9 research outputs found

    Penggunaan Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi dari Azolla Pinnata terhadap Kepadatan Sel Spirulina SP

    Get PDF
    Kultur Spirulina sp biasanya menggunakan pupuk komersil sehingga diperlukan adanya pengganti pupuk komersil yaitu dengan penggunaan pupuk organik cair dari Azolla pinnata untuk meningkatkan hasil produksi dan menjamin ketersediaan pakan alami secara kontinyu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dosis pupuk organik cair hasil fermentasi dari Azolla pinnata yang terbaik untuk kepadatan sel Spirulina sp, dan mengetahui kepadatan sel serta mengetahui laju pertumbuhan harian Spirulina sp. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Laut (BBPBL) Lampung mulai tanggal 13 Januari sampai 13 februari 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dengan pupuk organik cair hasil fermentasi dari azolla pinnata dengan dosis yang berbeda, perlakuan P1 (12 ml/l), perlakuan P2 (14 ml/l), perlakuan P3 (16 ml/l) dan perlakuan P4 (18 ml/l). Hasil ansira kepadatan sel Spirulina sp menunjukan berbeda sangat nyata. Kepadatan Sel Spirulina sp yang tertinggi yaitu pada perlakuan P4 (520x104 sel/ml), perlakuan C (474x104 sel/ml), perlakuan B (435x104 sel/ml) dan P1 (396x104 sel/ml). Hasil ansira laju pertumbuhan harian Spirulina sp menunjukan berbeda tidak nyata. perlakuan P1 (0,39 sel/ml/hari), perlakuan P2 (0,40 sel/ml/hari), perlakuan P3 (0,41 sel/ml/hari), dan perlakuan P4 (0,42 sel/ml/hari).Hasil pengamatan kualitas air selama penelitian yaitu : pH 7,44-7,78, Suhu 25,77-30,25Β°C, DO 5,45-6,71 mg/l, Salinitas 25-29 mg/l, dan Amonia 0,066-0,256 mg/l

    Dampak Budidaya Perikanan di Sungai Kelekar terhadap Struktur Komunitas Makrozoobentos

    Get PDF
    Kegiatan budidaya dan pemukiman penduduk disekitar Sungai Kelekar ini dapat menyebabkan Perubahan struktur komunitas makrozoobentos yang menandakan adanya pencemaran bahan organik pada sungai tersebut, sehingga perlu dilakukan suatu penelitian diperairan Sungai Kelekar yang bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos, tekstur dan komposisi sedimen di Sungai kelekar sebagai indikator pencemaran bahan organik. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari, Februari dan Maret 2014 di 6 stasiun pengamatan. Pada 6 stasiun pengamatan diperoleh 11 jenis makrozoobentos yang tergolong kedalam 5 kelas. Kelas Gastropoda yaitu Melanoides tuberculata, bellamya sumatrensis, Thiara sp, kelas Polychaeta yaitu Nereis sp, kelas Pelecypoda yaitu Corbicula javanica, kelas Oligochaeta yaitu Tubifex sp, Limnodrillus sp, Lumbricullus sp, Branchiura sp, dan kelas Insecta yaitu Larva Chironomous sp, Ephemerella sp. Kelimpahan individu tertinggi pada penelitian ini dari jenis Tubifex sp sebesar 34,5 ind/m2 yaitu dari stasiun 4 pengambilan bulan Februari, kelimpahan relatif tertinggi dari jenis Tubifex sp sebesar 77,6% yaitu dari stasiun 5 pengambilan bulan Februari, indeks keanekaragaman berkisar antara 0,76 – 1,66 (tercemar sedang – tercemar berat), indeks keseragaman berkisar antara 0,76 – 1,69 (keseragaman rendah) dan indeks dominasi berkisar antara 0,22 – 0,63. Tekstur sedimen di Sungai Kelekar ada 2 tipe, yaitu lempung liat berlumpur dan liat berlumpur. Sedangkan kandungan bahan organik sedimen berkisar antara 0,13% - 0,69%. Tingginya jenis makrozoobentos yang toleran terhadap pencemaran perairan seperti jenis Tubifex sp pada stasiun 3 dan stasiun 4 menggambarkan bahwa perairan di sekitar stasiun pengamatan tersebut tergolong kedalam perairan yang tercemar. Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas budidaya perikanan dan limbah kegiatan rumah tangga yang ada disekitar stasiun tersebut

    Studi Kadar Nitrat dan Fosfat Perairan Rawa Banjiran Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin

    Full text link
    Aktivitas yang terjadi di perairan rawa banjiran Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin menghasilkan limbah buangan dan mengakibatkan perairan tersebut menjadi tercemar. Masuknya limbah buangan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas perairan yang ditandai dengan kenaikan konsentrasi zat hara. Zat hara yang umum di lingkungan perairan adalah nitrat dan fosfat. Penelitian ini dilakukan di rawa banjiran Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin. Sampling kualitas air dilakukan pada Agustus 2016, Juni 2017 dan April 2018 di 3 (tiga) stasiun pengamatan, yaitu stasiun 1 Rawa Nebong Kuning, stasiun 2 Rawa Poron dan stasiun 3 Rawa Banan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa keberadaan kadar nitrat dan fosfat di rawa banjiran Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin termasuk dalam kriteria perairan eutrofik

