237 research outputs found

    Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDN Ginunggung Tolitoli

    Full text link
    Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Ginunggung. Tujuan penelitian yang telah dilaksanakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction di kelas V SDN Ginunggung. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan model siklus yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc.Tanggar yang meliputi empat tahap yaitu: planning (perencanaan), action (tindakan), observasi (pengamatan), dan reflection (refleksi). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan jumlah siswa 25 0rang, Dari hasil tindakan siklus I diperoleh data dari 25 orang siswa, yang belum tuntas 10 siswa atau 40 %, yang tuntas 15 siswa atau 60%, dengan nilai rata-rata 66,4. Sedangakan pada siklus ke II meningkat diperoleh ketuntasan belajar klasikal 92% dengan nilai rata-rata 80,40. Dari hasil penelitian mencerminkan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit instruction pada siswa kelas V SDN Ginunggung dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    Pengaruh Penambahan Em4 (Effective Microorganism-4) Pada Pembuatan Biogas Dari Eceng Gondok Dan Rumen Sapi

    Full text link
    Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman yang menjadi limbah perairan dan keberadaannya belum banyak dimanfaatkan. Kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin di dalamnya dapat dimanfaatkan menjadi biogas melalui proses fermentasi. Penelitian ini mengkaji pengaruh EM4 (Effective Microorganism- 4) terhadap massa, nilai kalor, dan kecepatan pembentukan biogas dari eceng gondok. Percobaan dilakukan dalam anaerobic digester berukuran 4 liter, bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok, rumen sapi, dan air dengan variabel penambahan EM4 sebesar 1% dan 0%. Fermentasi dilakukan secara batch dengan pengukuran gas (temperatur, tekanan, dan massa) setiap 7 hari sekali sampai hari ke-35. Sebelum proses fermentasi, dilakukan pengujian terhadap rasio C/N campuran bahan baku. Pembakaran gas dilakukan untuk membuktikan gas yang didapat mengandung metana. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N untuk variabel dengan penambahan EM4 1% sebesar 5,33 dan rasio C/N untuk variabel dengan penambahan EM4 0% sebesar 7. Jadi, penambahan EM4 dapat menurunkan rasio C/N. Sementara itu, hasil fermentasinya memperlihatkan bahwa EM4 memperkecil produksi biogas meskipun proses pembentukannya cepat. Massa total biogas yang didapat pada variabel EM4 1% sebesar 1,1 g dan variabel EM4 0% sebesar 1,55 g. Tekananbiogas mengalami fluktuasi (pada variabel EM4 1% sebesar 35,6 cmH2O, sedangkan pada variabel EM4 0% sebesar 40,6 cmH2O). Berdasarkan simulasi menggunakan chemical process simulator software, diketahui heating value biogas sebesar 39.180 kJ/kg. Water hyacinth (Eichornia crassipes) is a plant that becomes waste and its existence has not been widely used. Content of cellulose, hemicellulose, and lignin in it can be converted into biogas through a process of fermentation. Study examines the effect of EM4 (Effective Microorganism-4) on the mass, heating value, and the rate of formation of biogas from water hyacinth. An experiments were performed in anaerobic digesters size of 4 liters, the raw material used is water hyacinth, cow\u27s rumen, and water with variable of EM4 addition of 1% and 0%. Fermentation was carried out in batch condition with gas measurement (temperature, pressure, and mass) every 7 days until the 35th day. Before fermentation, the C/N ratio of raw material mixture was analyzed. The gas was burnt to prove that the obtained gas containing methane. Results showed that the C/N ratio for the variable with the addition EM4 1% is 5.33 and C/N ratio for the variable with the addition EM4 0% is 7. Thus, the addition of EM4 can reduce C/N ratio. Despite the formation process is rapid, the results showed that EM4 reduce the biogas production. Total mass of biogas obtained at variableEM4 1% is 1.1 g and variable EM4 0% is 1,55 g. Biogas pressure is fluctuated (at variable EM4 1% is 35.6 cmH2O, EM4 0% is 40.6 cmH2O). Based on simulation using the chemical process simulator software, it is known that biogas heating value is 39,180 kJ/kg

