20 research outputs found

    IDENTIFIKASI RUMAH NELAYAN DALAM PEMBAGIAN ZONASI PERMUKIMAN DI KAWASAN DANAU TEMPE

    Get PDF
    Kawasan permukiman nelayan danau Tempe di kampung Salo Mate, kelurahan Limpomajang kecamatan Marioriawa terdiri dari tiga zonasi hunian masyarakat berdasarkan dari perletakannya yaitu pertama zona daratan, kedua zona rawa-rawa, dan ketiga zona perairan danau. Adanya perbedaan tipologi hunian ini disesuaikan dengan adaptasi masyarakat terhadap lingkungan sesuai dengan pembagian zona/wilayah yang ditempatinya. Rencana penelitian ini dititik beratkan pada (1) mengidentifikasi karateristik dasar tipologi rumah nelayan ditinjau dari bentuk fisik dan fungsi ruangnya (2) mengidentifikasi persamaan dan perbedaan rumah nelayan terhadap pembagian zonasi permukiman masyarakat di kampung Salo Mate, kelurahan Limpomajang kecamatan Marioriawa kawasan danau Tempe. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purvosive sampel yaitu penunjukan langsung oleh peneliti. Penentuan studi kasus berdasarkan jumlah populasi rumah nelayan di Kelurahan Limpomajang yaitu sebanyak 59 rumah, sedangkan teknik analisa data yang dilakukan analisis deskriktif dan teknik analisis komparatif. Tipologi hunian nelayan mempunyai karakter tersendiri ditinjau dari perbedaan atas tiga zona yaitu zona darat, rawa-rawa, dan perairan. Bentuk huniannya berupa tipe rumah panggung di zona darat dan rawa-rawa, tipe rumah terapung di zona perairan. Konstruksi hunian di tiga zona umumnya sama yaitu terdiri dari tiang, lantai, dinding dan atap. Jenis sambungan menggunakan sistem bongkar pasang (knock down) dengan cara takik dan pen

    RESORT WISATA MANGROVE DESA LAIKANG KABUPATEN TAKALAR DENGAN PENDEKATAN BIO-ARSITEKTU

    Get PDF
    Usaha pengembangan wisata Resort memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pariwisata yang berada di Indonesia khususnya di Kecamatan Manggarabombang, mengingat peningkatan jumlah wisata yang datang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan sarana akomodasi bagi wisatawan yang melakukan perjalanan berlibur dan beristirahat menikmati suasana alam di sekitar resort. Perancangan resort ini bertujuan untuk menyediakan sarana akomodasi tempat berlibur, peristirahatan atau penginapan yang memanfaatkan potensi alam yaitu pohon Mangrove sebagai daya tarik wisatawan lokal ataupun non lokal untuk menikmati suasana di area resort. Metode perancangan melalui survey lokasi, analisis konsep dan transformasi desain dengan pendekatan tema. Lokasi perancangan terletak di Desa Laikang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Resort wisata Mangrove dengan pendekatan Bio-Arsitektur yang menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Fasilitas – fasilitas yang dihadirkan diperancangan resort wisata Mangrove ini diantaranya: Restoran, Mushollah, Mini kafe, Kolam renang, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan dihadirkannya objek ini bisa meningkatkan jumlah wisatawan, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar khususnya Desa Laikang

    USAHA JAMUR TIRAM DI DESA BETAO KABUPATEN SIDRAP

    Get PDF
    Kabupaten Sidrap Kecematan Pituriawa memiliki banyak potensi pertumbuhan UMKM pada sektor pertanian. Kegiatan PKM ini yang menjadi mitra adalah ibu jasmiati selaku pemilik usaha budidaya jamur tiram dengan nama usaha “kelompok Usaha jamur Mappasitujue”. Permasalahan yang dihadapi mitra dalam produksi keripik jamur tiram adalah (1) peralatan masih Tradisional, (2) tingkat kematangan dan kerenyahan kripik jamur tiram belum maksimal (3) kemasan keripik jamur tiram, (4) manajemen dan teknik pemasaran. Metode yang diterapkan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil yang diperoleh adalah: (1) Pelatihan pembuatan Teknologi Tepat Guna berupa alat “penggorengan” Jamur tiram; (2) Pelatihan Pengolahan dan pemanfaatan hasil panen agar daya simpan Jamur tiram bisa bertahan lebih lama (3) Pelatihan pembuatan kemasan keripik Jamur tiram dengan teknik kemasan” Zipper stan up” (4) Pelatihan usaha dan manajemen usaha agar hasil panen memiliki harga jual yang tinggi

