8 research outputs found

    Pengaruh Fly Ash Dan Kapur Tohor Pada Netralisasi Air Asam Tambang Terhadap Kualitas Air Asam Tambang (Ph, Fe & Mn)di Iup Tambang Air Laya Pt.bukit Asam (Persero),tbk

    Full text link
    Air Asam Tambang (AAT) adalah air tambang dengan pH rendah yang berasal dari oksidasi pirit yang mengandungsulfida dengan air dan udara sehingga menghasilkan asam sulfida (H2SO4) yang mengandung sulfat bebas.Penanganan air asam tambang bisa dilakukan dengan cara aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuipemanfaatan limbah fly ash dan kapur tohor untuk Perubahan kualitas air asam tambang (pH, Fe dan Mn). Metodeyang dilakukan dengan penanganan aktif yaitu dengan penambahan bahan reagen kimia dengan pencampuran larutanfly ash dan kapur tohor. Fly ash dapat digunakan untuk tujuan pengapuran karena mengandung CaO dan MgO.Kemampuan pengapuran atau daya netralisasi fly ash mempunyai variasi yang besar tergantung pada sumber abu danproses pelapukan. Hasil uji coba fly ash untuk penetralan air asam juga menunjukkan hasil yang positif dengan kadar55 gr/l berhasil menaikkan pH dari 4,25 menjadi pH 7,25. Penurunan kandungan Fe sebesar 45,65 % dari 0,81 mg/lmenjadi 0,44 mg/l dan Mn 49,01 % dari 10,2 mg/l menjadi 5,2 mg/l pada air asam tambang. Hasil penelitianmenunjukan bahwa penggunaan kapur lebih optimal karena dengan kadar 1,0 gr/l berhasil menaikkan pH dari 4,25menjadi 8,00. Penurunan kandungan Fe sebesar 51,85 % dari 0,81 mg/l menjadi 0,39 mg/l dan Mn 62,54 % dari10,2mg/l menjadi 3,82 mg/l pada air asam tambang

    Kajian Efektivitas Penentuan Dosis Kuriflock Pc-702 Untuk Mengurangi Tss (Total Suspended Solid) Pada Air Tambang Di Kpl Stockpile 1 PT Bukit Asam (Persero),tbk

    Full text link
    Salah satu dampak negatif kegiatan pencucian batubara adalah timbulnya kekeruhan air. Terdapat 4 parameter yangmenjadi perhatian PT Bukit Asam (Persero),Tbk berdasarkan peraturan Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2009yaitu pH, TSS , Fe dan Mn. Pada musim penghujan laju debit air yang masuk ke dalam catchment area seluas 35 Ha dikawasan KPL stockpile 1 PT Bukit Asam (Persero),Tbk akan meningkat yang menyebabkan air di KPL Stockpile 1menjadi lebih keruh dari pada kondisi tidak hujan. Akibat kekeruhan itu didapatlah tingkat TSS yang tinggimerupakan salah satu standar mutu baku mutu lingkungan yang wajib di penuhi oleh PT Bukit Asam (Persero),Tbksebagai Perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang sangat peduli terhadap kestabilan ekosistem alamsekitar. Oleh sebab itu perlu di lakukan proses pengendalian dengan cara aktif yang dalam hal ini menggunakanreagen kimia polimer flokulan yaitu Kuriflock PC-702 yang dapat mengurangi kadar TSS air sehingga di harapkanhasil akhir pengendalian air asam tambang memenuhi baku mutu lingkungan dan air dapat dimanfaatkan Perusahaandan selebihnya di buang ke badan sungai dengan aman sesuai baku mutu lingkungan. Tujuan penelitian ini adalahmenentukan dosis yang efektif untuk menurunkan kadar TSS air tambang. Untuk mencapai tujuan dilakukan ujilaboratorium jar test dengan kecepatan adukan 150 rpm, sehingga terjadi proses flockulasi yaitu terikatnya partikelpartikelpadat dan kemudian mengendap secara gravitasi. Uji jar test dilakukan berdasarkan sample air yang di ambildengan tingkat TSS yang tertinggi. Sample yang diambil berasal dari saluran inlet dan outlet. Dari hasil uji jar test didapatkan dosis yang efektif yaitu 0,2 ppm untuk menangani TSS air dalam kondisi tidak hujan dan 0,8 ppm untukmenangani TSS air pada kondisi hujan

