76 research outputs found

    Building Software Test Problems in Public Secondary School for Using Microsoft Visual Basic 6.0

    Full text link
    In this writing contains about problems that arise in the process of accepting new students at the High School, in the case of entry exams for the selection of prospective students will be accepted,. The author proposes a software / software that can be used in the selection process, namely in the form of applications that computerized exam and connected into computer networks. With this software, processes and manufacturing penilain prospective graduation list of students can be done more quickly and accurately. The final part of the writing of programs is attached as supporting the proposed application

    Partnerships Lptk-ptk dengan Smk melalui Internships sebagai Strategi dalam Penyiapan Guru Smk RSBI

    Full text link
    Sesuai amanat Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,khususnya pasal 50 ayat 3, maka sejak tahun 2004, pemerintah telah mengembangkan programtentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), termasuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dan memfasilitasi sekolah yang berpotensi untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).Kebijakan tersebut berimbas terhadap penyediaan dan pengembangan sumber daya yangdibutuhkan, khususnya guru/pendidik. Guru yang dibutuhkan untuk sekolah RSBI atau SBI, harusmemiliki standar kompetensi pendidik yang sesuai dengan standar nasional pendidikan ((kompetensipaedagogis, kompetensi personal, kompetensi professional, dan kompetensi sosial) dan diperkayadengan standar-standar yang bertaraf Internasional. Untuk menyiapkan guru yang memenuhi tuntutantersebut, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan-Pendidikan Teknologi Kejuruan (LPTK-PTK)sebagai lembaga penghasil guru teknologi dan kejuruan memiliki peran strategis, tetapi sekaligusmenjadi tantangan, bahan kajian dan pemikiran bagi LPTK-PTK, guna menghasilkan lulusan/guruyang memiliki kompetensi sesuai tuntutan lapangan.Keberadaan LPTK-PTK sebagai lembaga yang mendidik dan menghasilkan calon guru, tidakdapat dipisahkan dengan SMK sebagai lembaga tempat melatih calon guru. Oleh karena, kedualembaga tersebut sama-sama bertanggung jawab terhadap penyiapan guru berkualitas, khususnyaguru kejuruan. Sehubungan dengan itu, kemitraan (partnerships) antara kedua lembaga tersebutharus terus dijalin dan dikembangkan. Selain itu, hubungan dan kemitraan antara kedua lembagatersebut harus sinergi dan harmonis. Artinya, antara kedua lembaga tersebut harus ada keterbukaandan kesamaan visi dalam menghasilkan guru kejuruan sesuai yang dibutuhkan lapangan. Hal inidimaksudkan, agar keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara apa yang dibekalkankepada para peserta didik di LPTK dengan kompetensi yang menjadi tuntutan di sekolah dapatterwujud. Untuk itu, adanya program kemitraan antara LPTK-PTK dengan SMK, diharapkan dapatmenjadikan suatu hubungan timbal Balik yang menguntungkan. Permasalahannya adalah: 1)Bagaimana peran LPTK PTK dalam menyiapkan guru SMK RSBI? 2) Bagaimana peran SMK sebagailembaga tempat melatih calon guru dalam menyiapkan guru SMK RSBI? dan 3) Bagaimana wujudpartnerships antara kedua lembaga dalam penyiapan guru SMK RSBI? Untuk menyiapkan gurukejuruan yang berkualitas

    Acceptance of Payment System Administration Studenton 89 Senior High School Jakarta

    Full text link
    Writing is about the problems that arise in student payment revenue administration system. The author proposes a payment administration system to solve problems in revenue administration system of payment such students. This system is used to improve the effectiveness and quality of work of the administration part of the payment receipt.This system stores data and data processing students\u27 payments into a monthly report. The final part of the writing of programs is attached as a supporter of the administration system

