16 research outputs found

    Analisis Tingkat Produksi Padi dan Perhitungan Logistik Pangan Berdasarkan Metode Evi (Enhanced Vegetation Index) dan Ndvi (Normalized Difference Vegetation Index) Menggunakan Citra Sentinel-2 Tahun 2016 (Studi Kasus : Kabupaten Klaten, Jawa Tengah)

    Full text link
    Tanaman padi merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan bahan makanan pokok penting bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, yakni beras. Tanaman padi merupakan sektor utama pangan yang menjadi perhatian khusus karena ketersediaannya sangat berpengaruh penting mengingat tingginya pertumbuhan penduduk yang terjadi saat ini. Indonesia memiliki banyak daerah yang menjadi lumbung padi di Indonesia dan memiliki kualitas beras yang baik, salah satunya adalah Kabupaten Klaten.Penginderaan jauh merupakan teknologi yang cocok diaplikasikan untuk mengestimasi produksi padi.di Kabupaten Klaten. Hal tersebut terkait dengan keunggulan sensor yang sensitif terhadap tanaman padi, mencakup wilayah yang sangat luas, dan mengetahui fase tumbuh tanaman padi serta pola tanam padi lebih baik dan cepat. Penggunaan citra satelit Sentinel-2 yang memiliki resolusi spasial yang tinggi disertai dengan algoritma indeks vegetasi EVI (Enhanced Vegetation Index) dan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) sangat efektif dan efisien diterapkan untuk klasifikasi fase padi dari masa tanam hingga masa panen serta mengestimasi produktivitas dan produksi padi. Estimasi produksi padi menjadi acuan dalam penentuan nilai logistik pangan yakni ketersediaan padi tersebut mencukupi atau tidak konsumsi masyarakat Kabupaten Klaten selama satu tahun. Penelitian ini menghasilkan peta fase tumbuh padi algoritma EVI dan NDVI, nilai estimasi produksi dan nilai logistik pangan tahun 2016. Berdasarkan peta fase tumbuh algoritma EVI dan NDVI, fase generatif lebih mendominasi bulan April dan bulan Oktober sedangan fase vegetatif lebih mendominasi bulan Maret dan bulan Desember. Nilai estimasi produksi padi hasil pengolahan tahun 2016 sebesar 782801.589 ton dalam satu tahun dan nilai logistik pangan tahun 2016 sebesar (+) 649291,329 ton. Berdasarkan nilai estimasi produksi padi dan nilai logistik pangan tahun 2016 mengartikan bahwa produksi padi dapat mencukupi konsumsi masyarakat Kabupaten Klaten tahun 201

    Pemodelan Bangunan Cagar Budaya Gereja Blenduk Untuk Konservasi Dengan Metode Terrestrial Laser Scanner

    Full text link
    Heritage building has built from natural or human made objects full fill the space of walls and or no walls and roof. As a favorite tourist destination in the province of Central Java-Semarang has many options right to visit, one of them is the old town area. A building that must be visited in the old town area namely Blenduk Church was built in 1753. The building more than 250 years old was made Blenduk church very reasonable to be a heritage building. Therefore, it needs conservation and preservation to keep the authenticity of the building.The development of surveying and mapping are very rapid. In this modern era, the using of terrestrial laser scanner technology can gives the solution to document of a building and topography measurements. Laser scanner is use to measurement the difficult objects which need a high degree of precision. Data collection was carried out with the FARO Laser Scanner Focus 3D technology that is using target to target registration method. Result of data scanning process is point clouds data in three dimension state. The data processing use software Scene 5.1 in this measurement.In this final task research, the result achieved was 3D model of Blenduk church heritage building. The data processing use software Autodesk Revit 2014 to create a 3D solid model. The result of registration data is reach the total number RMS value 0.032 m, with an average of RMS value 0.004 m in each scanworld. The measurement result of TLS and ETS was tested the size of the length between sides to knew the quality of measurement result data with the final result of RMS around 0.00446318 m

    Kajian Ketelitian Pemanfaatan Citra Quickbird Pada Google Earth Untuk Pemetaan Bidang Tanah (Studi Kasus Kabupaten Karanganyar)