    Kajian Teknis Sistem Penirisan Tambang Banko Barat Guna Menanggulangi Dan Mengoptimalisasi Sistem Pemompaan Air Tambang Di Pit III Barat PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim

    Full text link
    PTBA Tanjung Enim melakukan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka, yang menggunakan metode strip mine sehingga akan terbentuk cekungan. Metode penirisan pada Pit III Barat merupakan metode open sump, yaitu dengan menempatkan sump pada dasar tambang yang berfungsi untuk menampung seluruh air limpasan, kemudian di pompakan menuju ke kolam pengendapan lumpur. Berdasarkan kondisi suhu yang terjadi sekarang kerena mengalami global warming untuk waktu periode ulang hujan bisa diambil lebih singkat dengan periode ulang hujan 5 tahun atau bisa dengan 2 tahun. Sistem pemompaan ini mengguanakan dua unit pompa yaitu dua buah pompa KSB 250 kW (Listrik). Berdasarkan perhitungan diperoleh effisiensi aktual pompa berkisar 63%. Dari kedua pompa aktual hanya mampu mengeluarkan air sebesar 213.792 m3/bulan. Berdasarkan periode ulang hujan 5 tahun dengan debit air yang masuk sebesar 448.416 m3/bulan dan untuk berdasarkan periode ulang hujan 2 tahun dengan debit air yang masuk sebesar 375.552 m3/bulan.Optimalisasi pemompaan dapat dilakukan dengan mengubah sistem instalasi yang ada yaitu dengan mengganti ukuran pipa DN 400 dengan pipa DN 300 dan memperpendek penggunaan pipa DN 200 dengan tujuan untuk mengoptimalisasi kerja pompa dengan mengurangi tekanan pompa pada saat pompa beroperasi

    Kajian Kominusi Limestone Pada Area Penambangan PT. Semen Padang (Pesero) Tbk Bukit Karang Putih Indarung Sumatera Barat

    Full text link
    Kominusi merupakan tahapan pengolahan bahan galian yang dilakukan di PT. Semen Padang (Persero) Tbk. bertujuan untuk mereduksi limestone agar pengiriman material dari front penambangan menuju storage dengan menggunakan belt conveyor berjalan dengan baik. PT. Semen Padang (Persero) Tbk. menggunakan rangkaian alat kominusi yang menghasilkan product berdiameter ≤ 4 cm. Rangkain alat kominusi yang terdapat di tambang merupakan rangkaian alat kominusi yang menghasilkan coarse product yaitu : mobile crusher, belt conveyor, hammer crusher dan vibrating screen. Mobile crusher menghasilkan product yang berukuran ≤ 5 cm, kemudian diangkut menuju vibrating screen dengan menggunakan belt conveyor untuk pengayakan dimana material berdiameter ≤ 3 cm akan lolos dan langsung dikirim ke storage. Material yang tidak lolos pada vibrating screen akan direcycle pada hammer crusher untuk mencapai ukuran ≤ 4 cm agar semua material dari tambang dapat dikirim (zero discharge). Zero discharge merupakan suatu upaya untuk mengoptimalkan suatu kegiatan pertambangan dimana seluruh material yang ditambang termanfaatkan secara optimal, sehingga berpengaruh terhadap perbaikan dari segi ekonomis, teknik dan lingkungan tambang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi sebesar 7.500.000 ton/tahun sesuai dengan yang telah ditargetkan di PT. Semen Padang (Persero) Tbk. dengan mengoptimalkan peralatan kominusi dapat direalisasikan

    Kajian Teknis Sistem Penirisan Pada Pit Tambang Batubara PT. Dizamatra Powerindo, Kabupaten Lahat –Provinsi Sumatera Selatan