    Uji Aktivitas Ekstrak Dan Fraksinasi Daun Brucea Javanica (Merril) Secara Invitro

    Full text link
    Brucea javanica (Merril) is a tropical plant widely grown in Indonesia, Brucea javanica has a bitter taste efficacious to reduce the heat and remove toxins, lethal parasites, anti-anti-dysentery and malaria. Chemical compounds contained in many of which have bioactivity. Antidiabetic test has been performed with a-glucosidase method, anti-oxidant test method "DPPH free radical scavenger" and BSLT toxicity test method (Brine Shrimp Lethality Test) of ethanol extractB.javanica. In the ethanol extract of leaves of the partition B.javanica performed using hexane, ethyl acetate and butanol. Then test each fraction in vitro activity. Test results showed that activity of ethylacetate is active as an anti-oxidant with IC50 value of 89,75 ppm and 7,52 ppm LC50 toxic values while antidiabetic did not have activites

    Microwave Assisted Hydrodistillation Untuk Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Bali Sebagai Lilin Aromaterapi

    Full text link
    Ekstraksi minyak atsiri kulit jeruk Bali dilakukan menggunakan metode Microwave Assisted Hydrodistillation dengan variasi daya (800, 600, 450, 300, dan 100 W) dan massa bahan (150, 125, 100, 75,dan 50 g). Ektraksi dengan variasi daya dilakukan pada massa 150 g dan didapat daya optimum yaitu 600 W, sedangkan ekstraksi dengan variasi massa bahan dilakukan pada daya 600 W. Minyak atsiri yang diperoleh dianalisis densitas, kelarutan dalam alkohol 95% dan senyawa kimia minyak atsiri kulit jeruk Bali menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan minyak atsiri kulit jeruk Bali yang didapat diaplikasikan untuk lilin aromaterapi. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar daya yang digunakan maka volum minyak yang dihasilkan semakin besar dan waktu ekstraksinya lebih cepat. Variasi massa bahan menunjukkan semakin besar massa bahan massa bahan yang digunakan maka volum minyak yang dihasilkan semakin besar. Densitas minyak atsiri kulit jeruk Bali hasil penelitian yaitu 0,810 g/mL, larut pada alkohol 95% dengan perbandingan minyak-alkohol 1:6 dan terdapat tiga komponen senyawa kimia penyusun minyak atsiri kulit jeruk Bali yaitu limonen (93,99%), β-pinene (3,20%), dan germakren-D (2,82%). Minyak atsiri kulit jeruk Bali hasil ekstraksi yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk lilin aromaterapi. Kata kunci: Kulit jeruk Bali, lilin aromaterapi, microwave assisted hydrodistillation, minyak atsiri. Essential oils extracted from pomelo peel was performed using Microwave Assisted Hydrodistillation with variations of microwave oven power (800, 600, 450, 300, and 100 W) and material mass (150, 125, 100, 75, and 50 g). The extraction with power variation was conducted with 150 g of material and the optimum extraction power was obtained at 600 W. Therefore material mass variation was conducted with microwave oven power of 600 W. The essential oils produced were analyzed for its density, solubility in alcohol of 95% v/v, and chemical composition. The chemical composition analysis was conducted with Gas Chromatography-Mass Spektrometry (GC-MS). Afterward the essential oils was treated to produce aromatherapy candle. It is concluded that the greater power obtained the greater oil volume. Additionally the greater material mass resulted in the greater oil volume. The extracted pomelo peel essential oil density is about 0.810 g/mL. Beside that, essential oil solubility in alcohol is about 95% v/v (oil-alcohol ratio of 1:6). There are three oil components in pomelo peel essential oil, i.e. limonene (93.99%), β-pinene (3.20%), and germacrene-D (2.82%). Finally, obtained pomelo peel essential oil can be utilized as raw material to produce aromatherapy candle

