59 research outputs found

    Relationship between nurse's performance and responsibilities with the patient's pickup time in the recovery room

    Get PDF
    Hospital services are one of the management of post-surgical patients which is supported by the performance of nurses in nursing services who are responsible for post-surgical patients. Preliminary survey data on 100 postoperative patients, the average pick-up by room nurses so that the purpose of this study was to determine the relationship between nurse performance and responsibility and patient pick-up time in the recovery room. The design used in this research is associative quantitative research, with a cross-sectional approach. Subjects that have been studied were 41 nurses, which were obtained through simple random sampling. Measuring tools that have been used in this study are questionnaires and observation sheets. The results of this study indicate that the performance of nurses in the good category is 61%, and 39% poor performance. The responsibility of the nurse in the good category is 58.5%, and the less responsibility is 41.5%. The time for picking up patients in the IBS Room by nurses with fast time was 53.7% and less fast 46.3% of nurses. There is a relationship between the nurse's performance and the time to pick up patients in the recovery room (p-value = 0.048) and there is a relationship between the responsibilities of nurses and the time to pick up patients in the recovery room (p-value = 0.003). The hospital is improving nursing services by increasing the ability of nurse resources through continuous monitoring according to hospital service standards

    The Effectiveness of Prezi Web-Based Teaching Media to Improve Nursing Students’ Comprehension

    Get PDF
    The process of nursing education requires a teaching media which straightforward to be comprehend. Inappropriate determining the teaching media leads nursing students face difficulties to receive an adequate course’s guidance from the educators. Prezi is a web-based presentation program which comprehensively integrates text, picture, animation, video and audio into one presentation file. This study is aimed to determine the effectiveness of Prezi web-based teaching media on improving nursing students’ comprehension. A quantitative-experimental method with pretest-posttest control group design was applied. A total of 176 nursing students were recruited by using non probability sampling approach. The study indicated Prezi web-based teaching media showed significant result on improving students’ knowledge. The determination of Prezi web-based program is suggested to improve students’ comprehension in nursing education

    Penggunaan madu dalam perawatan luka kronis diabetes mellitus

    Get PDF
    Luka kronis adalah luka yang bertahan lama selama lebih dari 2 minggu tanpa melewati fase penyembuhan dengan sempurna. Salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi luka kronis adalah dengan melakukan perawatan luka menggunakan madu. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan madu dalam perawatan luka kronis diabetes mellitus. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah penderita diabetes mellitus type 2 dengan luka yang tidak sembuh dalam waktu lebih dari 2 minggu atau luka kronis. Subjek studi kasus berjumlah 2 orang, yang didapatkan secara random. Subjek studi kasus telah menandatangani informed consent sebelum dilakukan pengambilan data. Hasil studi kasus sebelum dilakukan perawatan luka menggunakan madu nilai Bates-Jensen Wound Assessment Tool studi kasus 1 adalah 35, studi kasus 2 adalah 26, setelah dilakukan perawatan luka menggunakan madu nilai studi kasus 1 adalah 26, studi kasus 2 adalah 20, dengan rata-rata penurunan nilai 7,5. Penggunaan madu dalam perawatan luka kronis diabetes mellitus mampu membantu dalam proses penyembuhan luka

    Penerapan Pijat Effleurage Menggunakan Virgin Coconut Oil Dalam Menurunkan Risiko Pressure Ulcer Pada Pasien Dengan Stroke Non Hemoragic

    Get PDF
    Pressure ulcer merupakan cedera pada kulit atau jaringan yang ada dibawahnya (biasanya diatas penonjolan tulang) sebagai akibat dari tekanan dan gesekan. Luka tekan dapat menimbulkan infeksi, rasa nyeri dan dampak psiokologis pada pasien. Pijat effleurage menggunakan virgin coconut oil mampu menurunkan pressure ulcer. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penurunan pressure ulcer menggunakan pijat effleurage menggunakan virgin coconut oil. Desain studi kasus ini menggunakan deskriptif. Subjek studi kasus ini adalah pasien dengan diagnosa medis stroke non hemoragic dengan risiko tinggi pressure ulcer yang melakukan Rawat Inap. Subjek studi kasus ini terdiri dari 2 pasien yang didapatkan secara random. Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini menggunakan Braden Scale dan indikator gangguan integritas kulit dengan pengambilan data sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan Pijat effleurage menggunakan virgin coconut oil dua kali sehari dalam waktu 20 menit selama 4 hari. Berdasarkan hasil studi kasus didapatkan terjadi penurunan pressure ulcer antara sebelum dan setelah diberikan intervensi Pijat effleurage menggunakan virgin coconut oil pada kedua subjek studi kasus dengan rata-rata skore braden scale 10,5 (risiko tinggi) menjadi 16,5 (risiko rendah), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada penerapan pijat effleurage menggunakan virgin coconut oil dapat menurunkan risiko pressure ulcer pada pasien dengan stroke non hemoragic

