349 research outputs found

    Pengaruh Variasi Jarak Pondasi Dan Panjang Geotekstil Dengan Jarak Vertikal Antarlapis Perkuatan 9,1cm Terhadap Daya Dukung Pondasi Pada Pemodelan Fisik Lereng Pasir Kepadatan 74%

    Full text link
    Di Indonesia, tanah longsor menduduki peringkat ketiga bencana yang banyak terjadi. Salah satu cara untuk mengatasi kelongsoran lereng dapat ditempuh dengan melakukan perkuatan lereng. Sistem perkuatan lereng yang digunakan adalah dengan memasang geotekstil woven. Fungsi geotekstil dalam hal ini adalah untuk perkuatan tanah dimana geotekstil berinteraksi dengan tanah melalui gaya gesek atau gaya adhesi untuk menahan gaya tarik, sehingga daya dukung lereng dapat meningkat. Pada penelitian ini digunakan variasi jarak pondasi dari tepi lereng yaitu d=B, d=1,5B dan d=2B serta variasi panjang geotekstil yaitu Lx=0,45H, Lx=0,52H dan Lx=0,49H. Hasil dari pemasangan geotekstil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model lereng mengalami peningkatan daya dukung. Dimana peningkatan daya dukung paling maksimum terjadi saat jarak pondasi dari tepi lereng sebesar d=2B dengan panjang lapisan geotekstil sebesar Lx=0,59H. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak pondasi dari tepi lereng dan semakin panjang lapisan geotekstil maka daya dukung semakin besar pula

    Perbaikan Tanah Ekspansif (Daya Dukung Dan Pengembangan) Metode Deep Soil Mixing Pola Single Square Diameter 4,8 Cm Dengan Penambahan Kapur Pada Variasi Kedalaman Dan Jarak

    Full text link
    Tanah ekspansif tersusun dari mineral lempung yang mempunyai sifat kembang susut yang tinggi apabila terjadi Perubahan kadar air, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap daya dukung dari tanah tersebut. Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode Deep Soil Mixing pola Single Square dengan penambahan kapur 8% yang dilakukan dengan cara membuat kolom-kolom tanah stabilisasi dengan variasi jarak dan kedalaman tertentu. Metode yang dilakukan yaitu membuat benda uji pada box akrilik berukuran 30x30x30 cm3 dengan volume tanah 30x30x20 cm3. Pada lapisan bawah diisi dengan pasir kering setebal 3 cm dengan berat 3,15 kg, instalasi kolom DSM berdiameter 4,8 cm terbagi dalam beberapa variasi jarak antar kolom yaitu 1D, 1,25D dan 1,5D serta variasi kedalaman kolom yaitu 10 cm, 15 cm dan 20cm, kemudian pada lapisan atas diisi oleh pasir kering setebal 1 cm dengan berat 1,05 kg. Uji pembebanan dilakukan pada titik pusat permukaan benda uji dengan meletakkan pelat baja berukuran 5x5x2 cm2 yang dibebani oleh dongkrak hidrolik, besarnya beban yang terjadi ditunjukkan dengan load cell dan besarnya penurunan di tunjukkan oleh pembacaan LVDT. Guna mendapatkan beban maksimum dilakukan pembacaan beban hingga tiga kali sama untuk menghasilkan daya dukung batas tanah. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis didapatkan daya dukung tanah asli adalah 13 kg/cm2, sedangkan ketika dilakukan stabilisasi metode Deep Soil Mixing dengan penambahan kapur 8% terjadi peningkatan daya dukung pada jarak antar kolom 4,8 cm kedalaman 20 cm sebesar 38,4 kg/cm2. Selain itu juga pada jarak dan kedalaman kolom yang sama terbukti dapat menurunkan persentase pengembangan menjadi 0,627% dari persentasi pengembangan tanah asli yang sebesar 5,66%. Kata

    Perbaikan Tanah Ekspansif Dengan Metode Dsm Pola Single Square Menggunakan Penambahan Kapur Variasi Kedalaman Dan Jarak (D = 4 Cm) Terhadap Daya Dukung Dan Pengembangan

