4 research outputs found

    Evaluasi Lintasan Pemboran Berarah pada Sumur Z Lapangan Xyy Petrochina International

    Full text link
    Pemboran berarah adalah suatu teknik mengarahkan lubang bor mengikuti garis lintasan yangtelah direncanakan untuk mencapai zona target yang ditentukan. Pemboran berarah dilakukanapabila zona target pemboran tidak dapat dicapai dengan pemboran vertikal karena suatu alasantopografis, geologis, maupun ekonomi. Oleh karena itu, maka pemboran berarah memiliki resikooperasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan operasi pemboran vertikal.Lintasan sumur berarahZ lapangan XYZ adalah lintasan“J” – type.Dalam membuat perencanaan lintasan pemboranberarah sebagai acuan directional driller, tidak hanya terfokus pada hit target saja, tetapi fokuspada parameter pendukung yang meminimalisasi resiko hole problem selama pengeboranberlangsung. Parameter yang diatur yaitu titik kedalaman KOP dan nilai BUR yangdiaplikasikan.Kondisi kekerasan formasi lapangan yang lunak menjadi salah satu pertimbangandalam menentukan kedalaman KOP. Nilai BUR yang diaplikasikan akan menghasilkan nilaiinklinasi yang akan berpengaruh terhadap hole cleaning dan pemilihan penggunaan bent sub atauAKO motor. Dengan mengevaluasi perencanaan pada beberapa kedalaman KOP dan nilai BURdengan metode Minimum of Curvature, dapat diketahui titik kedalaman KOP dan BUR optimumyang dapat dijadikan acuan pengeboran selanjutnya pada Lapangan Y. KOP dan BUR optimumuntuk sumur Z yaitu 500 ft dan 3°/100ft. Dengan perencanaan tersebut, tidak terjadi masalah pipesticking, dragging, dan hole circulation, tetapi pada actual sumur Z terjadi masalah terhadap faktorformasi yang menambah waktu operasi

    Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP untuk Program Hidrolika pada Sumur X Lapangan Y

    Full text link
    Pada operasi pemboran sumur X pada lapangan Y, mempunyai kebutuhan tenaga yang belumtentu sama pada pemboran sumur lain. Karakteristik pada setiap sumur pun berbeda, sebab itumasalah yang dihadapi pun berbeda pada masing sumur. Kemampuan suatu menara bor harusdisesuaikan dengan program apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan selama prosespemboran berlangsung. Kesesuaian kapasitas suatu menara bor diperlukan untuk menunjangkeberhasilan suatu proses pemboran. Yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah kapasitastenaga menara bor yang dibutuhkan untuk mengangkat beban maksimum rangkaian pemboran,tenaga yang dibutuhkan dalam sistem sirkulasi yang ada dan berapa besar tenaga yangdibutuhkan pada rotary table dalam menjalani proses pemboran ini. Dalam evaluasi yang akandilakukan adalah mengetahui dari berat rangkaian pipa pemboran yang digunakan didalam lumpurdan membandingkannya dengan keadaan diudara bebas. Effisiensi pada alat juga perludiperhatikan karena mempengaruhi tenaga yang bekerja sebenarnya pada suatu alat. Hal inilahyang menjadi suatu dasar untuk menentukan pemilihan menara bor dengan tenaga yangdibutuhkan agar pemboran berjalan dengan aman, dan sukses. Ini dilakukan denganmenggunakan beberapa metode perhitungan. Pemilihan rig harus sesuai dengan perencanaannya,selain sebagai faktor keamanan kerja, penggunaan rig secara tepat dapat menekan pengeluaranbiaya dalam kegiatan pemboran ketika dilakukan

    Evaluasi Penyemenan Casing Liner 7” pada Sumur X-1 dan Y-1 Blok Lmg

    Full text link
    Penyemenan primer merupakan hal yang mutlak dilakukan pada setiap sumur minyak dan gas.Mengingat pentingnya kualitas penyemenan primer maka harus memenuhi standar ketentuan yangberlaku. Apabila hasil dari kualitas penyemenan tidak baik maka semen tidak dapat menjalankanfungsinya sebagaimana mestinya. Seperti melindungi casing dari fluida korosif, menahan tekananformasi, dan sebagai media untuk jalur komunikasi antara formasi dengan sumur saat diperforasi.Evaluasi penyemenan pada casing liner 7” ini menggunakan peralatan logging yaitu Cement BondLog (CBL) dan Segmented Bond Tool (SBT). Hasil logging CBL-SBT dianalisa meliputi pembacaanamplitude, attenuation, cement map dan SBT wave. Dari hasil evaluasi penyemenan antara sumur X-1 dan Y-1 ditemukan perbedaan ikatan semen antara sumur X-1 dan Y-1 padahal sepanjangkedalaman casing liner 7” sumur X-1 dan Y-1 memiliki jenis formasi reservoir dan karakter reservoiryang sama serta dengan prosedur penyemenan yang sama terhadap kedua sumur tersebutseharusnya sumur X-1 dan Y-1 memiliki hasil penyemenan yang tidak jauh berbeda. Banyak faktoryang mempengaruhi kualitas dari hasil penyemenan, diantaranya: kondisi lubang bor, ketepatandalam perhitungan bubur semen baik aditif, total fluida, dan total sak semen, serta pengalaman dariahli penyemenan

    Evaluasi Pemakaian Bit 6-1/8” di Sumur Dh-10 dan Dhx-4untuk Pemilihan Bit pada Lapisan Basementlapangan Dhp

    Full text link
    Dalam pencarian minyak dan gas bumi, kini tidak hanya dilakukan pada batuan sedimen. Namun,kini pencarian minyak dan gas bumi juga dilakukan pada batuan beku dan batuan metamorf.Batuan beku dan metamorf ini biasanya terdapat pada formasi Basement, batuan ini memilikikekerasan antara medium sampai sangat keras. Hal ini menjadikan alasan betapa pentingnyapemilihan perlatan pemboran yang digunakan, khususnya pahat/bit. Pada lapangan DHP terdapatdua sumur yang menembus lapisan Basement yaitu sumur DH-10 dan DHX-4. Kedua sumurtersebut menggunakan bit yang berbeda – beda, untuk itu dilakukan evaluasi pemakaian dari bityang digunakan pada kedua sumur tersebut untuk mengetahui bit apa yang seperti apa yangcocok untuk digunakan pada lapisan Basement di Lapangan DHP
    corecore