101 research outputs found
EVALUATION TO PRODUCTION PERFORMANCE CONSIDERING DEPARTMENTS DISTANCE AND ROUTE TIME USING SIMULATION WITH ARENA
This study is about the application of a simulation model to assist performance evaluation
of production considering departments distance and route time by using empirical data on a
shoe-making industry. The existing condition is composed of 3 main parts which are
processed into 9 departments of production. Departments 1st β 5th are a fabrication
process, Departments 6th β 7th are the assembling process 1st and 2nd, Department 8th is
the process of packing, and the department 9th is the inspection/Quality Control process.
The three components through different fabrication processes, and the time between arrival
meet to exponential distribution with an average of 13 minutes. Percentage of arrival for
each component was 26% for parts A, 48% for part B, and 26% for part C.
Key words: simulation, departments distance, route time
EVALUATION OF THE VRP COMPLETION WITH DEVELOPING HYBRID GENETIC ALGORITHM USING FUZZY LOGIC CONTROLLER MODEL
This study discusses the results of modified Vehicle Routing Problem calculation using
Hybrid Genetic Algorithm (HGA). It is shown that by modifying the Genetic Algorithm can
provide good and effective solution. The results obtained were compared with the Standard
Genetic Algorithm (SGA) and Modified Genetic Algorithm (MGA) to various problems the
size of the node. For medium number of nodes (scenario 2) MGA get good results, but the
resulting solution in the case of a small number of nodes that actually leads to local optima.
However, it can be determined that the HGA is better than SGA and MGA. It could be
argued that all three models of the genetic algorithm is an effective algorithm, if used in the
right conditions.
Key words: Node, VRP, SGA, MGA, HGA, FLC Model
DYNAMIC MODIFIED SPANNING TREE ALGORITHM FOR SINGLE-ROW DYNAMIC FACILITY LAYOUT PROBLEM
Changes that occur as a result of costumized product or product mix will result in frequent
changes in the process flow of each product that will ultimately change the layout. Thereby in
future periods activity redesigning existing layout is a must and will become more frequent.
Dynamic facility layout is the right choice to accommodate the changes that occurred to make
a trade off between the rearrangement cost and material handling cost. This paper discusses
an algorithm developed for single-row dynamic facility layout. Test results using some
hypothetical scenarios of data shows the algorithm has a better performance for determining
the time window length and the resulting total cost.
Keywords : Dynamic Facility Layout, single-row, rearrangement cost, material handling cost,
time window
Fuzzy Subtractive Clustering For Determining Of The New Facilities Location
The paper examines ....
MODIFIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN n JOB m MESIN FLOWSHOP
Pada penelitian ini akan diperkenalkan sebuah algoritma genetika yang dimodifikasi untuk penjadwalan n job m mesin flowshop. Algoritma ini merupakan pengembangan dari Simple Genetic Algorithm, dengan memasukkan tahap baru yang disebut filtering. Tahap filtering adalah sebuah prosedur dimana solusi-solusi terburuk dihilangkan dan digantikan dengan solusi terbaik dari sebuah generasi. Perbaikan juga dilakukan pada prosedur crossover yang akan digunakan. Pada bagian akhir dari penelitian ini akan diteliti mengenai performansi dari Modifikasi Algoritma Genetika ini, apakah mampu menghasilkan solusi yang lebih baik daripada Simple Genetic Algorithm (SGA)
USULAN MODEL SIMULASI LINTASAN PRODUKSI MENS TROUSER DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TARGET PRODUKSI (STUDI KASUS : DEPARTEMEN SEWING PT. TRISCO TAILORED APPAREL MANUFACTURING)
PT. Trisco Tailored Apparel Manufacturing merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industri garment. Permintaan dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat
menuntut perusahaan untuk memenuhi quantity order dari konsumen. Adapun
permasalahan yang terjadi adalah tidak tercapainya target produksi pada lini produksi
mens trouser. Hal ini tampak adanya tumpukan barang setangah jadi di beberapa stasiun
kerja.
Dalam Penelitian ini digunakan model simulasi menggunakan software Arena 14.0
untuk menganalisis bottleneck pada lintasan produksi mens trouser. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan menggunakan model simulasi, tidak tercapainya target produksi
disebabkan oleh bottleneck pada beberapa proses. Proses 1 dengan waktu antrian 41,2
detik, proses 16 dengan waktu antrian 147,4 detik, proses 17 dengan waktu antrian
1223,89 detik, proses 34 dengan waktu antrian 2087,81 detik, proses 35 dengan waktu
antrian 585,38 detik, proses 26 dengan waktu antrian 24,99 detik, proses 28 dengan waktu
antrian 5364,89 detik, proses 37 dengan waktu antrian 5260,82 detik, proses 40 dengan
waktu antrian 805 detik, proses 44 dengan waktu antrian 3708,36 detik, proses 49 dengan
waktu antrian 1384,7 detik. Proses 59 dengan waktu antrian 1164,5 detik. Dengan
banyaknya penumpukkan barang tersebut hanya menghasilkan output sebanyak 421 pcs.