    Penurunan Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Menggunakan Kombinasi Terapi Relaksasi Napas Dalam dan Murrotal

    Get PDF
    Dampak hiperglikemia pasien Diabetes Melitus (DM) tipe 2 menyebabkan terjadinya resiko infeksi, gagal jantung, sroke, dan hipertensi. Kombinasi terapi napas dalam dan murrrotal Ar-Rahman mampu menekan hormon stres dan meningkatkan hormon endorphin kemudian menghambat konversi glikogen yang tersimpan di hati menjadi glukosa sehingga menurunkan glukosa darah sewaktu (GDS). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penurunan GDS pada pasien DM tipe 2 setelah dilakukan kombinasi terapi napas dalam dan murrrotal Ar-Rahman. Desain studi kasus ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat inap. Subjek studi kasus berjumlah 2 pasien, yang didapatkan secara purposive dan random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen mp3 murrotal, aerphone, glucometer. Pegukuran GDS sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi terapi napas dalam dan murrotal Ar-Rahman selama 20 menit sebelum pemberian terapi obat DM. Pasien telah menandatangi lembar persetujuan. Hasil studi kasus menunjukan rata-rata GDS kedua subjek studi kasus mengalami penurunan setelah diberikan kombinasi relaksasi napas dalam dan terapi murrotal Ar-Rahman sebesar 7,45%. Kombinasi terapi napas dalam dan murrrotal Ar-Rahman mampu menurunan GDS pada pasien DM tipe 2. Diharapkan perawat mampu menerapkan kombinasi terapi napas dalam dan murrrotal Ar-Rahman pada pasien DM tipe 2 untuk menurunkan GDS

    Manajemen nyeri pada pasien cephalgia menggunakan terapi relaksasi otot progresif

    Get PDF
    Cephalgia atau nyeri kepala dapat disebabkan oleh faktor fisik, emosional, atau patologis. Cephalgia dapat mengakibatkan gangguan rasa nyeri, gangguan pola tidur, gangguan pola makan, depresi, kecemasan bahkan sampai mengganggu kualitas hidup pasien. Cephalgia dapat ditangani menggunakan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Relaksasio tot progresif merupakan salah satu terapi non-farmakologi untuk menurunkan nyeri. Studi ini bertujuan untuk menerapkan relaksasi otot progresif dalam manajemen nyeri pasien cephalgia di rumah sakit. Studi ini merupakan case report yang menjelaskan tentang proses asuhan keperawatan pada pengelolaan pasien nyeri cephalgia. Studi ini berfokus pada proses manajemen nyeri pasien. Subjek studi ini adalah pasien cephalgia dengan karakteristik: nyeri sedang, laki-laki, usia kategori pra lansia. Subjek studi berjumlah 2 orang pasien yang didapatkan melalui random sampling. Pasien diberikan intervensi relaksasi otot progresive 10 menit selama 3 hari berturut-turut. Hasil penerapan relaksasi otot progresif kepada pasien cephalgia mampu menurunkan skala nyeri pasien dengan rata-rata penurunan sebesar 1 poin setiap hari. Sehingga dengan pengelolaan pasien selama 3 hari mampu menurunkan nyeri pasien sampai 3 poin. Pasien mengalami penurunan skala nyeri setelah diberikan terapi tersebut dan menunjukkan tanda objektif tampak rileks. Proses pemberian intervensi relaksasi otot progresive dapat menurunkan skala nyeri pada kasus cephalgia. Tindakan relaksasi otot progresif ini dapat diperguankan oleh perawat dalam mengelola nyeri pasien cephalgia

    Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur lansia melalui penerapan tindakan relaksasi otot progresif untuk mengurangi kecemasan