    Full text link
    Citra yang diperoleh dari google earth memiliki beberapa keterbatasan diantaranya adalah tidak ada informasi metadata mengenai perolehan citra yang digunakan dan tidak diketahui seberapa besar akurasi citra yang diberikan. Citra yang ditampilkan dapat di download oleh pengguna pada tinggi pengamatan dan ukuran penyimpanan file yang bervariasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi citra yang diperoleh dari google earth dan pemanfaatannya pada kegiatan pemetaan bidang tanah. Citra penelitian diperoleh dari google earth. Citra dikoreksi dengan rektifikasi. Hasil digitasi luas bidang tanah pada citra terkoreksi disbandingkan dengan hasil pengukuran luas bidang tanah di lapangan sehingga dapat diketahui Root Mean Square Error (RMSe) citra quickbird yang diperoleh dari google earth untuk daerah relatif tinggi dan relatif rendah. Peta citra yang dihasilkan pada penelitian ini untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada pemukiman di daerah relatif rendah pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi adalah 24.177 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 3.176 (m2) dan yang terkecil adalah 1.097 (m2). Untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada persawahan di daerah relatif rendah pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi adalah 24.339 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 2.971 (m2) dan yang terkecil adalah 1.097 (m2). Sedangkan untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada pemukiman di daerah yang relatif tinggi pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi 56.08 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 6.978 (m2) dan yang terkecil adalah 3.527 (m2). Untuk nilai RMSe luas bidang tanah pada persawahan di daerah yang relatif tinggi pada gambar ukur dengan digitasi citra terkoreksi 62.346 (m2), perbedaan luas terbesar adalah 6.897 (m2) dan yang terkecil adalah 1.651 (m2)

    Aplikasi Echosounder Hi-target HD 370 Untuk Pemeruman Di Perairan Dangkal (Studi Kasus : Perairan Semarang)

    Full text link
    Wilayah pantai di kepulauan Indonesia memiliki potensi pembangunan yang sangat bagus. Kawasan laut memiliki dimensi pengembangan yang lebih luas dari daratan karena mempunyai keragaman potensi alam yang dapat dikelola. Kawasan pantai adalah wilayah yang paling berpotensi untuk dikembangkan, sedangkan wilayah tersebut memiliki kedalaman yang dangkal.Untuk perencanaan pembangunan di wilayah perairan, maka dibutuhkan survei hidrografi. Salah satu alat yang digunakan untuk survei hidrografi adalah echosounder. Echosounder menggunakan prinsip akustik untuk merekam kedalaman dasar laut. Terdapat dua tipe echosounder, yaitu Echosounder Multi Beam dan Echosounder Single Beam. Echosounder Hi-Target HD 370 merupakan jenis Single Beam.Berdasarkan pengolahan data hasil, Echosounder Hi-Target HD 370 memiliki akurasi kedalaman yang teliti sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Semakin rapat titik-titik pemeruman, maka akurasi data semakin teliti.Kata Kunci : Kawasan Pantai, Echosounder, Standar Nasional Indonesi

    Kajian Teknis Kontrol Kualitas Tahap Stereokompilasi pada Pembuatan Peta Rupabumi Indonesia Skala 1 : 5000 dengan Menggunakan Data Reviewer

    Full text link
    Quality Control is one of the stages in Indonesian topographic map making that is intended to monitor the map creation so it is correspondent with the map making prosedure in Badan Informasi Geospasial (BIG) and to get continuous product chain by minimazing errors. Quality control is done one of them on topographic stereokompilasi element results scaling 1 : 5000. The enforcement of the stereokompilasi quality control has to based on the QC form released by BIG.Enforcement of quality control is done by using a data reviewersoftware. The method used in the processing is manually and automatically. The manual method on the data revieweris done by visual reciever menu, where as for the automatic method is done by automated reviewer and batch reviewer menu.From studies done on stereocompilation data NLP 1209-1349B Bogor District, it is found a couple of objects that hasn\u27t qualified QC parameter therefor not pass quality control. The checking is done by using manual and automatic methods. So that the checking can function quickly and eficiently the use of batch reviewer is highly needed, but the use of visual reviewer is also required to check the completeness of the elements. Parameters that are not in accordance is road vertex aren\u27t captured once, rivers aren\u27t one segment, plotting on buildings less than 6,25 m2, roads with crossroads having vertex with the same height, rivers that cross having vertex with the same height, vertex elevation of rivers descend consistently from the upstream to downstream and the outline of rivers left and right has to have same elevation
    corecore