Berdasarkan hasil rancangan model simulasi dengan penambahan operator pada
pada proses 17, proses 26, proses 28, proses 34, proses 35, proses 37, proses 40,
proses 44, proses 49, dan proses 59 dengan masing-masing 1 operator, maka dapat
menghasilkan output 496 pcs perhari sehingga target produksi dapat tercapai.
Kata Kunci : Simulasi, Software Arena, Bottleneck, Lintasan Produksi, Antrian
Perencanaan Anggaran Biaya Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Cupsnack.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan
anggaran biaya produksi sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi biaya
produksi pada Cupssnack Batasan masalah peneltian di lakukan di Rajawali
Putra Permana perumusan masalah, tujuan dan manfaat pemecahan masalah,
pembatasan dan asumsi, lokasi penelitian dan sistematika penulisan
Anggaran merupakan salah satu alat vital suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya. Anggaran sebagai pedoman kerja, mampu memberikan arah
serta sekaligus memberikan target yang akan dicapai oleh kegiatan perusahaan
Manfaat anggaran Peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen perusahaan
untuk penyusunan perencanaan
pengolahan data dengan menggunakan metode analisis komparatif antara
anggaran statis Tujuan Mendekatkan produk Cupsnack ke seluruh target
pemasaran sehingga mempermudah konsumen untuk mendapatkannya target
mahasiswa,pelajar karyawansemua anggota keluarga Rajawali Putra Permana
membuat penetapan biaya produksi dalam proses produksi Cupsnack selama ini
menggunakan anggaran statis. Penerapan anggaran statis di Rajawali Putra
Permana didasari dengan membuat rincian biaya yang ditetapkan lebih dulu dan
didasari menurut aktivitas tertentu
USULAN PENENTUAN PRIORITAS DAN PERBAIKAN MUTU PADA PROSES SEWING DI PT. SJ MODE SUBANG
Persaingan industri saat ini, dipengaruhi oleh dua faktor, faktor pertama bersaing dengan
cara meningkatkan efektifitas, faktor kedua adalah meningkatkan efisiensi yang ada pada
perusahaan guna untuk meningkatkan kualitas produk, karena saat ini produk yang diminati
oleh konsumen adalah produk yang berkualitas.
Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas di atas, tampak bahwa kualitas selalu
berfokus pada pelanggan (customer focused quality). Dengan demikian produk-produk didesain,
diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Dari latar belakang masalah yang ada maka perumusan masalah yang timbul, maka
permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah dengan dua point, point pertama adalah
bagaimana mengurangi jumlah reject produk pakaian yang dihasilkan PT SJ Mode Subang?
Dan point ke dua adalah bagaimana upaya perbaikan mutu yang dilakukan PT SJ Mode agar
permintaan dapat terpenuhi? Dari perumusan masalah yang ditujukan pada dua point tersebut
bertujuan untuk menganalisis penyebab reject yang terbesar guna mengoptimalkan biaya serta
memperbaiki penyebab terjadinya reject.
Kualitas adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan guna tercapainya target produksi
yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Kualitas i tu sendiri dapat dinilai dari jumlah produk
yang mengalami cacat, semakin banyaknya cacat maka perusahaan harus melakukan evaluasi
guna meningkatkan kualitas produk. Penerapan sistem mutu yang diperusahaan saat ini kurang
tepat, lebih baik jika memperbaiki kualitas secara continous improvement. Maka model
pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbaikan kualitas dengan
menerapkan fungsi Total Quality Manajemen (TQM), dengan mengikuti siklus deming Plan, Do,
Control, dan Action (PDCA), namun dikarenakan keterbatasan waktu siklus yang dilakukan
hanyalah Plan dan Do
PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DI PD. KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK KAPASITAS KENDARAAN 10 M3 DENGAN DAERAH PELAYANAN BANDUNG SELATAN DAN BANDUNG TIMUR
Sampah merupakan hal yang telah menjadi bagian dari kehidupan seharihari. Peningkatan volume sampah akan menjadi permasalahan jika tidak diimbangi oleh upaya penanggulangannya. Salah satu upaya penanggulangannya yakni dengan mengefektifkan rute pengangkutan sampah. Efektivitas rute tersebut diukur dari jumlah volume yang terangkut dan jarak yang ditempuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode yang digunakan, yakni Metode Metode Nearest Neighbour yang dimodelkan dengan Vehicle Routing Problem with Multiple Trips and Intermediate Facility (VRPMTIF).
