15 research outputs found

    Bahan Organik: Perannya Dalam Pengelolaan Kesehatan Tanah Dan Pengendalian Patogen Tular Tanah Menuju Pertanian Tembakau Organik

    Full text link
    Kompleksnya masalah lingkungan pada USAha tani tembakau akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang bijaksana mendorong keluarnya kebijakan Good Agricultural Practices (GAP) untuk tanaman tembakau yang disponsori oleh Perusahaan-Perusahaan tembakau dunia. Salah satu syarat terciptanya GAP adalah pengelolaan tanah dengan benar secara ramah lingkungan dengan menggunakan sumber daya alam yang ada, antara lain dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah. Cara tersebut selain meningkat-kan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur fisik tanah, juga berfungsi mengembalikan keseimbangan mikrobiologi dalam tanah. Pada kondisi tertentu cara tersebut bahkan mampu mengendalikan penyakit ta-naman, terutama jika agensia hayati ditambahkan ke dalamnya. Makalah ini membahas peran bahan organik dalam memperbaiki fungsi kimia, fisik, dan biologi tanah agar menjadi sehat dan produktif sebagai persiapan menuju USAha tani tembakau yang memenuhi standar GAP dan organik. Environmental problems on tobacco farm created by excessive use of pesticide and inorganic fertilizers has issued Good Agricultural Practices (GAP) sponsored by world tobacco companies. One key factor of the suc-cess of GAP is environmentally friendly soil management through the use of natural resources in the vicinity, such as organic amendment. Soil organic matter enhances soil fertility, improves soil physical properties, and restores soil microbiological equilibrium. It also provides longterm control to soilborne pathogens, especially when a biological control agent is added. This paper discusses the role of organic matter on enhancement chemical, physical, and biological soil properties. This conditions will improve soil health and fertility toward GAP tobacco production and organic tobacco

    Ecobiology of Bacterial Wilt of Physic Nut in Indonesia

    Full text link
    Budi daya jarak pagar (Jatropha curcas) dengan sistem monokultur pada hamparan yang luas telah menim -bulkan ledakan suatu penyakit. Layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah satu penyakit utama jarak pagar dan ditemukan di beberapa daerah pengembangan. Gejala yang terlihat pada tanaman yang terinfeksi adalah layu dan daun menguning sebelum waktunya atau daun layu tanpa adanya Perubahan warna dan masih melekat di batang. Jaringan pembuluh berubah warna kecokelatan. Akar utama dan sekunder busuk berwarna cokelat kehitaman. Pada tanaman yang terinfeksi cukup berat, daun-daunya akan gugur, bagian batang menjadi cokelat, dan akhirnya tanaman mati. Berdasar reaksi oksi-dasi sumber gula, biovar R. solanacearum yang diisolasi dari tanaman jarak pagar dari Malang, Jawa Timur mirip dengan biovar 5, sedangkan yang dari Pati, Jawa Tengah, berbeda dengan biovar standar yang ada. Bakteri ini menginfeksi tomat, cabai merah, dan terong, tetapi tidak menginfeksi tembakau ataupun jagung. Observasi lapangan untuk mengetahui perkembangan layu bakteri pada tanaman jarak pagar dan penyebar-annya menunjukkan bahwa fluktuasi kejadian penyakit berkorelasi positif dengan curah hujan. Streptomycin sulfat atau kombinasi beberapa jenis antagonis merupakan cara pengendalian yang baik. Selain itu, mengoleskan CaCO3 pada luka akibat pemangkasan dapat mencegah penyakit berkembang lebih lanjut. Arah pene-litian ke depan untuk pengendalian penyakit ini adalah pengendalian terpadu yang menitik-beratkan kepada pertanian dan lingkungan yang keberlanjutan, misalnya penambahan antagonis, mikroorganisme berguna, bahan organik, serta pemupukan seimbang. Growing physic nut (Jatropha curcas) under monoculture system in large areas has generated disease out-break. Bacterial wilt caused by Ralstonia solanacearum is one of the major diseases found in several regions. The symptom of the infected plant is wilting and premature leaf yellowing or leaves wilting without changing colour and still attaching to the stem. The vascular tissues show a brown discoloration. The primary and secondary roots may become brown to black. Severe infection causes leaves of diseased plant to fall, the stem to become brown and eventually death. Based on oxidation reaction of sugar source the biovar of R. solanacearum isolated from physic nut in Malang (East Java) was similar to biovar 5, but isolate from Pati, Central Java was different from the standard biovar. The pathogen infected tomato, red Chili, and egg plant but not tobacco or maize. A field observation to determine the development of bacterial wilt in physic nut and its spread pattern demonstrated that disease fluctuation incidence was positively correlated to rainfall. Streptomycin sulphate or combination of antagonists gave a good disease control. Furthermore, smearing CaCO3 on wound caused by prunning could prevent disease development. The best control measure is inte-gration of several control measures which encourage sustainable agriculture and environment, including the addition of antagonists, effective microorganism, organic matter, and balanced fertilizer

