30 research outputs found

    PENGARUH PREHEATING PENGELASAN SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) TERHADAP NILAI KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA SS 400

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan awal (preheating) pengelasan SMAW dengan pendinginan udara, pada daerah HAZ dan weld metal. Pengelasan menggunakan kuat arus 160A, dengan proses non-preheating, preheating 100ºC, 180ºC dan 260ºC pada pelat baja SS 400. Dari pengelasan nonpreheating didapatkan nilai kekerasan pada daerah HAZ sebesar 81,67 HRʙ dan pada daerah weld metal didapatkan nilai kekerasan sebesar 80 HRʙ. Pada pengelasan preheating 100 °C pada daerah HAZ mengalami penurunan 0,2% dengan nilai kekerasan sebesar 81,5 HRʙ, dan pada daerah weld metal mengalami penurunan 1,9% dengan nilai kekerasan sebesar 78,5 HRʙ. Pada pengelasan preheating 180 °C pada daerah HAZ nilai kekerasan sebesar 80,17 HRʙ mengalami penurunan 1,8% dan pada daerah weld metal nilai kekerasan sebesar 72,5 HRʙ mengalami penurunan 9,4%. Sedangkan pada pengelasan preheating 260 °C pada daerah HAZ nilai kekerasan sebesar 71,83 HRʙ mengalami penurunan 12% dan pada daerah weld metal nilai kekerasan sebesar 68 HRʙ mengalami penurunan 15%. Pada non-preheating daerah HAZ struktur mikro pearlite lebih banyak dibanding ferrite, daerah weld metal ukuran pearlite lebih renggang. Pada preheating 100 °C daerah HAZ struktur ferrite kecil sedangkan pearlite terlihat jarang, daerah weld metal batas ferrit cukup sempit dan pearlite menghilang. Pada preheating 180 °C daerah HAZ dan weld metal struktur ferrit dan pearlite lebar strukturnya. Pada preheating 260 °C daerah HAZ struktur ferrit mendominasi dan pearlite yang sedikit dengan perbandingan persebaran struktur mikro lebih merata, daerah weld metal struktur ferrit lebih renggang dan pearlite tidak merata

    PERANCANGAN TURBIN VALVE SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN PADA LAJU ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

    Get PDF
    Perancangan/pembuatan turbin air sumbuh vertical jenis darrius dengan memanfaatkan laju aliran fluida air dalam pipa, dan mengetahui pengaruh kecepatan laju aliran air/cairan terhadap kinerja turbin. Turbin sumbu vertikal (TSV) tipe Darrieus digunakan dalam desain ini. Baling-baling dan poros turbin dihubungkan oleh selongsong. Panjang keseluruhan poros turbin adalah 135 milimeter. Tali dengan lebar 22 milimeter dan tinggi 135 milimeter membentuk bilah, yang terdiri dari pelat besi. Ketebalan pisau adalah 2 mm. Kecepatan aliran air turbin diatur untuk berkisar dari 1 sampai 5 m/s. ukuran rumah turbin memiliki panjang 260 mm, dengan diameter dalam 158 mm dan terdapat lubang sebesar 13 mm pada bagaian tengah yang berfungsi sebagai poros turbin. Kata Kunci: perancangan, laju air pada pipa, turbin valve

    PERBANDINGAN PENGARUH MESIN BUBUT KONVENSIONAL DAN CNC TERHADAP KEKASARAN BAJA ST42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

    Get PDF
    Wayuda, Achmad Fiki, 2022. 51804070003. Perbandingan Pengaruh Mesin Bubut Konvensional Dan CNC Terhadap Kekasaran Baja ST42 Pada Proses Bubut Rata Muka. Sekripsi/tugas akhir, Program Studi Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Islam Majapahit (UNIM). Pembimbing I : Dicki Nizar Z, S.ST.,MT. Pembimbing II : Luthfi Hakim.S.Pd.,M.T. Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan alat potong (Pahat) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut.Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang umumnya digunakan untuk membuat /memproduksi benda kerja yang berpenampang silindris. Ada dua jenis mesin bubut yaitu:mesin bubut konvensional (mesin manual) dan CNC (mesin otomatis). Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dari perlakuan mesin bubut Konvensional dan CNC terhadap tingkat kekasaran permukaan baja ST42 dengan cara melakukan pembubutan bubut rata muka (facing) terhadap benda kerja baja ST42 dengan menggunakan pahat bubut jenis HSS dengan sudut pahat 60o, kecepatan spindel sebesar 210 Rpm, kedalaman pemakanan sebesar 0,5 mm, diameter benda keja sebesar 22,9 mm, dan jarak star pahat terhadap benda kerja sebesar 2 mm, setelah itu melakukan pengujian tingkat kekasaran permukaan dengan menggunakan Surface Roughness Tester, dimana hasil uji tingkat kekasaran yaitu: Perlakuan Mesin Bubut Manual = 2.657 µm, dan Perlakuan Mesin Bubut CNC = 1.767 µm. Saran dari penelitian ini, dimana untuk mendapatkan hasil benda kerja dengan pembubutan yang baik dan presisi, sebaiknya menggunakan mesin bubut CNC, karena tingkat ketelitiannya tidak perlu diragukan lagi sebab tingkat kekasaran permukaan benda kerja yang telah melalui proses bubut CNC lebih kecil dari pada proses bubut manual. Kata kunci : Bubut rata muka(facing), uji kekasaran permukaan, Baja ST4