VRPMTIF merupakan model yang dapat diterapkan di permasalahan pengangkutan sampah di PD. Kebersihan kota Bandung wilyah Bandung Selatan dan Bandung Timur dengan Station Pembuangan Antara (SPA) sebagai intermediate facility. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan menggunakan Metode Nearest Neighbour. Pemilihan kedua wilayah tersebut karena ada perubahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Metode Nearest Neighbour mempertimbangkan jarak yang terdekat. Berdasarkan analisis efektivitas dari kedua wilayah tersebut.
Perumusan masalah ini terkait dengan pengangkutan sampah di kota Bandung adalah bagaimana menentukan rute alternatif pengangkutan sampah dan mengetahui jumlah armada yang digunakan untuk melayani permintaan pengambilan sampah dengan satu kali ritasi perhari.
Tujuan pemecahan masalah di dalam penelitian tugas akhir ini adalah menentukan rute alternatif dan mengetahui jumlah armada yang digunakan untuk melayani permintaan pengambilan sampah disemua TPS.
Tahap keputusan dilakukan analisa dengan menggunakan metode Nearest Neighbour. Metode Nearest Neighbour sebagai metode yang membentuk rute lebih efektif. Metode Nearest Neighbour mampu melayani semua Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan total jarak tempuh 68,72 km untuk Bandung Timur dan total jarak tempuh 123,43 km untuk Bandung Selatan . Selain itu, rute yang dibentuk menggunakan Metode Nearest Neighbour lebih memaksimalkan jumlah volume yang diangkut pada setiap trip.
Melalui alternatif rute baru diharapkan dapat membantu PD. Kebersihan kota Bandung dalam mengambil keputusan untuk pengangkutan sampah
Perencanaan Distribusi RASTRA di wilayah Kota Bandung dengan menggunakan metode BAUMOL - WOLFE (studi kasus perum Bulog sub divisi regional I Bandung)
Perum Bulog Sub Divisi Regional I Bandung merupakan perpanjangan tangan
dari Perum Bulog di tingkat wilayah Kabupaten/Kota. Perum Bulog Sub Divisi
Regional I Bandung bertugas untuk menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok
masyarakat berpendapatan rendah yang diwujudkan dalam pelaksanaan program
Beras untuk Rakyat Sejahtera (RASTRA).
Perum Bulog Sub Divisi Regional I Bandung dalam memenuhi kebutuhan beras
pada setiap kecamatan di wilayah kota Bandung, didukung oleh 3 fasilitas
pergudangan yaitu Gudang Cisaranten Kidul, Gudang Utama dan Gudang
Citeureup. Dimana Perum Bulog Sub Divisi Regional I Bandung masih mengalami
kesulitan dalam menentukan gudang yang tepat sebagai sumber suplai untuk
pengalokasian rastra ke setiap titik permintaan yang dituju dengan biaya
pendistribusian yang minimum.
Metode Baumol-Wolfe digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
pendistribusian beras di kota Bandung, dengan mempertimbangkan biaya
pergudangan ke dalam penganalisaan permasalahan. Dengan menggunakan model
liniear programming untuk optimasi jumlah alokasi kebutuhan ke setiap titik
kecamatan dan diperoleh biaya transportasi yang minimum. Tujuan pemecahan
masalah tugas akhir ini adalah merencanakan pengalokasian beras pada setiap
kecamatan di wilayah kota Bandung sehingga diperoleh total ongkos transportasi
dan total biaya distribusi yang minimum, serta dapat diperoleh suatu saluran
distribusi untuk pengalokasian beras di wilayah Kota Bandung.
Hasil pengolahan data diperoleh biaya distribusi beras yang dikeluarkan
Perum BULOG Sub Divisi Regional I Bandung untuk memenuhi permintaan di kota
Bandung adalah sebesar Rp.615.071.565,- dengan total alokasi sebanyak 11.205.900
kg per tahun, yang dialokasikan dari 3 gudang yaitu Gudang Cisaranten Kidul
sebanyak 4.143.060 Kg untuk mensuplai 13 kecamatan, Gudang Utama sebanyak
2.667.240 Kg untuk mensuplai 8 kecamatan, dan Gudang Citeureup sebanyak
4.395.600 Kg untuk mensuplai 9 kecamatan di kota Bandung.
Kata Kunci : Metode Baumol-Wolfe, Distribusi, Pemrograman Linier, Optimasi.
i
- β¦