    Studi Parameter Fisika Kimia Airuntuk Keramba Jaring Apung di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter fisika–kimia yang meliputi suhu, pH, DO, kecerahan, amoniak, nitrat, fosfor, CO2, Arus air, Kedalaman, Kecerahan dan material dasar. Dari hasil penelitian Analisis Kesesuaian Lahan Keramba Jaring Apung Di Sungai Komering Desa Serdang Menang Kabupaten OKI Sumatera Selatan bahwa untuk Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 dengan nilai48 % dengan keterangan kelayakan baik. Dari hasil pengukuran parameter kualitas air didapat pH kisaran 6.6 – 6.7, suhu berkisar 24.,53 – 26.93oC, DO3.93 – 4.36 mg/l, ammonia 0.78 – 0,16 mg/l, kecerahan perairan berkisar 34.67 – 43.33 cm,CO24.53 – 5.03 mg/l, kedalaman 2.36 – 2.47 m, kecepatan arus 0.38 – 0.44 m/s, nitrat 0.37 – 0.439 mg/l, fosfat 0.009 – 0.225 mg/l dan subtrat dasar perairan adalah lumpur

    The Effectiveness of Basil Extract on the Mildew Saprolegnia Within in Vitro

    Full text link
    Fish disease is a serious problem faced in the aquaculture business. One of the diseases that attack cultured fish is saprolegniasis caused by the fungus Saprolegnia sp. The use of chemical drugs tends to be environmentally unfriendly and has other negative effects on these fish and humans. For this reason, a safer alternative treatment is needed to control fish disease caused by the fungus Saprolegnia sp. One of the plants that have the potential to treat disease caused by the fungus Saprolegnia sp. is basil (Ocimum basilicum L). This research aims to determine the effectiveness of basil extract against the fungus Saprolegnia sp. in vitro. This research was conducted from May to June 2019. The research method used was a completely randomized design (CRD) with 5 treatment levels and 3 replications including 0 ppm (control), 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, and 80 ppm treatments. The test parameter observed was the inhibition zone diameter. In this study, 200 grams of basil extract were produced with 16.67% yield, the conclusion is that basil extract with a concentration of 60 ppm has the largest inhibition zone diameter of 22 mm in inhibiting the growth of the fungus Saprolegnia sp in vitro compared to other ethanol extract concentrations of basil

    Tingkat Pertumbuhan dan Kecerahan Warna Ikan Komet (Carassius Auratus) dengan Penambahan Konsentrasi Tepung Spirulina SP pada Pakan

    Full text link
    Ikan Komet (Carassius auratus) merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang banyak digemari oleh para penghobi ikan hias karena corak warnanya dan bentuk tubuh yang menarik. Usaha untuk mendapatkan warna yang cerah pada ikan Komet dapat dilakukan dengan penambahan sumber pigmen ke dalam pakan untuk meningkatkan kecerahan warna ikan. Spirulina sp dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan tambahan pada ikan Komet karena memiliki kandungan protein sekitar 40-60 %, vitamin A, mineral 3-7% dan beta-karoten. Penelitian mengenai tingkat pertumbuhan dan kecerahan warna ikan Komet dengan penambahan konsentrasi tepung Spirulina sp pada pakan dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan Februari 2017 di Kampus C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 taraf pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Spirulina sp terhadap pertumbuhan dan kecerahan warna ikan komet diperolehperlakuan terbaik pada perlakuan P3 dengan pemberian tepung Spirulina sp sebanyak 2,1 gr pada pakan pellet 100 gr yang menghasilkan berat sebesar 4,33 gr, panjang sebesar 1,95 cm, kelangsungan hidup sebesar 8,33 dan rata-rata tingkat kecerahan warna sebesar 25,183. Kata Kunci : Pertumbuhan, Kecerahan Warna, Ikan Komet, Spirulina sp, Pakan Ika

    Tingkat Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup, pada Pembesaran Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii De Man 1879) Strain Siratu dan Strain Gimacro II

    Get PDF
    Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man 1879) merupakan udang yang paling populer dari keseluruhan udang air tawar dikarenakan ukuran tubuhnya yang besar dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi baik di pasar domestik maupun luar negeri. Pada Tahun 2014 dan 2015 KKP Merilis hasil Pemulian Strain Baru yaitu GIMacro II dan Siratu. Kedua strain ini memiliki silsilah yang berbeda dan perlu melihat tingkat pertumbuhan, dan kelangsungan hidup dari kedua strain tersebut. Penelitian ini dilaksanakan selama 90 hari pada Bulan September-November 2017 bertempat di Instalasi Pembenihan Udang Galah (IPUG) Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jalan Raya Cisolok KM.12 Desa Karangpapak Pelabuanratu, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan, yaitu P1 (Strain Siratu 100%), P2 (Strain GIMacro II 100%), dan P3 (Strain Siratu 50% dan Strain GIMacro II 50%). Wadah yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk bak persegi panjang berukuran 3x5 m. Hasil penelitian Menunjukkan bahwa P1 (Strain Siratu 100%) memberikan hasil terbaik yaitu pertumbuhan panjang sepanjang 10,14 cm serta pertambahan bobot sebesar 19,75 gram dan kelangsungan Hidup sebesar 72,89%. Kata Kunci : Udang Galah, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
    corecore