    PENATAAN KELURAHAN KAMBIOLANGI SEBAGAI SENTRA BUDIDAYA PERTANIAN DENGAN PENDEKATAN ECHO-TEC

    Get PDF
    Penataan Kelurahan Kambiolangi Sebagai Sentra Budidaya Pertanian Dengan Pendekatan Echo-Tec, Nurman Jaya. Kambiolangi adalah salah satu Kelurahan yang berada di kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Yang memiliki luas wilayah 3,5 Km2 dan berjarak 33 Km dari Kota Enrekang dengan ketingian 1300-1750 Meter dari permukaan laut (MDPL).  Kelurahan kambiolamgi memiliki lahan pertanian yang luas dan mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah bertani, yang dapat dikembangkan sebagai kontribusi dalam perekonomian daerah. Berdasarkan potensi yang ada maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan penataan Kawasan pertanian. Maka diperlukan adanya penataan sentra budidaya pertanian dengan pendekatan eco-tech yang fokus terhadap penerapan pertanian modern dan pemeliharaan lingkungan. Metode yang diterapkan berupa survei di lapangan untuk mengetahui kondisi awal, potensi dan kendala sumberdaya wilayah serta kebijakan sektoral dan kebijakan pembangunan daerah kemudian  dianalisis hingga menghasilkan rancangan berupa desain penataan kawasan pertanian di kelurahan kambiolangi. Dalam desain ini terdapat beberapa perencanaan yaitu perencanaan kawasan pertanian, perencanaan kawasan kuliner/industri olahan hasil pertanian, Gedung pengemasan hasil pertanian, area pengolahan sampah, area parkiran pasar dan Kawasan olahraga kelurahan kambiolangi serta desain perencanaan fasilitas penunjang seperti taman, tugu salak sebagai icon dan papan petunjuk arah. Hasil dari Penataan kawasan pertanian kelurahan kambiolangi ini diharapkan menjadi referensi bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehinggga kelurahan kambiolangi menjadi pusat budidaya Pertanian di kabupaten enrekang yang mandiri, berkelanjutan dan berwawasan lingkunga

    PERANCANGAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT TIPE A DI KABUPATEN TORAJA UTARA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

    Get PDF
    Kota Rantepao adalah Ibukota kabupaten Toraja Utara yang merupakan hasil pemekaran daerah Tana Toraja pada tahun 2008. Pertumbuhan penduduk yang disertai pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat, hal ini yang menyebabkan kota Rantepao perlu dituntut akan adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Di era seperti saat ini transportasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, dimana terdapat hubungan erat antara transportasi dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang, dan jasa yang berkaitan dengan manusia. Pergerakan arus lalu lintas umum sangat besar, baik dalam lingkup kota, pedesaan maupun antar kabupaten dan provinsi yang terakumulasi di terminal Bolu kota Rantepao. Dalam hal ini Terminal Bolu adalah Terminal tipe c yang menurut klasifikasinya hanya dapat melayani maksimal angkutan antar kabupaten namun pada faktanya terminal ini juga melayani angkutan umum antar provinsi. Maka dari itu diperlukan adanya terminal tipe A guna menunjang efektifitas transportasi secara menyeluruh. Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang. Dalam rancangan ini pengambilan data dilakukan melalui observasi fisik dan non fisik di lokasi terminal dan lokasi perancangan terminal baru yang sudah ditentukan oleh pemerintah setenpat, selain itu dilakukan pula studi literatur, dan wawancara kepada responden terkait. Berdasarkan analisis kebutuhan maka fasilitas-fasilitas yang dihadirkan dalam rancangan adalah: fasilitasi utama, fasilitas penunjang fasilitas pengelolah dan fasilitas service. Terkait bangunan di Toraja, dari dulu hingga saat ini, Toraja dikenal dan banyak dikunjungi wasatawan lokal maupun mancanegara karena keunikan budayanya, terutama gaya Arsitektur tradisionalnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi di bidang pembangunan, keberadaan Arsitektur Toraja kini mulai terkikis dengan hadirnya beberapa bangunan yang menerapkan arsitektur luar. Olehnya itu, tema yang dijadikan sebagai pendekatan rancangan Terminal Tipe A di Kabupaten Toraja Utara ini adalah tema arsitektur cernakular. Hal ini perlu diupayakan agar citra gaya Arsitekturnya tetap dijaga untuk melestarikan identitas suku Toraja

    KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT MAROS- MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