    Pemanfaatan Endofit Sebagai Agensia Pengendali Hayati Hama Dan Penyakit Tanaman

    Full text link
    Endofit merupakan mikroorganisme (bakteri, jamur, atau aktinomisetes) yang hidup dan berkoloni di dalam jaringan inang tanpa menimbulkan efek negatif, bahkan banyak memberi keuntungan terhadap inangnya. Salah satu keuntungannya adalah sebagai agensia pengendali hayati baik untuk serangga hama maupun pa-togen penyebab penyakit tanaman. Sebagai agensia hayati, endofit dapat mengurangi kerusakan tanaman oleh serangga, nematoda, atau patogen penyebab penyakit melalui induksi ketahanan tanaman. Selain itu endofit juga dapat berfungsi sebagai agensia hayati melalui interaksi antagonis dan kompetisi. Dalam artikel ini akan dibahas kemampuan endofit sebagai agensia hayati serangga hama dan patogen; mekanisme yang berlang-sung; serta aplikasi endofit dalam dunia pertanian, khususnya tanaman perkebunan. Endophytes are recognized as microorganisms (bacteria, fungi, or actinomycetes), living and colonizing within host tissues without causing any harm, but giving many benefits to their host. One of the advantages is their role as biocontrol agents for insect pest or plant pathogen. As biocontol agents, endophytes could re-duce plant damage by insects, nematodes, and pathogens through induction for plant resistant mechanisms. Endophytes can also act as biocontrol agents through antagonistic and competition interactions. This article reviews the ability of endophytes as biocontrol agents for insect pest and plant pathogen, the mechanism, and application of endophytes in agriculture, particularly in estate crops

    Tingkat Ketahanan 70 Aksesi Plasma Nutfah Kenaf Terhadap Fusarium Oxysporum Schletch

    Full text link
    Salah satu penyakit penting yang sangat merugikan tanaman kenaf adalah penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum Schlecht. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat ketahanan aksesi kenaf terhadap jamur Fusarium oxysporum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kasa Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang menggunakan rancangan acak lengkap) yang diulang tiga kali. Dalam evaluasi ini digunakan 70 aksesi dan 1 aksesi tahan (BG-52-135) yang digunakan sebagai kontrol. Inokulasi dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) menggunakan suspensi spora dengan kerapatan105/ml sebanyak 100 ml setiap bak. Pengamatan intensitas serangan dilakukan mulai 10–40 hari setelah inokulasi (HSI) dengan interval pengamatan lima hari. Pengamatan persentase diskolorisasi batang dilakukan sekali pada 50 HSI. Hasil pengujian memperoleh 1 aksesi (FJ/017) sangat tahan dengan intensitas serangan terrendah (0,83%) dan 14 aksesi tahan dengan intensitas serangan <10%, 28 aksesi dengan ketahanan moderat, dan 27 aksesi yang rentan terhadap infeksi F. oxysporum. Aksesisi FJ/017 (aksesi yang sangat tahan) dan 14 aksesi yang tahan: 1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/2712), 1095(SUC/003), 838(PARC/2708), 957(FJ/ 007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036(FJ/006), dan 778(PARC/2466) dapat digunakan sebagai sumber ketahanan pada perakitan varietas baru. One of the important disease that very detrimental to kenaf is Fusarium wilt caused by Fusarium oxysporum Schlecht. The purpose of this study was to evaluate the response of 70 kenaf germplasms accessions against F. oxysporum. The study was conducted at the Phytopatology Laboratory and screen house of Indonesian Sweetener and Fiber Crops Research Institute, Malang using completely randomized design with three replicates. Seventy accessions and one resistant accession as control (1267 (BG-52-135) were used in this study. Inoculation of Fusarium was done 7 days after sowing (das) by sprinkling 100 ml of spore suspension into the soil. Observation of disease intensity started at 10–40 days after inoculation (dai) and repeated every five days. Percentage of stalk discolorization was estimated at 50 dai. The results showed that accession 1040 (FJ/017) had the lowest disease intensity (0.83%), hence was categorized as a highly resitant accession. Fourteen accessions were categorized as resistant with disease intensity below or equal to 10%; 28 accessions were moderate resistant; and 27 accessions were susceptible. FJ/017 (the highset resistant accession) and 14 resis-tant accessions (1064(SUC/012), 1061(SRB/082), 1035(FJ/005), 839(PARC/2709), 955(FJ/003), 842(PARC/ 2712), 1095(SUC/003), 838PARC/2708), 957(FJ/007), 1065(SUC/023), 1042(CHN/056), 145(BL/118), 1036 (FJ/006), dan 778(PARC/2466)) could be used as resistant genetic sources in developing new varieties

    Soil Amendments with Organic Matter for the Control of Hollow Stalk (Pectobacterium Carotovorum Subsp. Carotovorum) of Besuki Cigar Tobacco

    Full text link
    Amendments of soil with organic matter have been known to provide control of soilborne pathogens and to improve soil properties as well. Four sources organic matter, viz: rice straw, neem cake, chicken, and cow manure were amended one month prior to planting in soil naturally infested by Pectobacterium carotovorum subsp. carotovorum, the causal agent of hollow stalk of tobacco. Soil without added organic matter served as control and seedlings treated with streptomycin sulphate was used as a comparison. This treatment was combined with one of two sources of fertilizer N viz:, urea, and CaNO3. The field experiment was conducted in North Jember arranged in randomized blocked factorial with three replicates. The chicken manure amendment gave the best control of hollow stalk with lowest disease severity (12.03%) compared to other organic matter treatments or even control (31.31%). Chicken manure also improved plant height, yield, and the quality of flue cured tobacco. All organic matter treatments increased soil microbial populations of fungi, bacteria, and actinomycetes. This may be related to the suppression of the pathogen and the consequent reduction of disease severity. Treatment of soil with urea or CaNO3 showed no effect on disease severity or growth or quality of tobacco
    corecore