2 research outputs found

    Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Bahan Dasar MP-ASI Kota Bengkulu

    No full text
    ABSTRAK Daun kelor ditetapkan sebagai super food dan fungsional food, kandungan gizi yang sangat tinggi, lengkap serta berkasiat sebagai penunjang kesehatan tubuh. Daun  kelor yang dipreparasi sebagai bentuk tepung memenuhi syarat sebagai komponen pembuatan MP-ASI. Tujuan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk memberdayakan Kelompok Wanita Tani dalam memanfaatkan Daun kelor  sebagai bahan dasar MP-ASI melalui pelatihan di Kelurahan Rawa Makmur. Solusi permasalahan yang dilakukan  untuk meningkatkan pengetahuan anggota Kelompok Wanita Tani dengan pelatihan selama 2 hari. Metode pelaksanaan diawali tahap persiapan media pelatihan dan instrument, menyusun buku resep  MP-ASI dengan bahan dasar daun kelor. Tahap pelaksanaan dengan pelatihan Kelompok Wanita Tani selama 2 hari dan advokasi ke perangkat Kelurahan Rawa Makmur serta lomba kreasi menu MP-ASI berbahan dasar daun  kelor. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandingkan hasil pre test dan post test. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan Kelompok Wanita Tani dalam memanfaatkan daun kelor sebagai bahan dasar MP-ASI. Kesimpulan KWT  dapat memanfaatkan daun kelor sebagai bahan dasar MP-ASI melalui pelatihan di Kelurahan Rawa Makmur dengan membuat kreasi menu MP-ASI berbasis daun kelor. Diharapkan dukungan tokoh masyarakat dalam membudidayakan bibit daun kelor sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat. Kata Kunci: Pemberdayaan, Pelatihan, Daun Kelor, Bahan Dasar MP-ASI  ABSTRACT Moringa leaves are designated as super food and functional food, with very high nutritional content, complete and efficacious as supporting body health. Moringa leaves prepared as flour meet the requirements as a component for making complementary feeding (MP-ASI). The purpose of this community service is to empower farmer women's groups to utilize Moringa leaves as a basic ingredient for complementary feeding ( MP-ASI)  through training in the Rawa Makmur Village. Problem Solutions are carried out to increase the knowledge of Farmer group members with training for 2 days. The implementation method begins with the preparation stage of training media and instruments. Compiled a MP-ASI recipe book with the basic ingredients of Moringa leaves. The implementation phase included the Women Farmer Group Training for 2 days and advocacy to the Rawa Makmur sub-district apparatus and a competition to create complementary feding ( MP-ASI) menus made from Moringa leaves. The data obtained were analyzed by comparing the results of the pre test and post test. The results of community service show that there is an increase in the knowledge of women farmer groups in utilizing Moringa leaves as a basic ingredient for complementary feeding (MP-ASI). Conclusion KWT can utilize Moringa leaves as a basic ingredient for MP-ASI through training in the Rawa Makmur Village by making MP-ASI menu creations based on Moringa Leaves. It is hoped that the support of community leaders will cultivate Moringa leaf seeds so that they can be utilized by the community. Keywords: Empowerment, Training, Moringa Leaves, Complementary Feeding Material

    Hubungan BBLR dan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian Stunting

    No full text
    ABSTRACT Stunting is a major threat to the quality of Indonesian people, as well as a threat to the nation's competitiveness. This is because being stunted, not only disrupts physical growth (short stature/stunt), but also disrupts brain development. The aim of this research is to determine the relationship between LBW and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting. The type of research used is a descriptive analytical survey with a cross sectional design. The population in this study was all mothers with toddlers who were weighed at the Johan Pahlawan Health Center, Meulaboh City, West Aceh Regency, totaling 50 people. The subject sampling technique used a total sampling of 50 people. The type of data used in this research is primary data. The instruments used in this research were observation sheets and questionnaires to measure birth weight and the incidence of stunting. The variable for exclusive breastfeeding was collected using a questionnaire. Research data analysis was univariate and bivariate analysis using the chi square test. The results of the study explained that there was a relationship between LBW and the incidence of stunting (P = 0.004) and there was a relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting (P = 0.008). Based on the incidence of LBW, the majority of respondents were in the not LBW category as many as 32 people (63%) and minority respondents were in the LBW category as many as 18 people (36%). Keywords: LBW, Exclusive Breastfeeding, Stunting  ABSTRAK Stunting merupakan ancaman besar terhadap kualitas masyarakat Indonesia, sekaligus ancaman terhadap daya saing bangsa. Sebab, stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik (perawakan pendek/stunt), namun juga mengganggu perkembangan otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan BBLR dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif analitis dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang ditimbang di Puskesmas Johan Pahlawan Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yang berjumlah 50 orang. Teknik pengambilan sampel subjek menggunakan total sampling sebanyak 50 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner untuk mengukur berat badan lahir dan kejadian stunting. Variabel pemberian ASI eksklusif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data penelitian adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menjelaskan ada hubungan BBLR dengan kejadian stunting (P=0,004) dan ada hubungan ASI Eksklusif dengan kejadian stunting (P=0,008). Berdasarkan kejadian BBLR, mayoritas responden berada pada kategori tidak BBLR sebanyak 32 orang (63%) dan minoritas responden berada pada kategori BBLR sebanyak 18 orang (36%). Kata Kunci: BBLR, Pemberian ASI Eksklusif, Pengerdila
    corecore