27 research outputs found

    Kejadian Stunting dan Kematangan Usia Tulang pada Anak Usia Sekolah Dasar di Daerah Pertanian Kabupaten Brebes

    Full text link
    Pesticide is an example of EDCs source. This study aimed to describe prevalence of stunting and bone-age maturity in elementary school students in agriculture areas of Brebes Districts. This was an observational study conducted in 2015 with cross sectional approach. Study subjects consisted of 66 students of SD Dukuhlo 01 and 02, ranged from 8 to12 years old. chi-square test was used to analyzed the data. This study showed stunting prevalence among students was 21.2%. There were 42.4% students underwent delayed bone-age maturiey. Proportion of students with positive pesticide metabolites were higher in those who involved in agriculture activities (29.2%) compared to those who did not (5.6%). Stunting was more prevalent in students with positive pesticide metabolites (26.7%) compared to the negative ones (19.6%). Students with delayed bone-age maturity were more frequent to be found with positive pesticide metabolites (46.7%) compared to negative (41.2%). Proportion of students with delayed bone-age maturiry (42.9%) compared to normal (5,3%). Stunting were significantly related to delayed bone-age maturity (p=0.001)

    Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh, Asam Lemak Tidak Jenuh Dan Natrium Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Kelurahan Bojongsalaman

    Full text link
    Latar belakang. : Risiko hipertensi pada wanita akan meningkat setelah mengalami menopasue yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan produksi hormon esterogen dan asupan zat gizi termasuk asupan natrium dan juga lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tidak jenuh (MUFA,PUFA) dan natrium dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause.Metode : Penelitian observasional dengan desain case-control yang melibatkan 68 wanita menopause usia 46-60 tahun (kasus=34, kontrol=34) di Bojongsalaman, Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Kejadian hipertensi diindetifikasi dari pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Asupan SFA, MUFA, PUFA, natrium diperoleh melalui wawancara dengan Food Frequency Questionaire (FFQ) semikuantitatif. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil : Subyek pada kelompok kasus yang memiliki asupan asam lemak jenuh dan natrium berlebih masing-masing sebesar 94,1% dan 88,2 %. Sebagian besar subyek pada kedua kelompok memiliki asupan PUFA yang baik sedangkan asupan MUFA pada kedua kelompok termasuk kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa asupan SFA berhubungan dengan kejadian hipertensi (p=0,02, OR=5,76, CI=1,141-29,078) sedangkan asupan MUFA, PUFA, natrium tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi (p>0,05). Kesimpulan : Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause adalah asam lemak jenuh (SFA), sedangkan asupan asam lemak tidak jenuh (MUFA, PUFA) dan natrium dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi

    Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri

    Full text link
    Latar Belakang : Masalah gizi yang biasa dialami remaja salah satunya adalah anemia. Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal, yang ditandai dengan lesu, pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah pucat, sehingga dapat menyebabkan menurunnya aktivitas dan prestasi belajar karena kurangnya konsentrasi. Metode : Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Semarang dengan desain penelitian cross-sectional. Subjek 90 remaja putri yang dipilih secara consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin, pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak digital dan tinggi badan menggunakan microtoise. Asupan protein, zat besi, vitamin C, vitamin B12 dan folat sebagai variabel perancu diperoleh dengan metode Semi Food Frequency Questionnaire (FFQ) kemudian dihitung dengan nutrisoft. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square kemudian dilanjutkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik.Hasil : Hasil penelitian diperoleh 1,1% subyek memiliki status gizi sangat kurus, 3,3% kurus, 73,3% normal, 15,6% overweight, 6,7% obesitas dan sebanyak 26,7% mengalami anemia. Rerata kadar hemoglobin 12,6 ± 1,29 SD dan rerata nilai z-score berdasarkan IMT/U adalah 0,97 ± 1,18 SD. Dilihat dari asupan diketahui bahwa sebanyak 63,3% siswi yang asupan zat besinya kurang dari kebutuhan, sedangkan asupan protein, vitamin C, vitamin B12 dan folat sebagian besar sudah dalam kategori cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri (p=0,289). Ada hubungan asupan zat besi (p=0,000) dan asupan folat (p=0,006) dengan kejadian anemia. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan variabel asupan zat besi yang berpengaruh terhadap anemia (p<0,05).Simpulan : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri

    Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan Asupan Energi, Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas pada Remaja SMP

    Full text link
    Latar belakang: Obesitas disebabkan karena aktivitas fisik yang kurang disamping asupan makanan padat energi yang berlebihan. Obesitas pada anak jika berlanjut sampai usia dewasa mempunyai faktor risiko hipertensi, hiperlipidemia, penyakit Jantung koroner, hiperinsulinemia dan Diabetes mellitus tipe II. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, aktivitas fisik, asupan lemak dan energi dengan kejadian obesitas pada remaja SMPN 11 Semarang Metode: Rancangan penelitian adalah case control yang dilakukan pada 60 remaja SMP usia 11–15 tahun di SMP Negeri 11 Semarang. Subyek dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Pemilihan sampel kasus melalui skrining dan memilih kontrol secara random dengan cara memilih siswa atau siswi kelas VII dan VIII yang obesitas sebagai kelompok kasus dan siswa-siswi kelas VII dan VIII yang tidak obesitas sebagai kelompok control. Uji statistik untuk melihat faktor risiko pengetahuan gizi, aktivitas fisik, asupan energi dan asupan lemak dengan menggunakan uji chi square. Hasil: Sebagian besar siswa (73.3%) mempunyai pengetahuan gizi baik, siswa dengan asupan energi lebih sebanyak 53.3%, asupan lemak lebih sebanyak 66.7%, dan yang termasuk aktivitas fisik ringan sebanyak 21.7%. Terdapat hubungan asupan energi, asupan lemak, dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (p=0.000, p=0.006, p=0.000). Tidak terdapat hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas. Asupan energi, asupan lemak dan aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian Obesitas

    Analysis on Nutrition Replacement Therapy Program for Undernourished Children in Jombang District

    Full text link
    Prevalence of under-five nutritional status in Jombang district (2008-2011), measured by BB/U,TB/U, and BB/TB tended to decrease. In 2009, Jombang district government developed a policy for controlling nutritional problems with the theme: Bertabur Bintang (scattered stars). One of activitiesfor controlling nutritional problems was to build therapeutic feeding center (TPG); in the last twoyears, 102 TPGs have been established. Preliminary survey indicated that cadres knowledge relatedto TPG were insufficient; as a consequence, cadres were non active. Attitude of the cadres waspositive, however, community participation was low; supports from members of the family weremostly only reminding the people; no village spare funding was available; routine supervision froma primary healthcare center (puskesmas) was not available. Objective of this study was to analyzethe implementation of TPG viewed from knowledge, attitude, perception on supervision, availabilityof resources, support variables; and also viewed from executor and supervisor aspects.This was a descriptive-qualitative study. Study population was divided into two: village midwives assupervisors and health cadres as executors. Main informants were eight village midwives and eightcadres from four selected puskesmas. These Puskesmas were selected based on selection criteria:puskesmas with high and low prevalence of moderate malnutrition, and based on geographical area.Triangulation informants from supervisor level were eight village government office staffs, fourpuskesmas nutrition workers, and a head of nutrition section of district health office. Triangulationinformants from the executor level were eight mothers of under-five children. Data were collectedthrough in-depth interview and observation. Content analysis was applied for data analysis.Results of the study showed that cadres knowledge related to TPG were insufficient due to no TPGrelated trainings for cadres; training related to positive deviance was only for midwives, and notall midwives and nutrition workers received the training. Cadres attitude were positive in supportingTPG, they believed that what they did would help controlling nutritional problems for under-fivechildren. No technical and implementation guidelines for TPG. Funding for TPG program wasfrom the community, it was in the form of donation, ‘jimpitan', and ADD. However, in theimplementation of TPG funding was still a main problem. Facilities from district health office werein the form of cooking and eating wares and TPG notification board; the rest of facilities for TPGwas using posyandu facilities. Supervision was not scheduled or incidental and materials forsupervision were not structured. Supports from family members and community were mostly in theform of verbal information; community participation was low
    corecore