    Mutu Manajemen Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan

    Full text link
    Pokok masalah yang diteliti adalah apakah faktor-faktor input yang yang meliputi Kinerja Kepala Sekolah, Pembiayaan, Kemitraan, Manajemen Sekolah, Sarana/Prasarana, dan Implementasi Kurikulum berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik dan perilaku peserta didik serta mutu manajemen proses pembelajaran di SMK berstandar nasional (SSN) dan sekolah unggulan Eks. RSBI di Jawa Barat. Penelitian ini deskriptif dan verifikatif, dengan metode survey explanatory. Pengolahan data menggunakan Analisis Regresi Multipel. Data dikumpulkan dari persepsi guru melalui kuesioner dengan populasi sebanyak 1.910 guru, dengan sampel 320 responden. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa pada umumnya SMK SSN dan SMK unggulan eks RSBI di Jawa Barat: (1) memiliki kepala sekolah dengan kinerja tinggi (yang dicirikan oleh Kompetensi Instruksional, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, Kepribadian, Kompetensi Sosial); (2) Pembiayaan dipersepsi sudah tinggi (meliputi: Perencanaan Biaya, Penggunaan Biaya dan Pertanggungjawaban); (3) pelaksanaan Kemitraan tinggi (meliputi: MoU, Penyusunan Program, Pelaksanaan Praktek dan Penilaian/Sertifikasi), (4) Manajemen Sekolah tinggi (meliputi: Perencanaan Strategis, Implementasi Program dan Evaluasi Program Sekolah; (5) memiliki Sarana Prasarana tinggi (meliputi: Sarana Fisik, Media Pembelajaran, Perpustakaan & Laboratorium, Fasilitas Praktek, Sarana Teknologi Informasi), (6) Implementasi Kurikulum tinggi (meliputi: Tujuan dan Sasaran, Muatan Kurikulum, Aktivitas Pembelajaran, Evaluasi Kurikulum), (7) Kinerja Tenaga Pendidik tinggi (meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Profesional), (8) Perilaku Peserta Didik tinggi (meliputi: Potensi,Motivasi, Aktivitas, dan Kepuasan (9) Mutu manajemen proses pembelajaran tinggi (meliputi: Perencanaan; Pelaksanaan; Penilaian; Pembelajaran Aktif dan Pengawasan). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: Kinerja Kepala Sekolah, Pembiayaan, Kemitraan, Manajemen Sekolah, Sarana/Prasarana, dan Implementasi Kurikulum berpengaruh kuat, positif, dan signifikan terhadap Kinerja Tenaga Pendidik dan peserta didik yang muaranya pengaruh terhadap mutu manajemen proses pembelajaran di SMK berstandar nasional (SSN) dan sekolah unggulan Eks. RSBI di Jawa Barat di Jawa Barat

    Potensi Peningkatan Produksi Padi melalui Pengembangan Padi Gogo di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut

    Full text link
    Potensi Peningkatan Produksi Padi Melalui Pengembangan Padi Gogo Di Jawa Barat Selatan : Studi Kasus Di Lokasi Prima Tani Kabupaten Garut. West Java rice production has been decreasing, 10.820.862 t in 1993 and 9,602,302 t in 2004/2005, decrease 11,26%. One of potentions to increase rice production is trough gogo rice development. West Java have wide dry land mainly in South West Java that potential to development gogo rice. The research aimed to describe of potention to increase rice production trough development gogo rice. Research was conducted in 2006 at Jatiwangi Village, Garut District. The research conducted at farmer land by participative approach. Technology was introduced consist off new advantage variety and improvement fertilization. The data was analized descriptively. Amount of land potential for gogo rice development, account from land evaluation for gogo rice data. The result off this research, gogo rice productivity with introduction technology higher depend on farmer technology, that are 1.44 t/ha with farmer technology and 3,59 t/ha with introduction technology. In three districts area (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) there were 15,205 hectares dry land potential that suitable for gogo rice, consist off suitability class S1, S2, S3. Area S1 and S2 class amount 2,841 ha . If land potential 2,841 ha used gogo rice plantation with introduction technology, will be increasing gogo rice production from 4,091.04 t/season to 10,199.19 t/season (increasing 6,108.15 ts/season). That increasing, will be increase income from Rp.459,466,407/season to Rp.8,108,978,229/season. VUB introduction has been triggering to gogo rice extensification, and will be influence to West Java rice production Produksi padi Jawa Barat cenderung terjadi penurunan. Pada tahun 1993 produksi 10.820.862 t dan tahun 2004/2005 menjadi 9.602.302 t. Terjadi penurunan 11,26%. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh konversi lahan sawah. Salah satu potensi untuk meningkatkan produksi padi Jawa Barat antara lain melalui pengembangan padi gogo. Lahan kering Jawa Barat cukup luas terutama di bagian Selatan dan potensial untuk pengembangan padi gogo. Tujuan penelitian memberikan gambaran peluang peningkatan produksi padi Jawa Barat melalui pengembangan padi gogo. Penelitian dilakukan di Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut tahun 2006. Introduksi teknologi dilaksanakan secara partisipatif di lahan petani meliputi penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dan perbaikan pemupukan. Data diolah secara deskriptif. Luas potensi lahan pengembangan, dihitung dari data hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk padi gogo. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa produktivitas padi gogo dengan teknologi introduksi lebih tinggi dibanding teknologi petani yaitu 1,44 t/ha dengan teknologi petani, dan 3,59 t/ha dengan teknologi introduksi. Di tiga kecamatan (Pakenjeng, Bungbulang, dan Cikelet) terdapat potensi lahan kering yang cocok untuk padi gogo seluas 15.205 ha meliputi kelas kesesuaian S1, S2, S3. Kelas kesesuaian S1 dan S2 seluas 2.841 ha. Jika lahan 2.841 ha di tanami padi gogo dengan teknologi introduksi, maka akan meningkatkan produksi padi gogo dari 4.091,04 t/musim menjadi 10.199,19 t/musim (tambahan produksi 6.108,15 t/musim). Peningkatan produksi tersebut akan meningkatkan pendapatan wilayah dari Rp.459.466.407/musim menjadi Rp.8.108.978.229/ musim. Dengan demikian, Introduksi VUB padi gogo dapat menambah perluasan areal tanam padi yang sangat berarti terhadap pertambahan produksi padi di Jawa Barat
    • …
    corecore