    Get PDF
    Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas disertai dengan perasaan, ketidakpastina, ketidakberdayaan, ketidaknyamanan dan Ketika diri merasa ketidakamanan. Kecemasan ini adalah masalah Kesehatan mental yang paling umum terjadi pada lansia. Kecemasan pada lansia adalah ditandai dengan gangguan tidur, penarikan diri dan perilaku mengisolasi, dan perilaku kompulsif lainya. Penanganan kecemasan salah satunya bisa diatasi dengan menggunakan Teknik non farmakologi yaitu dengan non farmakologi salah satunya yaitu dengan menggunakan terapi relaksasi otot progresif. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan skala kecemasan. Studi kasus ini menggunakan metode deskritif studi dengan pendekatan proses keperawatan menggambarkan pengelolaan kasus dalam mengaplikasikan pemberian terapi relaksasi otot progresif pada pasien kecemasan yang berjumlah 3 responden yang diperoleh dari pre test yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kecemasan yang dirasakan diukur menggunakan HARS-A(Hamilton Rating Scale For Anxiety). Hasil studi kasus pada ketiga responden dengan kecemasan setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif selama 2 minggu dengan 4x pertemuan dan lama waktu yang digunakan 15-20 menit terjadi penurunan skala kecemasan dari sebelum dilakukan terapi hasil yang ditemukan adalah kecemasan sedang dengan nilai rata-rata 26 dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif kecemasan dapat menurun menjadi kecemasan ringan dengan nilai rata-rata 15. Terapi relaksasi otot ptogresif menjadi salah satu terapi komplementer yang efektif untuk menurunkan kecemasan pada lansia

    Teknik Akupresur Titik Hegu (LI4) Menurunkan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja

    Get PDF
    Dismenore merupakan salah satu gangguan saat menstruasi yang berasal dari kram uterus. Pentingnya dismenore untuk ditangani karena terbukti timbulkan dampak negatif bagi remaja antara lain yaitu seringkali merasa lelah dan lemah, apabila tidak ditangani, nyeri akan menyebar ke pinggang bahkan hingga paha yang kemudian disusul dengan mual muntah. Salah satu penatalaksanaan nyeri secara non famakologi adalah teknik akupresur pada titik hegu (LI4). Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik akupresur titik hegu (LI4) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore. Desain studi yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus yaitu remaja perempuan yang mengalami dismenore. Teknik sampling studi kasus ini menggunakan metode purposive sampling untuk mengumpulkan 3 responden dengan menggunakan kriteria inklusi. Penerapan akupresur dilakukan selama 3 hari, 1 kali sehari dengan durasi 20 menit. Hasil studi kasus menunjukkan adanya penurunan rerata intensitas nyeri pada ketiga subjek studi setelah dilakukan teknik akupresur titik hegu (LI4). Subjek studi kasus 1 terjadi penurunan rerata sebesar 85,71%. Subjek studi kasus 2 terjadi penurunan rerata sebesar 80% dan subjek studi kasus 3 terjadi penurunan rerata sebesar 66,67%. Hasil rata-rata penurunan intensitas nyeri dari ketiga klien didapatkan sebesar 77,46%. Teknik akupresur titik hegu (LI4) mampu menurunkan intensitas nyeri dismenore

    Gambaran volume tidal pasien yang terpasang ventilator dengan close suction

    Get PDF
    Pasien yang terpasang ventilasi mekanik dan endotrachealtube (ETT) dapat mengalami hambatan mekanisme batuk alami. Untuk mengeluarkan sekret diperlukan bantuan tindakan suction. Salah satu tindakan suction yang dapat dilakukan yaitu dengan close suction. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tidal volume setelah dilakukan tindakan close suction. Metode studi kasus ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus berjumlah 1 pasien yang berjenis kelamin laki-laki berusia 52 tahun di ruang ICU RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran. Pengukuran tidal volume sebelum dan sesudah dilakukan close suction selama 15 detik sebanyak 6 kali selama 3 hari. Sebelum dilakukan tindakan suction dilakukan hiperoksigenasi.  Hasil studi kasus setelah dilakukan tindakan close suction menunjukan adanya penurunan tidal volume. Close suction mampu menurunkan tidal volume karena saat dilakukan tindakan suction di mana selang suction di masukan ke dalam ETT dan mulut pasien kemudian dilakukan penarikan/pengeluaran sekret dan dilakukan penghisapan lendir tidak hanya lendir yang terhisap, tetapi suplai oksigen yang masuk ke saluran napas juga ikut terhisap sehingga tidal volume pasien juga mengalami penurunan. Diharapkan perawat mampu menerapkan close suction pada pasien dengan gangguan bersihan jalan napas untuk meningkatkan oksigenas
    • …
    corecore