4 research outputs found

    KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG TELAH MENIKAH

    Get PDF
    Abstrak Kesejahteraan psikologis merupakan evaluasi seseorang tentang kehidupannya terkait penerimaan dirinya dalam sisi kehidupan yang positif maupun negatif sehingga mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan. Mahasiswa yang sudah menikah kemudian berkuliah diperhadapkan dengan peran ganda baik sebagai suami/istri yang perlu menafkahi dan mengurus rumah tangga maupun sebagai mahasiswa dengan berbagai tuntutan akademik yang perlu diselesaikan. Hal ini menjadi tantangan baik dari pribadi mahasiswa sendiri maupun lingkungan eksternal. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesejahteraan psikologis mahasiswa yang sudah menikah kemudian berkuliah. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Subjek penelitian ditetapkan menggunakan purposive sampling, jumlah subjek 3 orang mahasiswa dengan kriteria berstatus menikah (menikah kemudian berkuliah), memiliki usia pernikahan di atas 5 tahun, rentang usia 20-50 tahun, dan merupakan mahasiswa jurusan Pastoral Konseling IAKN Kupang. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara. Instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara dan observasi. Teknik analisis meliputi data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang sudah menikah kemudian berkuliah di Jurusan Pastoral Konseling IAKN Kupang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik dilihat dari aspek penerimaan diri, hubungan yang positif dengan sesama, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Kata kunci: kesejahteraan psikologis, kuliah, mahasiswa, menikah   The Psychological Well-Being of Married Students Abstract Psychological well-being is an evaluation of a person about his life related to his acceptance of himself in the positive and negative sides of life so as to get satisfaction and happiness. Married students are then faced with a dual role, both as husband / wife who need to support and take care of the household as well as students with various academic demands that need to be resolved. This is a challenge both from the student's own person and the external environment. The purpose of this study was to determine the psychological well-being of students who were married and then went to university. The research method used is qualitative. The research subjects were determined using purposive sampling, the number of subjects was 3 students with the criteria of being married (married then studying), having a marriage age above 5 years, age range 20-50 years, and were students majoring in Pastoral Counseling IAKN Kupang. Data collection techniques used observation and interviews. The research instruments were interview and observation guidelines. Analysis techniques include data reduction, display data and conclusion drawing / verification. The results showed that married students who then studied at the Pastoral Counseling Department of IAKN Kupang had good psychological well-being in terms of self-acceptance, positive relationships with others, autonomy, environmental control, life goals and personal growth. Keywords: married, psychological well-being, students, studyin

    Psikoedukasi dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Awareness Remaja Era Society 5.0 di Jemaat GMIT Sion dan Betania Camplong, Klasis Fatuleu Barat

    Get PDF
    Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk memberikan remaja sebuah wadah dan psikoedukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental di era society 5.0 agar mereka menjadi orang yang sehat dan produktif. Remaja (12-18) akan diajarkan untuk memahami kondisi yang mereka hadapi saat ini, untuk cara menangani masalah dari dalam/luar dirinya di masa serba digitalisasi, dan untuk mendorong mereka untuk mewujudkan impian masa depan yang cerah dengan menjaga mental sehat. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 orang remaja dari dua jemaat, Jemaat GMIT Sion dan Betania Camplong, dan berlangsung selama 2 (dua) hari, yaitu 26-27 Agustus 2023.  Metode kegiatan psikoedukasi ini adalah seminar, tanya jawab, dan sesi berbagi. Kegiatan ini berhasil memberikan hasil positif bagi remaja diperlihatkan dengan tingkat kepuasan sebesar 84,40%. Selain itu, meningkatkan kemampuan empati setiap peserta melalui sesi berbagi di akhir materi. Secara keseluruhan kegiatan ini mendapatkan respon yang baik dari Pihak gereja

    ANTOLOGI: Multi Perspektif Keilmuan Di Masa Pandemi Covid-19 (Dalam Tinjauan Agama, Pendidikan, Psikologi dan Konseling)

    No full text
    Di masa pandemi Covid-19, pembelajaran di lembaga formal mengalami persoalan yang multi dimensi. Padahal pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan guru/dosen yang melakukan perancangan setiap kegiatan yang akan dilakukan utuk membantu peserta didik aktif mempelajari atau menguasai materi pelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak bisa berlangsung secara baik. Pembelajaran menuntut guru/dosen sebagai pendidik untuk mengetahui pendekatan, variasi, strategi, serta spiritualitas peserta didik. Di sisi yang lain peran orang tua sangat diperlukan dalam pendampingan pembelajaran secara online. Hasil dari belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang permanen dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pengetahuan anak diperoleh dari pengalaman proses pembelajaran dan bukan dari proses kedewasaan. Peserta didik telah mendapatkan proses belajar yang baik apabila terlihat perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku
    corecore