    Full text link
    PT. Dizamatra Powerindo adalah Perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi batubara yang menggunakan sistemtambang terbuka. Pada saat musim penghujan, dasar tambang yang berada pada elevasi +44 mdpl selalu tergenangoleh air dan hal ini diperparah oleh dimensi sump yang tidak memenuhi kualifikasi secara teknis dan ekonomis. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang PT. Dizamatra Powerindo sehinggatidak mengganggu proses penambangan. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data-data sepertidata curah hujan, suhu, faktor jenis tanah, catchment area sehingga didapatkan hasil berupa sistem penirisan yangpaling ideal untuk daerah penelitian.Dari analisa, didapatkan bahwa volume air yang masuk ke dalam tambangsebesar 17.396,182 m3dengan volume sump aktual 13.914,1 m3 sehingga diperlukan penambahan volume sump menjadi16.375 m3. Sistem penirisan dengan menggunakan saluran terbuka membentuk catchment area baru sebesar250.847m2sehingga volume air limpasan yang masuk ke dalam tambang berkurang sebesar 2.566,08 m3/hari sehingga waktuuntuk mengeringkan air di sump akan lebih cepat. Selain itu saluran terbuka juga dapat mengurangi resiko terjadinyaerosi di areal penambangan akibat pergerakan air limpasan permukaan

    Pengaruh Powder Factor Peledakan Terhadap Produktivitas Backhoe Komatsu Pc 2000 Di Pt.bukit Asam (Persero)tbk

    Full text link
    PT.Pama Persada Nusantara sebagai kontraktor pemboran dan peledakan pada lapisan interburden B2C Pit Pre-Bench pada bulan Oktober - November 2013 mengalami penurunan nilai powder factor dibawah standar PT.Bukit Asam (Persero)Tbk. Powder factor standar PT.Bukit Asam (Persero)Tbk sebesar 0,19 kg/m3 - 0,24 kg/m3. Nilai powder factor diturunkan menjadi 0,11 kg/m3 - 0,17 kg/m3 akibatnya menimbulkan pengaruh terhadap persentase fragmentasi ukuran > 100 cm, nilai digging time serta produktivitas Backhoe Komatsu PC 2000 tidak tercapai. Ketidaktercapain produktivitas tersebut dianalisis nilai fragmentasinya berdasarkan metode Kuzram (1973), digging time, dan produktivitasnya kemudian setelah dianalisis mencari nilai rekomendasi powder factor untuk mecapai target produktivitas. Analisis powder factor 0,11 kg/m3 – 0,17 kg/m3 secara berurutan hasil fragmentasi ukuran >100 cm adalah 32,65%, 34,22%, 33,93%, 32,32%, 27,41%, 27,1 %, 25,2 %, hasil digging time secara berurutan 17,35 detik, 17,27 detik, 16,56 detik, 16,12 detik, 14,23 detik, 13,04 detik, dan hasil produktivitas secara berurutan 551,817 bcm/jam, 574,273 bcm/jam, 579,817 bcm/jam, 600,253 bcm/jam, 665,406 bcm/jam, pada hasil analisis powder factor 0,11 kg/m3 – 0,17 kg/m3 diatas fragmentasi tidak ada yang dibawah 15 %, digging time tidak optimal dan target produktivitas tidak ada yang tercapai tercapai 750 bcm/jam. Jadi, untuk mencapai target produktivitas 750 bcm/jam dihitung dengan persamaan regresi linier rekomendasi powder factornya 0,22 kg/m3 dengan digging time 10,29 detik, dan untuk perbaikan geometri peledakan menggunakan persamaan RL. ASH (1990) agar fragmentasi dibawah 15 % menghasilkan burden 6 m, spasi 7 m, powder charge 4,25 m, stemming 3,45 m, subdrilling 0,3 m, kedalaman lubang ledak 8 m, dan tinggi jenjang 7,7 m dan menghasilkan powder factor 0,24 kg/m3 dengan persentase fragmentasi ukuran >100 cm sebesar 13,17 %. Maka powder factor yang direkomendasikan adalah 0,22 kg/m3– 0,24 kg/m
    corecore