    Get PDF
    Kabupaten Maros yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan wilayah starategis yang memiliki hubungan erat dengan wilayah di Sulawesi lainnya. Kota ini berada di kawasan mamminasata yang menghubungkan antara Makassar, Sungguminasa dan takalar. Pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dalam satu dasawarsa terakhir telah mendorong pesatnya laju pembangunan di segala bidang terutama bidang social ekonomi, seperti berkembangnya kawasan fungsional permukiman dan kota baru di Gowa-Maros.. Dengan kondisi demikian menjadikan aktifitas masyarakat sehari- hari semakin meningkat sehingga membutuhkan akses serta mobilitas yang tinggi. Sehingga persoalan transportasi menuntut pengelolaan dan manajemen yang terus meningkat dari segi sarana dan prasarananya. Bila di tinjau dari Permasalahan, perkembangan transportasi kendaraan Di Kabupaten Maros dengan jumlah kendaraan bermotor mencapai 37.200, mobil beban sebanyak 2.142, bus sebanyak 46, kendaraan khusus 33 dan mobil penumpang sebanyak 4.625 kendaraan perminggu. (dishub 2015). Hal itu secara bertahap mengakibatkan terjadinya peningkatan volume lalu lintas pada jalan poros Maros-Makassar yang berdampak terhadap kemacetan lalu lintas yang terjadi bila saat kondisi lalu lintas dijalan raya mulai tidak stabil, Kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat adanya hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak yang semakin  kecil. Lancarnya Lalu lintas tergantung dari kapasitas jalan, jika banyaknya kendaraan yang ingin melintas tetapi kapasitas jalan tidak menampung maka lalulintas yang ada akan terhambat. Berdasarkan pola permasalahan di atas, penulis berinisiatif untuk memmbuat perancangan konsep transit oriented development pada perbatasan Kabupaten Maros dan Makassar yang di proyeksikan untuk 25 tahun kedepan agar mewadahi kegiatan transportasi antar kota maupun dalam kabupaten maros itu sendiri. Perancangan transit oriented development akan diarahkan ke pembangunan dengan pendekatan arsitektur Simbiosis di harapkan dapat memadukan keberagaman fungsi yang ada pada perancangan ini sehingga dapat membentuk suatu kawasan kompleks. Lalu lintas tergantung dari kapasitas jalan, jika banyaknya kendaraan yang ingin melintas tetapi kapasitas jalan tidak menampung maka lalulintas yang ada akan terhambat. Berdasarkan pola permasalahan di atas, penulis berinisiatif untuk memmbuat perancangan konsep transit oriented development pada perbatasan Kabupaten Maros dan Makassar yang di proyeksikan untuk 25 tahun kedepan agar mewadahi kegiatan transportasi antar kota maupun dalam kabupaten maros itu sendiri. Perancangan transit oriented development akan diarahkan ke pembangunan dengan pendekatan arsitektur Simbiosis di harapkan dapat memadukan keberagaman fungsi yang ada pada perancangan ini sehingga dapat membentuk suatu kawasan kompleks

    ANALISIS PENGUNAAN BAMBU PLESTER TERHADAP PENURUNAN BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN DI DUSUN PASSIMBUNGANG KABUPATEN GOWA

    Get PDF
    Seiring munculnya isu global warming yang lebih menekankan penggunaan material lokal ramah lingkungan yang kemudian memberikan peluang pada penggunaan material-material lokal sebagai alternatifnya yaitu bambu. Kabupaten Gowa merupakan daerah yang memiliki luasan area pohon bambu kedua terbesar di Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1.600 ha. Dusun Passimbungang, kecamatan Bajeng Barat, kabupaten Gowa merupakan daerah dimana kita dapat menjumpai banyak pohon bambu namun belum termanfaatkan dan diolah secara baik dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbandingan efisiensi penggunaan material bata dan material bambu plester pada pembangunan WC umum warga, selain itu sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk memberi wawasan baru berupa pelatihan kepada masyarakat umum bagaimana metode pembuatan bambu plester. Penelitian bambu plester ini menggunakan metode eksperimental dengan membangun benda uji berupa bangunan wc umum warga, hasil pengujian ini membandingkan pada penggunaan jenis material dan harga konstruksi dinding dari bambu plester dengan konstruksi batu bata, jangka waktu pelaksanaan selama 8 (delapan) bulan. Hasilnya didapatkan penurunan harga sebesar 31,17% untuk penggunaan dinding bambu plester

