17 research outputs found

    AHP Scoring and Weighting Main Criteria For Assessment of Potential Hydrometeorological Disasters: A Literature Study

    Get PDF
    In general, the territory of Indonesia is prone to hydrometeorological disaster events. In disaster management, it is necessary to map the source or level of potential disaster hazards. The Analytic Hierarchy Process (AHP) method has been used to determine the relative importance of each criterion for potential mapping disasters. This literature study aims to determine the criteria and weighting in the AHP approach that can be used in assessing the potential for hydrometeorological disasters. This literature review is limited by analyzing and assessing the potential, vulnerability, and vulnerability of floods, landslides, and tornadoes using the AHP method. The input data used in the literature is based on the opinions of experts, interested stakeholders, and related regulations to determine the criteria and their weighting. The results of this literature review show that the three criteria are the dominant determining factors in assessing and analysing the three hydrometeorological disasters. The scoring of each criterion is based on its impact on the disaster

    A spatiotemporal analysis of COVID-19 transmission in Jakarta, Indonesia for pandemic decision support

    No full text
    With 25% confirmed cases of the country’s total number of coronavirus disease 2019 (COVID-19) on 31 January 2021, Jakarta has the highest confirmed cases of in Indonesia. The city holds a significant role as the centre of government and national economic activity for which pandemic have had a huge impact. Spatiotemporal analysis was employed to identify the current condition of disease transmission and to provide comprehensive information on the COVID-19 outbreak in Jakarta. We applied space-time analysis to visualise the pattern of COVID-19 hotspots in each time series. We also mapped area capacity of the referral hospitals covering the entire area of Jakarta to understand the hospital service range. This research was conducted in 4 stages: i) disease mapping; ii) spatial autocorrelation analysis; iii) space-time pattern analysis; and iv) areal capacity mapping. The analysis resulted in 144 sub-districts categorised as high vulnerability. Autocorrelation studies by Moran’s I identified cluster patterns and the emerging hotspot results indicated successful interventions as the number of hotspots fell in the first period of social restrictions. The results presented should be beneficial for policy makers

    ANALISIS SUBSIDENCE MENGGUNAKAN METODE MULTITEMPORAL DINSAR DAN ANOMALI BOUGUER DI WILAYAH PERKOTAAN Studi Kasus Kota Samarinda: (Subsidence Analysis using Dinsar Multitemporal Method and Bouguer Anomaly in Urban Areas Case Study at Samarinda City)

    No full text
    Fenomena penurunan tanah di kota-kota besar di Indonesia sangat berdampak terhadap kerusakan infrastruktur bangunan, bahkan dapat menjadi pemicu bencana geologi seperti longsor dan sinkhole. Oleh sebab itu diperlukan upaya mitigasi untuk meminimalisir dampak kerusakan yang ditimbulkan, salah satunya dengan memetakan beberapa wilayah yang teridentifikasi mengalami subsidence di wilayah penelitian (Kota Samarinda), sebagai informasi awal dalam pengembangan tata ruang wilayah perkotaan. Pada penelitian ini menggunakan penginderaan jauh yang memanfaatkan citra radar SAR (Synthetic Aperture Radar) , yang diolah dengan metode DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar) dan dianalisis secara multitemporal untuk mengidentifikasi subsidence di wilayah penelitian. Dikombinasikan dengan metode gravitasi dengan penentuan nilai anomali Bouguer sederhana (SBA) untuk menentukan struktur bawah permukaan di wilayah penelitian. Data yang digunakan adalah citra SAR Sentinel 1A tipe SLC band C (5.405 GHz), dalam kurun waktu 2015-2019 dan data model anomali gravitasi Free Air Anomaly (FAA) yang diperoleh dari data satelit GGMplus. Hasil yang diperoleh menunjukkan wilayah yang teridentifikasi mengalami subsidence (penurunan tanah) sebagian besar berada di sekitar DAS Mahakam, dan merupakan pusat kegiatan penduduk dengan tingkat kerapatan bangunan yang tinggi. Nilai subsidence tertinggi sebesar 11,93 cm dalam periode tahun 2016-2017 di Kecamatan Samarinda Ilir, dan laju penurunan tanah rata-rata tertinggi sebesar 9,62 cm/tahun. Wilayah yang teridentifikasi terjadi subsidence umumnya memiliki nilai SBA yang relatif lebih rendah sehingga mempunyai struktur tanah yang lebih lema

    Kajian Rencana Pola Ruang Dalam Mitigasi Ancaman Bahaya Tanah Longsor di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor

    Get PDF
    Indonesia adalah negara dengan multi-bencana khususnya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor. Perencanaan tata ruang wilayah di Indonesia harus menyesuaikan dengan potensi kebencanaan di wilayah tersebut untuk menekan angka kerugian dan korban jiwa. Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bogor untuk tahun 2016-2036. Mengingat wilayah Bogor kerap mengalami bencana gerakan tanah atau tanah longsor, maka diperlukan adanya kajian kesesuaian rencana pola ruang wilayah dari aspek kebencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian rencana pola ruang Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Sukamakmur terhadap indeks kerentanan bencana longsor. Pengolahan data dilakukan dengan metode bivariate statistik menggunakan teknologi sistem informasi geospasial (GIS) dengan penilaian kelas dan overlay. Data yang digunakan adalah Digital Elevation Model (DEM) resolusi 8 meter untuk ekstraksi kemiringan lereng serta data zona kerentanan gerakan tanah. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa hampir 90% dari total rencana pola ruang Kecamatan Sukamakmur berada di wilayah beresiko bencana longsor. Sekitar 14% dari rencana kawasan pemukiman dan sebesar 23% alokasi perencanaan kawasan hutan produksi tetap berada di wilayah dengan zona kerentanan bahaya tanah longsor tinggi
    corecore