    ANALISA LAJU KOROSI PLAT BAJA ST 42 TERHADAP LARUTAN NaCL, ASAM SULFAT DAN ASAM ASETAT

    Get PDF
    Korosiz merupakanz penurunanz suatuz kualitasz suatuz logam yang disebabkan oleh terjadinya reaksiz elektrokimiaz antaraz logamz danz lingkungannyaz yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu logam menjadi rapuh, kasar, dan mudah hancur penyebab terjadinya korosi dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu suhu, kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukan, konsentrasi bahan korosif, oksigen, waktu kontak dan pengaruh unsur paduan. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah plat baja karbon ST 42 pada larutan NaCL dan asam sulfat(H2SO4) selama 96 jam. Metode yang digunakan adalah metode weight loss. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan NaCL dan asam sulfat(H2SO4) terhadap laju korosi plat baja ST 40, dan mengetahui perbedaan laju korosi plat baja ST 42 terhadap larutan NaCL dan asam sulfat(H2SO4). Kehilangan berat akibat korosi berhubungan erat dengan waktu , semakin meningkatnya waktu maka semakin besar pula kehilangan berat yang terjadi Hasil yang di dapat dalam eksperimen ini yaitu dalam perendaman material baja st 42 terhadap larutan NaCL dalam waktu 96 jam dan dilakukan pengecekan per 24 jam mengalami pengurangan berat sebesar 0,2 gram Hasil yang di dapat dalam eksperimen ini yaitu dalam perendaman material baja st 42 terhadap larutan Asam Sulfat dalam waktu 96 jam dan dilakukan pengecekan per 24 jam mengalami pengurangan berat sebesar 0,2 gram Dan yang terakhir hasil yang di dapat dalam eksperimen ini yaitu dalam perendaman material baja st 42 terhadap larutan Asam Asetat dalam waktu 96 jam dan dilakukan pengecekan per 24 jam mengalami pengurangan berat sebesar 0,1 gra

    analisis perbandingan temperatur dan tekanan pada biogester dengan menggunakan campuran EM-4 dan jerami padi

    Get PDF
    ABSTRAK Perbandingan temperatur dan tekanan pada biogester dengan simulasi penambahan jerami padi kering dengan cairan EM-4,.dan menggunakan media pembakaran panas api guna untuk mempercepat proses penguapan dan tekanan pada dua sampel pengujian tersebut, ada dua uji coba yang pertama pembakaran tanpa campuran hanya menggunakan kotoran sapi yang dicampur dengan air dalam waktu yang di tentukan yaitu 5 menit sampai 30 menit. Penambahan caira EM-4 (Microorganisme) yang biasa digunakan untuk mempercepat kematangan pupuk organik dalam proses composting atau dekomposis bahan organik. dan kalau digunakan dipeternakan biasanya untuk menggurangi bau kotoran pada hewan ternak tersebut. Jerami padi dan campuran EM-4 cocok untuk bahan penambahan pembutan biogester untuk biogas dikarenakan mempercepat proses penguapan yang dihasilkan dari kotoran sapi. Hasil penelitian ini menunjukkan simulasi biogester dengan skala kecil yang mampu menampung antara 1 sampai 2 kg kotoran sapi dan 1 liter cairan EM-4, terdapat pengujian perbandingan selisih temperatur antara campuran dan tanpa campuran ialah T1 sebesar 24,2 C, T2 sebesar 21,7 C, dan T3 sebesar 25,8 C untuk pengujian temperatur dan selanjutnya tekanan menggunakan campuran ialah T1 sebesar 0,51 (Bar), T2 sebesar 0,5 (Bar), dan T3 sebesar 0,52 (Bar). Kata Kunci : Biogester, Suhu, Tekanan, Jerami Padi, EM-4

