1 research outputs found

    EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN ADAM HAWA (Rhoeo discolor) DAN DAUN PUCUK MERAH (Syzygium campanulatum Korth.) DALAM MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR DENGAN PEMBEBANAN GLUKOSA

    Get PDF
    Penderita diabetes melitus terus semakin meningkat seiring dengan pola hidup yang tidak seimbang. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di atas normal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol daun adam hawa (Rhoeo discolor) dan daun pucuk merah (Syzygium campanulatum Korth.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar yang dibebankan glukosa. Pada penelitian ini tikus jantan galur wistar dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol positif (glibenklamida 0,6 mg/kg bb), kontrol negatif (CMC-Na), tiga kelompok ekstrak etanol daun adam hawa (dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb) dan tiga kelompok ekstrak etanol daun pucuk merah (dosis 300, 600, dan 1200 mg/kg bb. Data diperoleh dengan mengukur kadar gula darah tikus 30 menit setelah pemberian glukosa dan pada menit ke-30, 60, 90, dan 120 setelah perlakuan. Hasil uji penelusuran kandungan senyawa kimia menggunakan Kromatografi Lapis Lipis (KLT) dan pereaksi semprot menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid pada ekstrak daun adam hawa, sedangkan ekstrak etanol daun pucuk merah hanya mengandung flavonoid dan terpenoid. Hasil uji statistika menggunakan Anova dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara ekstrak daun adam hawa (dosis 200 dan 400 mg/kg bb) dan ekstrak daun pucuk merah (300 dan 600 mg/kg bb) dengan glibenklamida (0,6 mg/kg bb) dalam aktivitasnya untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus. Dosis rendah (100 mg/kg bb) pada adam hawa dan dosis tinggi pada pucuk merah (1200 mg/kg bb) tidak menunjukkan efek hipoglikemik pada tikus. Ekstrak adam hawa dan pucuk merah diduga mempunyai aktivitas antidiabetik yang tergantung dosis (dose dependent). Patients with diabetes mellitus are increasing with the behavior of an unbalanced life. Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemic. This study aims to evaluate the effect of adam hawa (Rhoeo discolor) and pucuk merah (Syzygium campanulatum Korth.) ethanolic leaves extract to decrease blood sugar levels on male wistar rats induced by glucose. Rats were divided into 5 groups: the normal control group, positive control group (glibenclamide 0.6 mg/kg), negative control group (CMC-Na), ethanolic extract of adam hawa group with doses of 100, 200, and 400 mg/kg bw and ethanolic extract pucuk merah group with doses of 300, 600, and 1200 mg/kg bw. Blood glucose levels were measured 30 minutes before and 30, 60, 120 minutes after per oral glucose induction. The results of phytochemical screening using Thin Layer Chromatography (TLC) shown ethanolic extract of adam hawa contained alkaloids, flavonoids, and triterpenoid, while ethanolic extract of pucuk merah only contained flavonoids and terpenoids. Glucose blood levels and AUC datas were statistically analyzed using Oneway Anova and continued with LSD. The datas shown no significant difference between the ethanolic extract of adam hawa (200 and 400 mg/kg bw) and pucuk merah (300 and 600 mg/kg bw) compared with that of glibenclamide (0.6 mg/kg bw) (p>0.05). The ethanolic extract of adam hawa at lower dose (100 mg/kg bw) and pucuk merah at higher dose (1200 mg/kg bw) did not exhibit hipoglicemic effect on rats. Both extracts seems to have antidiabetic properties with dose dependent manner
    corecore