672 research outputs found

    Aplikasi Pencarian Jalur Terpendek Pada Rumah Sakit Umum Bahteramas Menggunakan Algoritma a* (A-star)

    Full text link
    Pencarian jalur terpendek merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi pada pengunjung rumah sakit untuk menemukan gedung atau ruangan yang dicari. Salah satu contohnya adalah pada Rumah Sakit Umum Bahteramas. Karena banyaknya gedung dan ruangan yang ada pada rumah sakit tersebut, mengakibatkan pengunjung kesulitan menemukan gedung dan ruangan yang dicari. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang dapat menunjukkan lokasi gedung dan ruangan beserta jalur terpendeknya, agar waktu pencarian lebih efisien. Terdapat beberapa algoritma pencarian jalur terpendek, salah satunya adalah algoritma A* (A-Star). Algoritma A* menggunakan estimasi jarak terdekat untuk mencapai tujuan (goal) dan memiliki nilai heuristik yang digunakan sebagai dasar pertimbangan. Heuristik adalah kriteria, metoda, atau prinsip-prinsip untuk menentukan pilihan sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran dengan efektif. Hasil pada penelitian ini adalah aplikasi yang dapat menentukan jalur terpendek antara gedung dan antara ruangan yang diimplementasikan pada Operating System Android dan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Actionscript 3

    Propyl 2-(3-benzoyl­thio­ureido)acetate

    Get PDF
    The title compound, C13H16N2O3S, is a thio­urea derivative with benzoyl and propoxycarbonyl­methyl groups attached to the two terminal N atoms. These groups adopt trans and cis configurations, respectively, with respect to the S atom across the thio­urea C—N bonds. The compound crystallizes in the P21/c space group with Z = 8, resulting in two unique molecules in the asymmetric unit linked by C—H⋯S and C—H⋯O hydrogen bonds, forming a one-dimensional zigzag chain along the c axis

    Perbedaan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Lingkungan Rumah Siswa dan tanpa Media Lingkungan Rumah Siswa di Kelas V SD Negeri Lamreung Aceh Besar

    Full text link
    Penelitian ini berjudul “Perbedaan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Media Lingkungan Rumah Siswa Dan Tanpa Media Lingkungan Rumah Siswa Di Kelas V Sd Negeri Lamreung Aceh Besar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan media lingkungan rumah dengan siswa yang tidak menggunakan media lingkungan rumah dalam mengarang deskripsi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V pada SD Negeri Lamreung Aceh Besar yang berjumlah 48 orang yang terdiri dari masing-masing 2 kelas paralel yaitu kelas Va berjumlah 24 siswa dimana laki-laki 9 siswa, perempuan 15 siswa. dan Vb berjumlah 24 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.Teknik pengumpulan data menggunakan tes tidak menggunakan media lingkungan rumah dan tes menggunakan media lingkungan rumah. Tes digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah pemberian tindakan. ternyata , yaitu >1,68, maka hipotesis ditolak dan hipotesis diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan nilai tes siswa yang berasal dari kelas Va dan Vb. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang menggunakan media lingkungan rumah dan tidak menggunakan media lingkungan rumah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata nilai tes yang mengalami peningkatan yang signifikan dari pada hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media lingkungan rumah. Oleh sebab itu, penulis sarankan bahwa mengarang deskripsi dengan menggunakan media lingkungan rumah lebih efektif diterapkan, karena akan lebih memudahkan siswa dalam mengarang.

    1-(4-Chloro­benzo­yl)-3-cyclo­hexyl-3-methyl­thio­urea

    Get PDF
    In the title compound, C15H19ClN2OS, the dihedral angle between the amide and thio­urea fragments is 58.07 (17)°. The cyclo­hexane group adopts a chair conformation and is twisted relative to the thio­urea fragment, forming a dihedral angle of 87.32 (18)°. In the crystal, N—H⋯S hydrogen bond links the mol­ecules into chains running parallel to the a-axis direction

    1,1′-Diphenyl-3,3′-(p-phenyl­enedicarbon­yl)dithio­urea

    Get PDF
    The mol­ecule of the title compound, C22H18N4O2S2, lies across a crystallographic inversion centre. The central benzene ring forms dihedral angles of 29.39 (9) and 79.11 (12)°, respectively, with the thio­urea unit and the terminal phenyl ring. Intra­molecular N—H⋯O hydrogen bonds generate two S(6) ring motifs. In the crystal, mol­ecules are linked into chains along [10] by inter­molecular N—H⋯S hydrogen bonds

    (E)-Methyl 2-(3-cinnamoyl­thio­ureido)acetate

    Get PDF
    In the title compound, C13H14N2O3S, the methyl 2-(3-formyl­thio­ureido)acetate fragment and the phenyl ring adopt an E configuration. The mol­ecule exhibits an intra­molecular N—H⋯O hydrogen bond, which completes a six-membered ring. The crystal packing is stabilized by inter­molecular N—H⋯S contacts, generating a two-dimensional hydrogen-bonding network

    3,3′′,4,4′′-Tetra­meth­oxy-1,1′:4′,1′′-terphen­yl

    Get PDF
    The title mol­ecule, C22H22O4, is centrosymmetric with an inversion centre located at the centre of the benzene ring. The 3,4-dimeth­oxy­benzene fragment is essentially planar [maximum deviation = 0.400 (2) Å] and twisted relative to the central benzene ring, forming a dihedral angle of 21.25 (7)°. In the crystal, C—H⋯O hydrogen bonds link the mol­ecules into a two-dimensional polymeric structure lying parallel to (100)

    Analisis Open Government dan E-Government di Indonesia Berdasarkan Kerangka Kerja SDGs: Studi Kasus Desa Melung, Kabupaten Banyumas

    Full text link
    This research paper aims to analyze the readiness of local government in Indonesia in order to fulfill the Sustainable Development Goals (SDGs) initiated by the United Nations for rural area level. The author analyzes the open government readiness in Melung Village, Banyumas Districts, Central Java, as a specific case to see the strategy and application of e-government model that was conducted by the government. This paper argues despite the location in the rural area, the government of Melung Village has utilized the system based on the SDGs framework, such as an action to replace paper-based administration into electronic government. This effort was taken to improve the efficiency of public services based on quality and accountability which leads to more active government participation in sharing information with its citizen. Nevertheless, the local government of Melung Village efforts were not good enough since they still need assistance from government and state-owned company. Therefore, the result of the research might strengthen local government institutional and able to fulfill the development goals as is set in SDGs framework
    corecore