    ANALISIS PERBANDINGAN KNALPOT STANDART DENGAN KNALPOT RACING TERHADAP PERFORMA MESIN NINJA 250 FI TAHUN 2017

    Get PDF
    Pada zaman modern saat ini bidan industri khususnya di bidang otomotif merupakan salah satu bidang yang sangat berkembang. Di Indonesia kebutuhan akan kendaraan bermotor sangat tinggi. Sehingga menyebabkan produsen berlomba-lomba untuk memningkatkan kualitas produk yang dijualnya. Kinerja motor merupakan salah satu hal yang diperhatikan dalam kendaraan bermotor. Kinerja motor juga berpengaruh dari tipe sistem pembuangan yaitu knalpot. Pada umumnya knalpot racing digunakan untuk balap motor karena knalpot racing tidak ada pengaruhnya dalam sistem pembuangan gas sisa pembakaran sehingga tenaga yang di hasilkan lebih besar. Pada penelitian ini menungganakan motor Ninja Kawasaki 250 Full Injection.Masyarakat banyak yang tidak tahu seberapa besar pengaruh knalpot racing terhadap performa mesin dengan ini peneliti meneliti terkait pengaruh pemggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang berupa daya dan torsi.Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh menggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang dihasilkan oleh Ninja Kawasaki 250 Full Injection tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasil dari peneletian ini adalah mengetahui hasil daya dan torsi yang terdapat pada knalpot racing dan knalpot standar pada oleh Ninja Kawasaki 250 Full Injection tahun 2017. Kata kunci: performa mesin, knalpot racing, daya, tors

    ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DAN PIPA GALVANIS MEDIUM MENGGUNAKAN METODE RENDAM LIQUID MOLASSES

    Get PDF
    Secara umum, baja karbon dan galvanis merupakan bahan logam yang sering digunakan dalam industri, terutama dalam lingkungan asam atau basa. Namun, kedua jenis logam ini memiliki batasan dalam hal ketahanan terhadap korosi, yang juga dapat menyebabkan penurunan kekuatan logam. Untuk mengurangi kecepatan terjadinya korosi pada logam, diperlukan perlakuan perlindungan pada material tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kecepatan korosi memakai metode kehilangan berat dengan standar ASTM G1-72, untuk pembersihkan sampel setelah pengujian beracuan pada standar ASTM G31-90. Dalam penelitian ini, kecepatan korosi pipa karbon dan galvanis diukur dengan melakukan perendaman dalam berbagai periode waktu untuk mendapatkan data penurun berat pada sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan korosi pipa baja karbon lebih tinggi dibandingkan dengan pipa galvanis, dan laju korosi dipengaruhi oleh lama waktu perendaman. Hasil pengukuran laju korosi pipa baja karbon dan galvanis selama Laju korosi pipa baja karbon lama waktu perendaman 7 hari: 0,93690 mmpy, 14 hari: 0,42207 mmpy dan 21 hari: 0,11725 mmpy. Laju korosi pipa baja galvanis lama waktu perendaman 7 hari: 0,36166 mmpy, 14 hari: 0,17657 mmpy dan 21 hari: 0,14676 mmpy. Berdasarkan hasil dari analisa perbandingan laju korosi diatas, dapat disimpulkan pipa baja galvanis lebih baik untuk diaplikasikan pada cairan tetes tebu dari pada pipa baja karbon. Kata Kunci : ASTM G31-72, ASTM G1-90, kehilangan berat, laju koros