    Full text link
    Tanah dengan kembang susut tinggi banyak ditemukan di Indonesia dan biasa disebut dengan tanah lempung ekspansif. Tingginya kadar air menyebabkan tanah ini mengembang dan rendahnya kadar air menyebabkan tanah ini menyusut. Konstruksi bangunan yang berada di atas tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung rendah dan nilai swelling tinggi. Melihat banyaknya kasus serupa, maka diperlukan stabilisasi tanah lempung ekspansif untuk meningkatkan daya dukung dan mereduksi swelling. Penelitian dilakukan menggunakan metode DSM dengan variasi kedalaman dan jarak pola single square menggunakan 8% kadar kapur. Hasil dari analisis dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan mampu meningkatkan nilai daya dukung dan mereduksi nilai swelling tanah. Variasi jarak dan kedalaman kolom memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai daya dukung tanah terhadap tanah asli. Semakin kecil jarak antar kolom dan semakin dalam kolom DSM, maka nilai daya dukung yang dihasilkan semakin mengingkat. Berdasarkan analisis BCI jarak (L) = 1D (4 cm) dan panjang kolom (Df) = 4B (20 cm) mengalami peningkatan daya dukung terbesar, yaitu 186,15% dari tanah asli. Semakin besar rasio perbaikan, maka semakin kecil nilai swelling yang didapatkan. Rasio terbesar dengan variasi jarak (L) = 1D (4 cm) dan panjang kolom (Df) = 4B (20 cm) memiliki nilai pengembangan 0,53% dan mereduksi 90,64% dari pengembangan tanah asli

    Pengaruh Sudut Kemiringan Dan Jarak Pondasi Menerus Dari Tepi Lereng Pada Pemodelan Fisik Lereng Pasir Dengan Perkuatan Geogrid

    Full text link
    Kelongsoran yang terjadi pada lereng merupakan salah satu permasalahan utama dalam lingkup geoteknik. Untuk mencegah terjadinya longsor, maka perlu dilakukan upaya perkuatan tanah. Konsep dari teknik perkuatan tanah pertama kali memakai lembaran metal sebagai perkuatan tanah. Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan lembaran metal sebagai perkuatan tanah diganti material geosintetik seperti geotextile dan geogrid. Pada penelitian ini dilakukan uji model fisik lereng dengan perkuatan geogrid. Variasi yang diterapkan pada sampel lereng berupa sudut kemiringan lereng antara lain 46°, 51°, 56° dan jarak pondasi dari tepi lereng yaitu B, 2B, dan 3B. Berdasarkan penelitian ini semakin besar jarak pondasi maka rasio peningkatan daya dukung juga semakin besar. Sebaliknya, semakin besar sudut kemirngan lereng maka rasio peningkatan daya dukung pada lereng semakin kecil. Dari hasil analisis BCI menunjukkan rasio peningkatan daya dukung terbesar terletak pada sudut kemiringan terkecil yang diterapkan, yaitu 46° dan jarak pondasi terbesar, yaitu sejauh tiga kali lebar pondasi

    Pengaruh Jarak Dan Panjang Kolom Deep Soil Mixing (Dsm) Berpola Single Squarediameter 4,5 Cm Terhadap Daya Dukung Tanah Ekspansif

    Full text link
    Lempung ekspansif memiliki sifat yang tidak mendukung struktur di atasnya, yaitu daya dukung yang rendah dan kembang susut yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk memperbaiki sifat-sifat lempung ekspansif. Dari hasil sifat fisik, tanah di bojonegoro termasuk lempung ekspansif karena memiliki potensial pengembangan tinggi. Dalam penelitian kali ini digunakan metode Deep Soil Mixing (DSM). DSM dilakukan dengan membuat kolom-kolom campuran tanah asli dan 10% kapur dengan pola tertentu. Pengujian dilakukan dalam boks berukuran (30.30.30) cm dengan tinggi sampel 20 cm. Dan dilakukan uji beban (load test) pada tanah asli dan tanah stabilisasi. Pada penelitian kali ini digunakan pola single square dengan diameter kolom 4,5 cm. Variasi jarak (1D, 1,25D, dan 1,5D) dan panjang kolom(2B, 3B, dan 4B)digunakan untuk mengetahui pengaruh dalam peningkatan daya dukung tanah. Dari hasil uji beban, tanah asli memilki daya dukung batas (qu) sebesar 7,04 kg/cm2. Dari hasil pengujian, didapatkan hasil semakin rapat jarak kolom dan semakin panjang kolom DSM, daya dukung semakin meningkat.Berdasarkan analisis BCI(Bearing Capacity Improvement) daya dukung paling tinggi sebesar 20,02 kg/cm2 meningkat 184% dari tanah asliyang berada pada jarak 1D dan panjang kolom 4B. Selain itu, semakin besar prosentase volume stabilisasi nilai sweeling semakin menurun. Nilai swelling paling rendah sebesar 0,8% yang sebelumya 4,13%
    • …
    corecore