatakan baik digunakan sebagai media pembelajaran daring di SMK Negeri  2 Tuban

    PENERAPAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PADA KOMPETENSI MEMBUAT PRODUK KREATIF SOFT CASE LAPTOP PADA SISWA SMK

    Get PDF
    Tujuan dari pembuatan artikel ini diantaranya adalah: 1) Menjelaskanalur pembuatan media pembelajaran berbasih video turorial pada kompetensi membuat produk kreatif soft case laptop, 2) Mendeskripsikan hasil penerapan video tutorial pada kompetensi membuat produk kreatif soft case laptop. Metode Research & Development digunakan sebagai metode dalam pembuatan artikel ini dengan batuan metode Borg & Gall. Prosedur awalnya dimulai dengan melakukan riset tentang pendahuluan penelitian, kemudian dikumpulkannya beberapa materi penunjang, setelah itu dilakukan proses pembuatan produksi awal yang didukung oleh desain pra produksi, setelah itu media digabungkan dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil implementasi dari media pembelajaran berbasih video tutorial tentang produksi produk kreatif soft case laptop menunjukkan bahwa terdapat 4 poin indikator yang terbukti mampu mempengaruhi pembelajaran. Terdapat salah satu indikator pada kriteria layak yang dipilih oleh 3 validator dengan presentase sebanyak 75%, dan terdapat indikator dalam kategori cukup layak yang dipilih oleh 1 orang validator dengan hasil penilaian sebanyak 25%. Aspek komunikasi audio visual terdapat 6 poin indikator, diantaranya berada dalam kategori layak memperoleh presentase sebesar 75% yang dipilih oleh 3 orang validator tersebut berada pada bidang substansi, dan kategori cukup layak dinilai oleh 1 orang validator memperoleh nilai sebanyak 25% pada bidang subtansi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil implementasi media pembelajaran berbasis video tutorial pembuatan produk kreatif soft case laptop pada kedua aspek penilaian dapat dikatakan layak untuk digunakan, masing- masing terdapat pada aspek komunikasi audio visual dengan 3 validator dengan nilai sebesar 75% dan pada aspek media pembelajaran oleh 3 validator mendapatkan hasil sebesar 75% sehingga dapat dinyatakan layak.   Kata Kunci: Pembelajaran, Video-Tutorial, Produk –Kreatif, Soft case

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

    Get PDF
    Pembelajaran berdasarkan masalah melatih dapat siswa untuk memecahkan masalah ketika melakukan praktek khususnya untuk pelajaran pewarnaan rambut artistik yang membutuhkan penyelidikan awal untuk menentukan warna dasar rambut dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa dapat memenuhi SKM. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui keterlaksanaan sintak model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM), 2) mengetahui hasil belajar kognitif dan psikomotorik pada kompetensi pewarnaan rambut artistik, 3) mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM). Jenis penelitian ini adalah quasi experiment desain penelitiannya pretest-postest design. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 6 Surabaya Tata Kecantikan Rambut kelas XI KR 3 dengan jumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan angket respon siswa. Teknik analisis data menggunakan uji-t statistik. Data hasil penelitian menunjukkan 1) keterlaksanaan sintak model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) pada aspek pendahuluan, inti, dan akhir terlaksana dengan kriteria sangat baik, 2) hasil belajar siswa pre test kognitif dengan nilai rata-rata 61,2, sedangkan post test kognitif nilai rata-rata siswa 82,4 hasil belajar siswa pre test psikomotorik nilai rata-rata siswa 63,2 dan post test psikomotorik 84,8. Hasil uji t berpasangan bahwa nilai probilitas signifikan 0,000 ≤ 0,05 (taraf nyata) maka terdapat pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa 3) respon siswa dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) lebih dari 79% dapat diterima siswa dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) terhadap hasil belajar siswa tata kecantikan rambut kelas XI di SMK Negeri 6 Surabaya. Kata Kunci : Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Pewarnaan Rambut Artistik Abstract Learning by problem can train students to solve problems when doing practice especially for subjects that require artistic hair coloring initial investigation to determine the color of the hair base is expected to meet the student learning outcomes SKM. This study aimed to 1) determine feasibility based learning model syntax problems (PBM), 2) determine the cognitive and psychomotor learning outcomes on hair coloring artistic competence, 3) determine students' response to the problem based learning model (PBM). This research is a quasi experiment design pretest-posttest design study. The subjects were students of SMK Negeri 6 Surabaya Tata class XI KR Hair Beauty 3 by the number of 24 students. Data collection techniques using observation, testing, and student questionnaire responses. Analysis using t-test statistics. The data results showed 1) learning model based on enforceability syntax problems (PBM) in the preliminary aspects, core, and ending with the criteria very well done, 2) learning outcomes of students with cognitive pre-test mean score of 61.2, while the post-test cognitive average value of 82.4 students' pre-test learning outcomes of students psychomotor average value of 63.2 students and post test psychomotor 84.8. Paired t test results probilitas significant value 0.000 ≤ 0.05 (significance level) then there is a problem based learning model effect on learning outcomes of students 3) students' response to the application of problem based learning model (PBM) is more than 79 % of students can be accepted by both criteria. Based on the results of this study concluded that there are significant learning model based on problems (PBM) to the student learning outcomes hairstyling class XI in SMK Negeri 6 Surabaya. Keywords: Problem Based Learning Model, Artistic Hair Coloring

    PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 2 LABUAPI

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian penerapan pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT) yang berbasis pada kompetisi dalam permainan. Penelitian bertujuan mengamati dan mengukur sejauh mana efektivitas penerapan model TGT dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa SMAN 2 Labuapi Tahun Pelajaran 2016-2017 untuk pelajaran Biologi khususnya materi sistem regulasi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA1 yang berjumlah 22 orang dengan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi tingkat kepuasan siswa dan tes evaluasi (pre-test dan post-test). Hasil analisis data menunjukkan tingginya tingkat kepuasan siswa terhadap penerapan model pembelajaran TGT yaitu sebesar 89,36%. Hasil belajar kognitif yang diperoleh melalui post-test meenunjjukkan peningkatan yang signifikan untuk setiap siklus dimana nilai rata-rata post tes untuk siklus I mencapai 77,37dengan tingkat ketuntasan mencapai 68,18% dan untuk siklus II mencapai nilai rata-rata 95,53 dengan ketuntasan 81,82%. Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT sangat efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.Kata kunci : efektivitas, pembelajaran, TGT, tindakan kela
    • …
    corecore