2 research outputs found
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Ketepatan Pemilihan Obat dalam Terapi Swamedikasi oleh Ibu Hamil (Penelitian dilakukan di Puskesmas Kota Ambon)
Penggunaan obat selama masa kehamilan patut mendapatkan perhatian, sehingga pengobatan yang dilakukan aman dan tidak memiliki efek teratogenis pada janin selama masa kehamilan. Obat teratogenis merupakan golongan obat-obatan yang dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin pada kehamilan yang menyebabkan kelahiran cacat ataupun kematian pada bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat dalam terapi swamedikasi oleh ibu hamil selama masa kehamilan di puskesmas Kota Ambon. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-section dengan instrument yang digunakan yaitu kuesioner tingkat pengetahuan dan ketepatan pemilihan obat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 155 responden ibu hamil yang melakukan terapi secara swamedikasi, dalam tingkat pengetahuan dikategorikan kurang (27,1%), cukup (58,7%) dan baik (14,2%). Ketepatan penggunaan obat dalam terapi swamedikasi, responden dikategorikan tepat dalam pemilihan penggunaan obat (14,2%) dan tidak tepat (85,8%). Berdasarkan analisis uji korelasi menggunakan uji Spearman-rho diperoleh hasil terdapat hubungan positif yang signifikan dengan nilai (p=0.000) dan koefisien korelasi (r=0.317), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat oleh ibu hamil dalam terapi swamedikasi dengan kekuatan korelasi lemah
Hubungan Antara Faktor Sosiodemografi Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien Swamedikasi Parasetamol Di Apotek Kota Malang
Pada tahun 2021 sebanyak 84,23% penduduk melakukan swamedikasi (pengobatan
sendiri) pada penyakit ringan. Parasetamol termasuk golongan Obat Bebas dengan indikasi
sebagai analgesik dan antipiretik. Pada penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko
berupa hepatotoksik dan hipersensitivitas dalam penggunaan jangka panjang serta dosis lebih
dari 4 gram. Pengetahuan merupakan salah satu hal terpenting untuk menentukan suatu
tindakan seperti swamedikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya korelasi
antara faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan pasien swamedikasi parasetamol
oral di Apotek Kota Malang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
dan untuk Apotek dilakukan secara cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan
tingkat pengetahuan masyarakat Kota Malang yang melakukan swamedikasi parasetamol pada
kategori baik (48%), cukup (40%), dan kurang (12%). Hasil uji korelasi pada penelitian ini
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan secara statistik antara usia (p=0,012), jenis
kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan (p=0,000), tingkat penghasilan (p=0,003), dan jenis
pekerjaan (0,004) dengan tingkat pengetahuan pasien swamedikasi dengan nilai signifikansi <
0,05 dan koefisien korelasi menunjukkan sangat lemah antara usia (ρ=0,194), jenis pekerjaan
(ρ=0,187), dan tingkat penghasilan (ρ=0,231) dengan tingkat pengetahuan, koefisien korelasi
menunjukkan sedang antara jenis kelamin (ρ=0,343), dan tingkat pendidikan (ρ=0,395) dengan
tingkat pengetahuan