    ANALISIS PENGARUH MASSA ROLLER TERHADAP TORSI DAN DAYA PADA SEPEDA MOTOR VARIO 125 CC

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan dan pengalaman peneliti bahwa dewasa ini dunia modifikasi sepeda motor sudah sangat familiar di mata kita. Upaya modifikasi tersebut tidak lain bertujuan untuk mendapatkan performa mesin di atas rata-rata standart. Ragam cara yang bisa dilakukan oleh modifikator salah satunya dengan memvariasikan massa roller CVT agar memperoleh daya ataupun torsi yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh modifikasi massa roller CVT terhadap daya dan torsi pada Honda Vario 125 FI Tahun 2012 roller yang digunakan pada pengujiann ini adalah roller dengan massa 15 gram, 18 gram, dan kombinasi antara 15 dan 18 gram. (2) Mengetahui pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya dan torsi pada Honda Vario 125 FI Tahun 2012. (3) Mengetahui pengaruh interaksi massa roller CVT pada variasi putaran mesin terhadap daya dan torsi pada Honda Vario 125 FI Tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian sepeda motor Honda Vario 125 FI Tahun 2012. Pengujian dilakukan menggunakan roller dengan massa 15 gram, 18 gram dan kombinasi (15 gram dan 18 gram).Uji hipotesis dilakukan dengan metode faktorial 2 faktor 3 level kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan uji Dynotest. Dari hasil penelitian uji dynotest didapatkan nilai daya dan torsi yang paling besar dihasilkan oleh roller standart dengan massa 15 gram dengan hasil daya 8,8 HP dan torsi 20,8 Nm, sedangkan nilai paling kecil dihasilkan oleh roller modifikasi dengan massa 18 gram yang menghasilkan daya 8,1 HP dan torsi 19,2 Nm

    ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN PENEKANAN PAHAT TERHADAP WAKTU PROSES BURNISHING PADA BAJA ST.41

    Get PDF
    Dalam proses burnishing waktu yang efesien sangat diperlukan dalam proses finising benda kerja. Dengan demekian putaran kecepatan mesin, dan kedalaman penekanan pahat sangat dibutuhkan dalam proses ini. Dalam penelitian ini menjelaskan ada tiga parameter penekanan pahat yang dipakai yaitu 0,001 MM, 0,002 MM, dan 0,003 MM, dan putaran kecepatan yang akan dipakai yaitu 130 rpm, 210 rpm, dan 380 rpm. Dalam waktu proses burnishing dengan kecepatan putaran RPM 130 diperoleh waktu 226 S untuk kedalaman penekanan 0,001 MM, 204 S untuk kedalaman penekanan 0,002 MM, dan 182 S untuk kedalaman penekanan 0,003 MM, RPM 210 diperoleh waktu 218 S untuk kedalaman penekanan 0,001 MM, 197 S untuk kedalaman penekanan 0,002 MM, dan 178 S untuk kedalaman penekanan 0,003 MM, dan RPM 380 diperoleh waktu 211 S untuk kedalaman penekanan 0,001 MM, 192 S untuk kedalaman penekanan 0,002 MM, dan 176 S untuk kedalaman penekanan 0,003 MM. Tujuan penelitian kali ini untuk mengetahui pengaruh kedalaman penekanan pahat terhadap waktu proses burnishing pada permukaan benda kerja baja ST.41. Waktu proses pembubutan menggunakan tiga parameter kedalaman penekanan pahat yang berbeda memiliki selang waktu yang tidak terlalu jauh. Waktu pemrosesan yang lebih lama diperoleh saat menggunakan kedalaman penekanan pahat 0,001 MM. Dari proses burnising yang diperoleh, kecepatan putaran mesin berpengaruh penting terhadap selang waktu diantaran tiga parameter kedalaman pahat yang berbeda. Kata kunci: roll burnishing, efisiensi, finisin

    ANALISIS INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MICROHYDRO (PLTMH) MENGGUNAKAN DINAMO ZYT-70-05

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tegangan dan arus listrik yang dihasilkan PLTMH, untuk mengetahui daya maksimal yang dihasilkan PLTMH pada saat dikasih pembebanan. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metodologi eksperimental. Uji eksperimental ini dilakukan dengan cara mengukur setiap komponen yang digunakan dalam PLTMH yang berupa tegangan dan arus listrik yang dihasilkan. Dengan menggunakan generator Zyt-70-05, buck-boost converter, dan inverter taffware 500 watt sebagai komponennya. Maka hasil dari pengujian menggunakan beban lampu 3 watt daya yang masuk hanya 2,25 watt, kipas kecil 25 watt daya yang diterima 20,25 watt, kipas besar 50 watt daya yang diterima 29,25 watt, bor 550 watt daya yang masuk 112,29 watt. Dilihat dari grafik hasil penelitian semakin besar beban yang diterima maka tegangan yang dihasilkan inverter semakin menurun sedangkan kuat arus listrik yang mengalir semakin tinggi. Dengan hasil pencapaian ini maka dapat disimpulkan, PLTMH ini masih belum sempurna dikarenakan hanya mampu mensuplai beban yang berdaya kecil saja sehingga belum mampu untuk menggantikan listrik PLN untuk mensuplai listrik rumah
    corecore