2 research outputs found

    Analisa Tingkat Naungan Dan Pemupukan Kalium Pada Kualitas Hasil Aksesi Tanaman Kencur (Kaempferia Galanga L)

    No full text
    Kencur merupakan obat yang hidup didaerah tropis dan subtropis. Pemanfaatan kencur baik pada kalangan industry maupun rumah tangga bukan hanya digunakan sebagai obat namun bisa juga sebagai makanan, minuman yang kaya akan manfaat bagi kesehatan. Manfaat pada tanaman kencur biasanya berasal dari rimpang.Rimpang kencur secara umum dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu rimpang utama yang berukuran besar dan rimpang cabang yang ukurannya lebih kecil. Tanaman kencur banyak dibudidayakan di lahan kering yang ternaungi dikarenakan tanaman kencur merupakan salah satu tanaman dengan tingkat toleran baik terhadap naungan. Selain faktor cahaya, dalam tahap pertumbuhan tanaman kencur juga memerlukan nutrisi yang cukup dari unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Tanah tidak selalu dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi optimalnya pertumbuhan tanaman. Pemupukan menjadi sangat penting dilakukan agar pertumbuhan tanaman kencur tidak terhambat. jika tanaman kekurangan unsur K maka kadar pati menurun, karbohidrat akan larut dan senyawa N menumpuk. Kendala yang sering dijumpai pada lahan perkebunan karena tingginya tingkat erosi adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah yang antara lain dicirikan dengan rendahnr a ketersediaan unsur hara makro seperti kalium (K). Intensitas cahaya matahari yang rendah akan mempengaruhi rendahnya serapan nutrisi karena transpirasi menurun, nutrisi yang diserap melalui aliran massa juga akan menurun sehingga unsur hara dalam tanah harus lebih banyak tersedia, terutama unsur hara kalium. Penelitan dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 hingga Mei 2021 yang bertempat di Kebun percobaan Agro Techno Park Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang dengan ketinggian 400 mdpl. Petak utama (main plot) merupakan dua tingkat naungan yaitu tingkat naungan (N25) dan (N50). Anak petak (subplot) terdiri dari 2 aksesi (A1) Kabupaten 1 dan (A2) Kabupaten 2. Anak-anak petak terdiri dari dosis pupuk Kalium dengan empat tingkatan dosis yaitu (K0) Pupuk 0 kg ha-1 K2O; (K120) Pupuk 120 kg ha-1K2O; (K180) Pupuk 180 kg ha-1 K2O; dan (K240) Pupuk 240 kg ha-1 K2O. Adapun parameter yang diamti meliputi: Pengamatan naungan, parameter pertumbuhan tanaman, parameter panen, analisis pertumbuhan tanaman dan analisis kandungan kimia. Hasil penelitian menunjukkan respon terbaik tanaman kencur adalah Naungan 50%, dosis pupuk Kalium yang optimal pada hasil tanaman pada aksesi Nganjuk yaitu 240 kg ha-1 dengan persentase bobot susut sebesar 21,33% pada 28 hari setelah panen, pada akasesi Lumajang yaitu 120 kg ha-1 dengan persentase bobot susut sebesar 22,38% pada 28 hari setelah panen. Hal yang sama terjadi pada kualitas kencur yaitu kandungan EPMS (etil p-metoksisinamat) dimana pada kedua aksesi menunjukkan penanaman pada naungan 50% dan dosis pupuk 240 kg ha-1 kandungan EPMS yang paling tingg
    corecore