3 research outputs found

    Good Extractive Governance Sebuah Gagasan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Wilayah Pertambangan Di Indonesia

    Full text link
    Persoalan pertambangan selama ini menjadi ironi tersendiri bagi masyarakat, alih-alih memperoleh kesejahteraan dari dampak ekonomi yang ditimbulkan dari USAha pertambangan tersebut, justru melahirkan berbagai persoalan baru hingga konflik di tengah masyarakat. Tujuan utama kajian ini untuk mengembangkan gagasan good extractive governance untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pertambangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi di lapangan. Adapun hasil temuan dari tulisan ini antara lain, keberadaan sumber daya alam berupa migas selama ini lebih banyak memunculkan musibah seperti konflik, bencana lingkungan hingga kesenjangan ekonomi di masyarakat. Untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang ada, perlu adanya komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk membentuk sebuah tata kelola pemerintahan yang baik di wilayah industri ekstraktif (Good Extractive Governance). Hal ini bisa dimulai dengan komitmen pemerintah dalam hal kedaulatan migas dan industri ekstraktif yang lain

    Implementasi Konsep Penta Helix dalam Pengembangan Potensi Desa melalui Model Lumbung Ekonomi Desa di Provinsi Jawa Timur

    Full text link
    Kesenjangan kesejahteraan, tingginya jumlah penduduk miskin, minimnya akses informasi dan buruknya sarana infrastruktur di perdesaan menjadi akar permasalahan kemiskinan. BPS mencatat, pada 2018 sekira 1.035 desa mampu mengoptimalkan potensi desanya dari 8.496 wilayah setingkat desa di Jawa Timur. Problem tersebut diharapkan dapat direduksi melalui lahirnya UU No 6 tahun 2014 yang memberikan kewenangan kepada desa untuk mengembangkan potensi yang ada. Desa didorong agar mampu mengembangkan berbagai inovasi dan bersinergi dengan akademisi, sektor swasta, pemerintah, dan media (penta helix). Tulisan ini akan menjelaskan model inovasi bagi pengembangan potensi desa sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di Provinsi Jawa Timur berupa Lumbung Ekonomi Desa dengan konsep penta helix, mulai dari pemetaan dan pelatihan pengelolaan potensi desa hingga digitalisasi ekonomi perdesaan bagi generasi muda dalam pemasaran potensi yang telah dikelola (e-nomakaryo dibaca: enom makaryo). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di tiga desa antara lain Desa Panglungan, Wonosalam, Jombang dengan potensi kopi excelsa dan wisata; Desa Kebonagung, Sawahan, Nganjuk dengan potensi kacang mente dan Desa Made, Kudu, Jombang dengan potensi Gadung. Melalui model ini diharapkan pengembangan potensi desa akan berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian masyarakat desa

    Village Development Innovations Through Transformational Leadership and Catalytic Collaboration: Learning From the Success of Ghanjaran Park Management in Ketapanrame Village, Mojokerto

    Full text link
    Ghanjaran Park, which is located in Ketapanrame Trawas Village, Mojokerto, is part of the BUMDes business unit which has been successfully managed and has received many awards. This study aims to determine how the role of transformational leadership of village head in the governance of Ghanjaran Park is. This study used qualitative research methods. Data was collected by interviews, direct observation and documents related to the development of Ghanjaran Park. The data was obtained by using an in-depth interview instrument. There were 7 informants in this study, consisting of village heads, BUMDes staff, business actors, and village staff. Data analysis using inductive method. The results showed that the success of the BUMDEs in Ketapanrame Village, especially Ghanjaran Park, to get awards at the local, provincial and national levels could not be separated from the role of the village head. The village head of Ketapanrame has a central role, starting from planning (with the BPD creating village regulations related to village asset management), conducting an assessment of the potential of the village, to the success of empowering the community by increasing the participation of many parties. The village head's character is also a role model for the wider community with its values, including honesty, openness, caring for others, responsibility and trust
    corecore