    PERENCANAAN RSIA MAKASSAR DENGAN TEMA HIGH TECH

    Get PDF
    Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat angka kematian ibu hamil dan melahirkan tahun 2017 mencapai 115 kasus. dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 139 kasus. Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus. Untuk mengurangi kasus ini, ibu hamil dan melahirkan harus sering memeriksakan perkembangan kehamilannya di rumah sakit terdekat. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dikenal dengan istilah ANC (Antenatal Care) yang merupakan sebuah pemeriksaan berkala selama empat kali. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk merencanakan fasilitas kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil dan melahirkan berupa Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA). Proses perancangan menggunakan metode pendekatan tematik khususnya Arsitektur High Tech, pengumpulan data dengan survey, studi literatur, serta studi komparasi, Analisa disajikan dalam bentuk konsep dan gambar rancangan. Hasil dari penulisan ini yaitu rancangan gedung RSIA berlantai 9 (Sembilan). Desain fasad yang mengesankan berkesan industrial dan modern, dengan penerapan teknologi solar panel dan pengolahan limbah padat maupun cair, sebagai penunjang bangunan. &nbsp

    HOTEL WISATA PANTAI PITURA DI WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA DENGAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL MEKONGGA

    Get PDF
    Penelitian ini berlokasi di jalan Pitura, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terdapat di Wisata Pantai Pitura yaitu, belum tersedianya sarana penunjang  akomodasi/penginapan di kawasan wisata tersebut. oleh sebab itu, diperlukan segera mungkin pembangunan hotel pada kawasan wisata pantai pitura Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, yang dalam perancangannya menggunakan konsep desain Arsitektur Tradisional Mekongga, yaitu menyajikan kembali Arsitektur Tradisional Mekongga kedalam bangunan hotel tersebut. adapun untuk bentuk fisik bangunan mengadopsi bentuk timpa  laja' dari rumah adat  bokeo suku mekongga serta ornamen yang ada pada rumah adat tersebut dan juga warna-warna  yang digunakan pada bangunan yang masing-masing memiliki makna tersendiri. dalam kompleks bangunan hotel wisata pantai pitura terdapat 15 massa bangunan  yaitu bangunan utama satu massa, bangunan restoran satu massa, bangunan family cottage empat massa, bangunan standar cottage dua massa, bangunan musollah satu massa, bangunan tempat wudhu satu massa, bangunan salon satu massa, bangunan toilet umum satu massa, bangunan ruang sewa alat satu massa, bangunan ruang bilas dan loker satu massa, bangunan tim sar satu massa, bangunan pos skurity empat massa, bangunan ruang ME satu massa, bangunan menara pengawas satu massa dan terakhir bangunan gazebo sebanyak 16 massa, sehingga total keseluruhan bangunan sebanyak 15 massa. penggunaan material pada bangunan terdiri dari dua macam material yaitu penggunaan material tradisional dan moderen.  material tradisional yang digunakan  adalah kayu, batu bata merah dan daun nipah yang menjadi material penutup atap pada bangunan cottage, bangunan menara pengawas dan bangunan gazebo, sedangkan untuk material moderen yang digunakan adalah beton yang menjadi material dinding lantai dan struktur pada bangunan tertentu. maka dari hasil rancangan hotel wisata pantai pitura ini diharapkan dapat menjadi ciri khas atau simbol dari wisata tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta memperbaiki Sosial Budaya masyarakat setempat, dan juga dapat menjadi Icon terbaru atau Landmark khusus di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

    PERANCANGAN KOTA TEPIAN AIR KABUPATEN MIMIKA DENGAN PENEKANAN DESAIN TERITORI DALAM ARSITEKTUR

    Get PDF
    Kabupaten Mimika sebagai daerah yang kondisi geografisnya berupa dataran rendah memiliki kondisi pesisir yang perlu dikembangkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Pesisir Kabupaten Mimika sangat dekat dengan pusat kota, namun kurang diperhatikan sehingga wilayah pesisir pun hanya menjadi lokasi sentra perikanan. Potensi pesisir Kabupaten Mimika bisa ditingkatkan dengan membangun kota tepian air. Berdasarkan kondisi diatas, maka perencanaan kota tepian air dengan pendekatan Konsep Teritori diharapkan mampu meningkatkan ekonomi Kabupaten Mimika khususnya wilayah pesisir, sehingga dengan meningkatnya ekonomi wilayah pesisir perekonomian nelayan dan petambak pun akan ikut meningkat. Tujuan dari konsep ini akan menjadikan kota berkembang secara teratur sesuai struktur kota yang tentu saja memperhatikan adanya keterkaitan antar kawasan tersebut
    corecore