11 research outputs found

    Penelitian dalam Rangka Penerapan Sistem Pembuangan Tinja dan Sampah Tepat Guna Desa Pantai di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Lamongan

    Full text link
    A cross-sectional survey was carried out in coastal villages of Rembang and Lamongan Districts in 1996 to determine the acceptability of coastal villagers in the implementation of an appropriate disposal system of excreta and solid waste. Interview using structured questionnaires and focused group discussion (FGD) was applied to obtain data regarding basic characteristics of respondents, conditions of basic sanitation and knowledge, attitude and practice (KAP) of coastal villagers in such systems. Four villages were randomly selected from the two districts. The samples from Rembang and Lamongan were 466 and 451 respondents respectively. The study revealed that majority of the respondents used clean water from dug wells and shallow hand pumps. Only 22.75 percent of households in Rembang used latrines, 56.22 percent defecated on the beach and the remaining 21.03 percent used other improper ways of disposal. The reasons of those who defecated on the beach were due to lack of space and money and their familiarity with the beach in which the beach was considered a good place for excreta disposal. Regarding solid waste disposal, only 29.40 percent from Rembang and 46.56 percent from Lamongan had bins in their houses to collect rubbish which varied from plastic bins to bamboo bins. Nevertheless, majority of the coastal villagers were willing to improve their conditions of basic sanitation and overcome their unsanitary habits in defecation by involving them in the implementation of an appropriate on-site sanitation designed by the Health Ecology Research Center

    Keikutsertaan Masyarakat dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan di DKI Jakarta

    Full text link
    A study on community attitudes in environmental pollution has been conducted in Jakarta. The purpose of this study was to provide information about community attitudes in solving environmental pollution problems. A total sample of 240 households were selected from 5 districts of Jakarta. Most of the respondents (51.7%) passed the elemtary school. However, only 59.6% of the 240 respondents knew about environ­mental pollution while only 23.8% had a good knowledge about these problems. Others (40.4%) knew nothing about environmental pollution. Environmental conditions showed that 97.4% of the houses were clean and 87.5% had human waste facilities but only 42.5% of the respondents had waste containers

    Chloroquine Sensitivity of Plasmodium Falciparum in Berakit, Bintan Island, Sumatra, After Mass Chemoprophylaxis Through Community Participation, and Its Sociological Studies

    Full text link
    Profilaksis minggguan dengan klorokuin yang dilakukan secara massal melalui peran serta masyarakat telah dilakukan pada penduduk RK I di desa Berakit, Bintan, Propinsi Riau, Sumatra selama dua tahun (¡983-1985). Delapan tahun kemudian (¡993), pemeriksaan sensitivitas Plasmodium falciparum terhadap klorokuin in vivo dan in vitro dilakukan di RK I untuk mengetahui apakah pemberian klorokuin setiap minggu pada penduduk secara massal selama 2 tahun mempunyai dampak terhadap timbulnya resistensi P. falciparum terhadap obat tersebut di RK I atau dapat menyebar­luaskan resistensi klorokuin. Penelitian sosial dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui pemeriksaan pengetahuan, sikap dan perilaku (KAP) tentang malaria pada penduduk RK II di desa Berakit. RK II letaknya bersebelahan dengan RK I yang penduduknya telah diwawancara dan diberi penyuluhan kesehatan dengan "learning module" tentang malaria, dan. apakah hal ini mempengaruhi situasi/keadaan malaria di RK II. Hasil penelitian malariometrik di RK I dan RK II menunjukkan angka limpa dan angka parasit menurun secara bermakna, bila dibandingkan dengan hasil pada tahun 1991 tetapi di RK I tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan hasil tahun 1995. Dari pemeriksaan 644 sediaan darah dari RK I dan RK II untuk tes sensitivitas, prevalensi parasitnya adalah 8.2 % (53/644) dan 58.5 % kasus positif adalah P. falciparum dan infeksi campur, selebihnya adalah P. vivax (41.5 %). Sayang sekali, hanya satu infeksi P. falciparum yang memenuhi syarat untuk tes dengan hasil S/R I in vivo 7 hari yang disederhanakan. Tes mikro in vitro menunjukkan resistensi (R) terhadap klorokuin dan masih sensitif (S) terhadap obat malaria lain (kina, S-P, meftokuin).Hasil pemeriksaan sosiologis menunjukkan adanya pengaruh"learning module" mengenai penyakit malaria sebanyak 20 % responden di RK II yang mempunyai sikap dan perilaku yang positif, bila dibandingkan dengan penelitian di RK II tahun 1991 sebesar 27.9 % dan tahun 1995 sebesar 47.9%. Hal ini dapat tercermin pada hasil malariometrik di RK II . Walaupun demikian, masih diperlukan penyuluhan kesehatan tentang malaria untuk penduduk RK II. Perlu diketahui bahwa setelah penelitian selesai sampai dilakukan evaluasi tahun 1991 dan tahun 1993, di daerah ini tidak pernah dilakukan intervensi dalam bentuk apa pun kecuali satu kali penyemprotan pada tahun 199

    Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Penyakit Malaria Lima Setengah Tahun Setelah Berakhirnya Penelitian di Desa Berakit, Riau Kepulauan

    Full text link
    An evaluation study was carried out five and a half years after the termination of intervention studies in Berakit a rural hyperendemic malaria area. The efforts of the community to maintain the low morbidity were by detecting suspected malaria cases in the family members or neighbours and taking them to the health centers, by avoiding mosquito bites with anti mosquito coils. A greater percentage of the respondents (64,6%) knew about life cycle of malaria mosquito as malaria vector and that they should clean the environment to reduce mosquito breeding places. The learning module which was distributed to the head of the households at the beginning of the previous intervention studies is still used by people of Berakit for malaria health education. Malaria cadres are still active to advice members of the family, to bring the suspected malaria cases to the health center for examination. The social funds established during intervention studies only partly survived for 2 1/2 years, but the idea of establishing social funds for malaria patients is still implemented in one of the RT\u27s (neighborhood organization) in the study area. The idea of social funds inspires them to grow chilli, pepper and watermelon on their own financial capacity. According to them there were still members of the community who got fever and chills. A close coordination between health workers, head of the village, cadres and the community is needed to control malaria in this area

    Faktor Determinan Pemberian Air Susu Ibu Tidak Eksklusif (Analisis Lanjut Sdki 1994)

    Full text link
    The Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) showed that the prevalence of exclusive breastfeeding among infants age under 4 month was 53.7 percent in 1991 and 47.3 percent in 1994. In the Outer Jawa Bali region 56.2 percent infants and in Jawa Bali region 41.4 percent infant were not exclusively breastfed (OR =1.81 CI 1.35-2.44). In the rural areas 54.2 percent infants and in urban area 48.2percent infants were not exclusively breastfed (OR=1.27 CI 0.96-1.69). The other potential factors: mothers education and occupation, social activities, infant care and exposure to mass media especially printed media — showed non significant influence on mothers practice for exclusive breasfeeding. Non exclusive breastfeeding was most prevalent among mothers not exposed to electronic media (radio or TV) (57.9 percent) than mothers exposed to electronic media (50.8 percent) (OR=1.32 CI 1.00-1.78)

