2 research outputs found

    D-Dimer Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien COVID-19 di RSSA Malang

    No full text
    D-dimer adalah fragmen protein yang terbentuk dari degradasi fibrin yang diukur melalui darah atau plasma. Peningkatan kadar D-dimer diduga memiliki keterkaitan dengan keadaan hiperkoagulasi akibat respon inflamasi yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa D-dimer sebagai prediktor mortalitas pada pasien COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan subjek sebanyak 86 rekam medis pasien COVID-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang diambil menggunakan teknik consecutive sampling yang diambil dari bulan November 2020 hingga April 2021. Sebanyak 30 subjek (34.8%) mengalami kematian dari total 86 subjek peenlitian. Menggunakan kurva Reciever Operating Characteristic (ROC) didapatkan Area Under Curve (AUC) sebesar 0.815 dengan cut-off D-dimer untuk memprediksi kematian adalah 2.09 μg/mL dengan sensitivitas 70% dan spesifisitas 80%. Peningkatan kadar D-dimer diatas cut-off ini dapat meningkatkan risiko kematian sembilan kali lebih besar. [OR 9.54 (IK 95%, 3.435 – 26.523, p=0.000)]. Dapat disimpulkan bahwa D-dimer dapat menjadi predikto mortalitas

    C-Reactive Protein (CRP) Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Covid-19

    No full text
    Latar Belakang : Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. COVID-19 tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Kasus COVID-19 Pertama kali dilaporkan di Wuhan, China pada tanggal 17 November 2019. Hingga kini, COVID-19 sudah menyerang setidaknya 4,17 Juta orang, dan mengakibatkan 4,55 juta kasus kematian. Penularan COVID-19 melalui droplet sehingga akan mengakibatkan penularan secara cepat dan meluas. COVID-19 akan menyerang manusia melalui reseptor ACE-2 dan akan mengakibatkan pneumonia berat yaitu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), yang disinyalir menjadi penyebab kematian terbesar pada kasus COVID-19. ARDS terjadi akibat pelepasan sitokin proinfalmasi yang tidak terkontrol, sehingga terjadi badai sitokin. Sitokin proinflamasi meliputi IL-6, Ferritin, D-Dimer, Limfopenia, Trombositopenia, LDH, dan CRP. Untuk mengurangi angka kematian akibat COVID-19, diperlukan penelitian mengenai prediktor mortalitas pada COVID-19. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah CRP dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas pada COVID-19. Metode : Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cohort retroperspective untuk mengetahui hubungan CRP dengan mortalitas pada pasien COVID-19. Kesimpulan : CRP pada pasien non-survivor COVID-19 akan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pasien survivor COVID19, sehingga parameter CRP dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas COVID-19 dengan AUC = 0,835, cut-off CRP = 10,345; RR = 13,257 (IK 95% 1,868 – 94,602)
    corecore