    Interaksi Sosial Pedagang Kaki Lima di Pasar Puan Maimun Kabupaten Karimun Kepulauan Riau

    Full text link
    This thesis submitted in order to quality a sociology bachelors degree with the title “ Social Interaction Street Vendors In Puan Maimun Market Karimun Regency, Riau Archipelago. To findout how the social interaction that occur betwee the street vendors, factor that affect the creation of social interaction that take place and interwoven between street vendors in Puan Maimun market, Karimun Regency, the author conducted data collection using observation techniques and in depth interviews with respondents. As for how sampling or respondents is done by simple random sampling techniques (in a random way) that has came chance and opportunity to be selected as a samples, the samples 15 street vendors respondents specified of the total population 129 merchant. The teory used in this reasearch is the theory of social interaction and the structural-functional theory. The method used is qualitative descriptive. Result of research conduted in general, the author say that the high familiar relationships that occur between them. Social interactions that occur make a trader to another may affect each other. The social interaction resulted in relationships that is both negative and positive. Tolarance among street vendors Puan Maimun Market that made them closer. A sense of togetherness between cadger that make harmony among them better. The results show that social interaction that exist between good cadger

    Perkecambahan Benih Kemenyan (Styrax Benzoin Dryander) pada Beberapa Media Tabur dan Perlakuan Pendahuluan

    Full text link
    Budidaya kemenyan (Styrax benzoin Dryander) masih terkendala dengan penyediaan bibit dalam jumlah yang mencukupi karena masih rendahnya keberhasilan perkecambahan dan tidak serempaknya perkembangan benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media tabur dan perlakuan pendahuluan yang mampu meningkatkan perkecambahan benih kemenyan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 50 benih. Media tabur yang digunakan adalah pasir, campuran pasir dan tanah (1 : 1 v/v), serbuk sabut kelapa, campuran pasir dan serbuk sabut kelapa (1 : 1 v/v), abu sekam padi, dan campuran pasir dan abu sekam padi (1 : 1 v/v). Media terbaik dari hasil pengujian tersebut digunakan sebagai media untuk pengujian perlakuan pendahuluan. Metode perlakuan pendahuluan yang digunakan adalah tanpa perlakuan, perlakuan jemur-rendam selama 1 hari, perlakuan jemur-rendam selama 2 hari, perlakuan jemur-rendam selama 3 hari, peretakan, perendaman dalam asam cuka selama 24 jam, dan perendaman dalam air accu selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media perkecambahan terbaik untuk benih kemenyan adalah media pasir (daya berkecambah 63%, kecepatan berkecambah 0,78%/etmal dan nilai perkecambahan 0,22). Pada media pasir tersebut, perlakuan jemur-rendam selama 3 hari mampu meningkatkan dan mempercepat perkecambahan benih (daya berkecambah 88%, kecepatan berkecambah 2,06%/etmal, dan nilai perkecambahan 1,53). Perlakuan tersebut dapat meningkatkan daya berkecambah sebesar 17%, kecepatan berkecambah 83%, dan nilai perkecamabahan 195% terhadap kontrol (tanpa perlakuan pendahuluan)

    Minyak Atsiri Dari Kamboja Kuning, Putih, Dan Merah Dari Ekstraksi Dengan N-heksana

