4 research outputs found

    Gambaran Pola Komunikasi Dalam Penyelesaian Konflik Pada Wanita Indonesia Yang Menikah Dengan Pria Asing (Barat)

    Full text link
    Komunikasi merupakan cara yang tepat guna mengatasi konflik yang timbul antarpasangan, terutama pasangan beda bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran pola komunikasi dalam penyelesaian konflik pada wanita Indonesia yang menikahdengan pria asing (barat). Adapun pola komunikasi yang dianalisa meliputi 4 pola dariDeVito (1997) yaitu Equality Pattern (terjadi kesetaraan dalam berkomunikasi antarpasangan), Balance Split Pattern (hubungan sejajar tetapi masing-masing pihak memilikiotoritas yang berbeda)¸ Unbalanced Split Pattern (salah satu pihak yang memimpin danpihak yang lain berpegang pada pemimpin), Monopoly Pattern (salah satu pihak memonopolikomunikasi).Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukanwawancara mendalam (indepth interview) dan observasi terhadap 2 orang responden.Responden I menikah dengan pria Inggris selama 2 tahun dan responden II menikah denganpria Amerika selama 11 bulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa beragam konflik yang dialami oleh responden Idan II dikarenakan banyaknya perbedaan antar pasangan. Dari hasil didapat, responden I danII menggunakan pola komunikasi yang berbeda-beda dalam mengatasi konflik-konflik yangmuncul. Responden I lebih menggunakan pola komunikasi Equalitty Pattern dan BalanceSplit Pattern, sedangkan responden II lebih menggunakan pola komunikasi Equality Pattern¸Balance Split Pattern, dan Unbalanced Split Pattern. Walaupun responden I dan IImenggunakan beberapa pola komunikasi yang tidak ideal dalam penyelesaiankonfliknya,tetapi didapat bahwa konflik mereka tetap terselesaikan

    Konflik Pemilihan Agama Pada Remaja Dari Perkawinan Beda Agama

    Full text link
    Sekarang ini perkawinan beda agama sudah banyak terjadi. Perkawinan beda agama memilikimasalah khusus yang berbeda dari perkawinan umumnya. Masalah utama dapat munculsetelah kelahiran anak. Orang tua perlu memikirkan banyak masalah sehubungan dengananak salah satunya pemilihan agama anak. Ketika beranjak remaja, anak berada dalam prosespembentukan identitas yang salah satunya adalah identitas agama. Ketika akan memilihagama, anak akan berada pada situasi konflik apakah memilih agama ayah, ibu atau agamalainnya.. Sumber konflik dapat bersumber dari keluarga, pertemanan, dan masyarakat luas(Elmirzanah, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran konflikpemilihan agama pada remaja dari perkawinan beda agama. Penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif. Data diperoleh dari wawancara yang dilakukan terhadapdua remaja yang memiliki orang tua beda agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwasumber konflik utama yang dialami berasal dari keluarga khususnya orang tua. Orang tuakedua responden pada penelitian ini menentang pilihan agama yang akan dianut anaknyasehingga memunculkan konflik pada diri kedua responden. Respon yang dimunculkan dapatberbeda dimana responden pertama akan tetap berada pada pilihannya sedangkan respondenkedua menerima keputusan dari orang tuanya. Hasil lain menunjukkan teman dan masyarakatkurang memiliki pengaruh untuk remaja dalam mengambil keputusan

    Gambaran Pola Asuh Orangtua Pada Masyarakat Pesisir Pantai

    Full text link
    Pola asuh yang terlihat dari hasil penelitian ini yaitu orangtua menggunakan kombinasi bentuk pola asuh seperti authoritarian dengan permissive, authoritative dengan permissive, dan ada yang mengkombinasikan ketiganya yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Pola asuh authoritarian ditunjukkan dengan adanya hukuman secara fisik jika anak tidak mematuhi orangtuanya seperti tidak mau belajar Al-Qur'an atau pergi melaut. Sedangkan permissive ditunjukkan melalui ketidakpedulian orangtua akan hal pendidikan sekolah anak-anaknya, jika anak sudah tidak ingin sekolah maka anak pun akan dibiarkan saja, orangtua lebih menganggap pendidikan sekolah itu tidak penting, karena percuma disekolahin tinggi-tinggi pada akhirnya akan melaut juga. Sedangkan pola asuh authoritative terlihat dari orangtua yang tidak pernah memberi hukuman secara fisik ketika anak-anaknya melakukan kesalahan tapi orangtua memberikan arahan pada anak-anaknya. Penelitian ini mengkaji pola asuh orangtua pada masyarakat pesisir pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua pada masyarakat pesisir pantai yaitu pendidikan yaitu terlihat dari orangtua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah menjadikan orangtua tidak mengetahui atau menelantarkan tentang perkembangan pendidikan sekolah anak-anaknya, sedangkan lingkungan seperti menyuruh anak-anaknya untuk bekerja mencari uang secara lebih dini yaitu dari usia lima tahun menjadi hal yang biasa di lingkungan pesisir, lain hal dengan budaya seperti masyarakat yang bersuku Melayu menganggap bahwa suku tersebut adalah beragama Islam maka mereka pun beraktivitas dan mendidik anak-anaknya dengan unsur-unsur keislaman. Selain itu ditemukan faktor lain yang mempengaruhi yaitu agama yang dianut, serta pola asuh yang diturunkan oleh orangtua terdahulu
    corecore