2 research outputs found

    Perancangan Mesin Pembuka Kaleng Aerosol untuk Kategori Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

    Full text link
    Limbah adalah sisa produksi skala industri dan rumah tangga. Salah satu contoh limbah adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Limbah ini adalah sisa dari usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang sifatnya, konsentrasinya, dan jumlahnya dapat mencemarkan lingkungan hidup serta makhluk hidup lain, kaleng aerosol termasuk ke dalam kategori limbah B3 ini. Kaleng aerosol jika dibuang begitu saja dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, sehingga dibutuhkan teknik pengelolaan khusus untuk mengatasinya. Salah satu solusi penanganan limbah kaleng aerosol adalah membuat teknologi atau mesin yang dapat membuka kaleng tersebut agar aman untuk dimanfaatkan kembali. Metode perancangan yang digunakan adalah metode Pahl & Beitz dalam melakukan perancangan mesin pembuka kaleng limbah bahan berbahaya dan beracun. Tahap awal merancang adalah dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, kemudian melakukan pengembangan dan merencanakan beberapa konsep sampai terpilih satu konsep yang tepat dan sesuai kebutuhan. Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan, spesifikasi mesin ini menggunakan motor listrik 1,5 HP dengan kecepatan putar 1000 RPM yang telah direduksi oleh gearbox 1:20 untuk menggerakkan batang engkol yang mendorong kaleng aerosol tersebut ke arah pisau pemotong untuk membuka bagian atas dan bawah kaleng, sehingga dapat dimanfaatkan kembali

    Proses Manufaktur dan Estimasi Biaya Produksi untuk Produk Kelos

    Full text link
    Alat bantu penangkapan ikan adalah alat yang digunakan sebagai pendukung kegiatan penangkapan ikan para nelayan dan kelos adalah salah satunya. Kelos berfungsi sebagai alat bantu penggulung jaring dengan bentuk seperti tabung yang mengecil pada bagian tengah serta memiliki lubang poros untuk berputar. Dalam mendukung program pemerintah khususunya Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyediakan alat bantu tangkap bagi nelayan menengah ke bawah, maka diperlukan penelitian tentang alat bantu penangkapan. Tulisan ini menyajikan tentang penelitian lanjutan untuk mendapatkan proses pengecoran yang optimal serta estimasi biaya produksi yang minimum. Metode manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode design for manufacturing. Berdasarkan hasil yang didapatkan, bahwa masih terdapat cacat pada produk kelos yang dihasilkan, yaitu cacat porositas dan inklusi. Cacat porositas disebabkan oleh runtuhnya pasir pada saat proses pengecoran, sehingga ada bagian yang tidak terbentuk. Solusinya adalah dengan menambahkan komposisi cairan penguat pasir. Sedangkan cacat inkusi terjadi akibat adanya renggangan pada bagian sambungan antara cope dan drag, maka solusinya adalah dengan menambahkan bagian pengunci pada area yang mudah renggang. Perkiraan harga biaya produksi untuk 1 unit produk kelos berdasarkan hasil analisis biaya produksi, yaitu ± Rp. 7.537.530 (tujuh juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus tiga puluh rupiah) dengan kapasistas produksi 3-4 unit kelos siap pakai per hari
    corecore