    Full text link
    Bunga Kamboja merupakan jenis bunga yang banyak ditanam dan dapat tumbuh dengan baik serta merupakan bunga yang beraroma yang mempunyai nilai guna tinggi untuk diproduksi minyak atsirinya, yaitu minyak yang mudah menguap dan mengeluarkan aroma khas. Minyak atsiri ini mengandung lebih dari 30 jenis senyawa kimia, beberapa diantaranya merupakan senyawa-senyawa kimia yang sangat berharga, yang termasuk dalam golongan senyawa sesquiterpen, alkohol, alkana, resin, dan wax/parafin. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi minyak atsiri Kamboja dengan 3 variasi jenis bunga, yaitu Kamboja merah, kuning, dan putih. Metode ekstraksi yang dipilih menggunakan ekstraksi dengan n-heksana. Minyak Kamboja diperoleh dengan menguapkan hasil ekstrak pada titik didih n-heksana sampai tidak didapatkan lagi embunan, dilanjutkan dengan analisis rendemen minyak. Sementara itu, analisis jenis komponen minyak atsiri Kamboja menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Kadar minyak atsiri hasil ekstraksi dengan pelarut n-heksana dari masing-ma-sing jenis bunga Kamboja berbeda, dari Kamboja kuning (4,457%), Kamboja putih (2,908%), dan dari Kamboja merah (2,763%). Hasil analisis GC-MS juga menunjukkan bahwa masing-masing minyak atsiri Kamboja memiliki komponen kimia yang berbeda-beda. Senyawa kimia golongan alkohol diantaranya geraniol (2,64%), farnesol (8,61%), dan oktadekanol (3,87%), masing-masing dalam Kamboja kuning, putih, dan merah. Adapun senyawa golongan alkana diantaranya oktadekana sebesar 21,24% (Kamboja kuning), nonadekana (7,54% pada Kamboja putih), dan 7,84% pada Kamboja merah. Frangipani is a type of flower which is widely grown and have a nice scent, this flower  have a high value in order to produce essential oils. This essential oil contains more than 30 different types of chemical compound; some of them are chemical compounds that are very valuable, which is included in the sesquiterpen compounds, alcohols, alcane, wax/resin, and paraffin. In this research, the extraction of the Frangipani oil was conducted using three different flowers, i.e. the red, yellow, and white frangipani. The chosen extraction method was the extraction using n-hexane. The Frangipani oil was obtained by vaporizing the extraction results on the boiling point of n-hexane until there was no condensate left, and then continued with the analysis of the yield  of the oil. The analysis of the component of the frangipani’s essential oils was conducted using Gas Chromatography-Mass Spectometry (GC-MS). The concentration of the essential oils as the result of the extraction using n-hexane solvent from each different type of frangipani was different, i.e. from the yellow frangipani (4,457%), white frangipani (2,908%), and from the red frangipani (2,736%). The results of the GC-MS analysis also showed that each frangipani oil has its own chemical component. The chemical substance from the group of alcohol such as geraniol (2,64%), farnesol (8,61%), and octadenol (3,87%) each found in the yellow, white and red frangipani. The alcane group found in the oil samples such as octadecane (21,24%) on yellow frangipani, nonadecane (7,54%) on white frangipani, and 7,84% on red frangipani

    Ekstraksi Pektin Dari Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca) Menggunakan Pelarut Hcl Sebagai Edible Film

    Full text link
    Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh manusia, baik secara langsung setelahbuahnya matang ataupun diolah menjadi makanan lain. Kulit pisang biasanya hanya dibuang menjadi limbah, padahal didalam pisang terdapat kandungan pektin sebanyak 22,4%. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi pektin dengan bahan dasar kulit pisang yang bertujuan untuk mengetahui jenis pisang yang banyak mengandung pektin, pengaruh variasi bahan serta jenis pelarut yang menghasilkan pektin maksimum. Percobaan dilakukan memakai pisang kepok yang dikeringkan dan diekstraksi menggunakan pelarut dengan suhu ekstraksi 600 W, variasi berat bahan 10 dan 15 gram dengan waktu ekstraksi 20 menit. Dengan pelarut HCl. Hasil ekstraksi ditambahkan dengan etanol hingga terbentuk endapan, kemudian disaring dan di oven pada suhu 65 0C sampai berat konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode MAE kadar yield nya yaitu 16,53% lebih besar daripada menggunakan metode konvensional kadar yield nya yaitu 12,8%
    • …
    corecore