    Tinjauan Kepustakaan Mengenai Peranan Dukun Bayi di Indonesia

    Full text link
    Makalah ini merupakan tinjauan dari beberapa hasil penelitian mengenai peranan dukun bayi di beberapa tempat di Indonesia. Bagi masyarakat pedesaan dukun merupakan tenaga pertama untuk melakukan pertolongan persalinan.Penelitian pengetahuan dan perilaku dalam keluarga berencana, serta kesehatan ibu dan anak pada th. 1982-1983 menunjukkan bahwa persalinan umumnya ditolong dukun (98 %). Disamping menolong persalinan, dukun juga memberikan perawatan sesudah bersalin, kadang-kadang sampai 40 hari setelah bersalin.Angka kematian ibu bersalin rata-rata adalah 4,2 per 1000 kelahiran. Angka lahir mati 28,1 per 1000 kelahiran dan kematian bayi umur kurang dari satu bulan 38,3 per 1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya perawatan antenatal dan banyaknya persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Kesenjangan antara pengetahuan dan praktek dari masing-masing komponen dalam pelayanan KIA sangat bervariasi. Kesenjangan terbesar nampak pada pengetahuan dan praktek pertolongan persalinan yaitu 97%. Hal ini disebabkan besarnya peranan dukun bayi pada pertolongan pesalinan di pedesaan

    Pola Pengetahuan Sikap dan Perilaku Karyawati dalam Fungsi Pemeliharaan Anak Didaerah Industri Jabotabek

    Full text link
    Pengetahuan, sikap dan perilaku karyawati di Jabotabek pada umumnya cukup baik dalam menjalankan fungsi keluarga khususnya dalam fungsi reproduksi dan memelihara anak. Pendapat tentang anak pada umumnya sebagai harapan di hari kemudian, persiapan penyediaan makanan dan keperluan anak cukup baik, karena sebagian besar dilakukan sendiri oleh responden. Banyak responden yang menginginkan setuju adanya fasilitas TPA di Perusahaannya. Sebagian besar tidak setuju anak diasuh oleh pembantu. Informasi tentang pemeliharaan anak pada umumnya diperoleh dari kombinasi melalui media cetak, media elektronik, tenaga kesehatan dan keluarga. lnformasi tentang pemeliharaan dari mass media (radio, koran dll) dan tenaga kesehatan masih kurang, karena keterbatasan waktu dan kesempatan.Pandangan tentang anak dan memelihara anak pada umumnya cukup kondusif untuk berjalannya fungsi keluarga terutama fungsi reproduksi dan memelihara anak. Dengan semakin banyaknya wanita bekerja maka diperlukan mengembangkan program pengadaan TPA untuk wilayah Jabotabek. Karena masih kurangnya informasi dan pengetahuan yang diterima karyawati mengenai reproduksi dan kesehatan anak maka perlu diberikan penyuluhan. Bisa diupayakan oleh Perusahaan atau kerjasama dengan Puskesmas setempat, dan dilakukan di Perusahaan bisa secara berkala. Karena fungsi anak itu penting sebagai harapan orang tua di masa mendatang dan sebagai generasi penerus bangsa

    Perilaku Pencegahan Penyakit Shigella (Disentri) Pada Masyarakat Di Jakarta Utara, DKI Jakarta

    Full text link
    Di Indonesia proporsi penderita diare dengan Shigella (disentri) dilaporkan berkisar antara 5-15%. Proporsi Shigella yang menjadi berat belum jelas. Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus. Dalam tata laksana kasus diare yang ditetapkan Sub.Direktorat P2.Diare, K&PP Ditjen.PPM & PLP Depkes Rl. (selanjutnya disebut Tata laksana Diare Akut) semua diare berdarah dikatagorikan sebagai disentri sesuai batasan WHO. Disentri berat adalah disentri yang disertai komplikasi.Telah dilakukan penelitian tentang perilaku dan sosial budaya penganggulangan penyakit Shigella di Jakarta Utara. Tujuan umum penelitian itu adalah untuk melihat perilaku pencarian pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit Shigella (disentri) dan penyakit diare lainnya oleh masyarakat serta untuk mengetahui penerimaan masyarakat pada pemberian vaksin Shigella.Tulisan ini merupakan sebagian dari hasil penelitian dan membahas tentang perilaku pencegahan penyakit Shigella (disentri) menurut masyarakat di Jakarta Utara, DKI Jakarta
    corecore