8 research outputs found

    EFEK ANTIFERTILITAS DAUN MANGGIS ( GARCINIA MANGOSTANA LINN) PADA MUS MUSCULUS BETINA

    Get PDF
    Ek s trak dal.ln Manggis (Garc inia MangoE,tana Lj.nn mengandung zat aktif Mangostin dan glikosida triterpen

    EFEK EKSTRAK IMPATIENS BALSAMINA LINN TERHADAP INTEGRASI MEMBRAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO (CLEAVAGE) TIKUS (RATTUS RATTUS)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan ekstrak dari akar Impatiens balsamina Linn yang mengandung flavonoid .cyanidin monoglikosida, anthocianin dan quercetin diduga merupakan bahan dapat berpengaruh terhadap fertilisasi, pembelahan sel embrio (cleavage) dan permiabilitas membran sel yang erat kaitannya dengan transport nutrisi yang diperlukan pada metabolisme sel dalam menghasilkan energi. Hal ini perlu dibuktikan secara ilmiah efek ekstrak Impatiens balsamina Jinn berpengaruh terhadap fertilisasi, pembelahan dan perkembangan embrio (cleavage) serta integritas membran sel embrio pada tikus (Rattus rattus). Keberhasilan penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan baku obat kontrasepsi pada wanita yang digunakan setelah melakukan hubungan seksual. Pembuatan ekstrak akar Impatiens Balsamina Jinn dilakukan menurut metode Pharmacope Indonesia. Ekstrak akar Impatiens balsamina Linn (EIBL) di uji cobakan pada tikus yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok tersebut adalah Kelompok I pemberian EIBL saat terbentuk sumbat vagina, Kelompok II : pemberian EIBL 24 jam setelah terbentuk sumbat vagina, Kelompok III : pemberian EIBL setelah 48 jam setelah terbentuk sumbat vagina dan Kelompok IV : pemberian EIBL pada 72 jam setelah terbentuk sumbat vagina. Masing masing kelompok dibagi menjadi 4 perlakuan. Perlakuan tersebut adalah Perlakuan 1 (P1) tanpa perlakuan yang hanya diberi CMC. Perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3), perlakuan 4 (P4), berturut-turut diberi EIBL konsentrasi 10 % selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Semua kelompok perlakuan diberi CMC dan EIBL 2 X sehari selang waktu 12 jam, secara per oral. Pembedahan dilakukan 12 jam setelah pemberian EIBL terakhir, tuba falopii dan uterus diambil dan diflushing menggunakan TCM 199, kemudian diperiksa dibawah mikroskop interved untuk mengamati parameter sebagai berikut : 1) Menghitung jumlah sel telur dan embrio yang ditemukan serta stadium pembelahan embrio, 2) Pengamatan sel telur dan embrio yang ditemukan yaitu pengamatan pada : a. Adanya pengkerutan membran sel telur dan embrio b. Adanya kerusakan sitoplasma sel telur maupun embrio and 3. adanya kerusakan blastomere pada embrio Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak Impatiens balsamina Linn sebanyak 10% secara per oral pada saat terbentuk sumbat vagina menyebabkan penghambatan terjadinya fertilisasi pada semua tikus kelompok perlakuan. Adanya penghambatan pada pembelahan dan perkembangan pada seluruh tikus yang diberi ekstrak pada saat 24 jam dan 48 jam setelah terbentuk sumbat vagina, sedangkan pada pemberian ekstrak 72 jam setelah terbentuk sumbat vagina terjadi penghambatan pembelahan dan perkembangan embrio berkisar 75 - 80%. Pemberian Impatiens balsamina Linn menyebabkan pengkerutan membran embrio dan degenerasi blastomere embrio sebelum mengalami implantasi

    PENGARUH ANTIFERTILASI ACHYRANTHES ASPERA LINN TERHADAP PERKEMBANGAN SIKLUS FOLIKEL OVARIUM DAN SIKLUS FOLIKEL OVARIUM DAN SIKLUS EPITEL VAGINA PADA MENCIT (Mus Musculus)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui atau membuktikan secara ilmiah gambaran histologi dari pertumbuhan dan perkembangan sikius folikel pada ovarium dan sikius epitel pada vagina mencit (Mus Musculus) setelah pemberian ekstrak daun Achyranthes aspera linn sebagai obat kontrasepsi berdasarkan adanya kandungan terpenoid, saponin dan alkaloid akirantin dan betain. Pembuatan ekstrak daun Achyranthes aspera linn dilakukan menurut metode Pharmacope Indonesia. Ekstrak daun Achyranthes aspera /inn (EAAL) di uji cobakan pada mencit betina (mus musculus) sebanyak 40 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, sehingga tiap kelompok terdiri dari 10 ekor. Kelompok tersebut adalah Kelompok 1 : pemberian EAAL (kontrol) dengan dosis 0 mg/kgbb, Kelompok 2 : pemberian EAAL dengan dosis 34 mg/kgbb, Kelompok 3 : pemberian EAAL dengan dosis 42 mg/kgbb dan Kelompok 4 : pemberian EAAL dengan dosis 51 mg/kgbb. Pemberian ekstrak daun Achyranthes aspera /inn setiap hari satu kali, selama 10 hari secara per oral. Parameter yang diamati adalah sebagai berikut 1.Siklus epitel vagina dengan membuat preparat vagina smear setiap 12 jam pada semua perlakuan selama 10 hari dengan menghitung : Lamanya periode proestrus, estrus, metestrus dan diestrus 2.Siklus folikel ovarium dengan membuat preparat histologis dari ovarium, setelah 10 hari perlakuan pada semua kelompok dengan menghitung : Jumlah folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de Graff. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun Achyranthes aspera linn pada mencit mulai dosis 42 mg/kgbb menyebabkan perubahan sikius birahi yaitu terjadi perpanjangan periode proestrus dan diestrus (p<0,05) dan pemendekan periode estrus dan metestrus (p<0,05), menyebabkan perubahan jumlah folikel pada ovarium yaitu terjadi penurunan jumlah folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de Graff (p< 0,05) tetapi tidak terjadi perubahan jumlah folikel primer (p>0,05)

    EFEK ANTITELOMERASE ALKALOID Achyranthes A.L. TERHADAP PEMBELAHAN KROMOSOM DAN INDUKSI APOPTOSIS PADA KULTUR SEL MIELOMA

    Get PDF
    Fraksi alkaloid tanaman Achyranthes aspera linn yang digunakan pada penelitian ini mengandung 52,36 % yang diduga mempunyai efek antimitosis dan antitelomerase yang dapat menyebabkan kematian sel, menghentikan pertumbuhan dan perkembangan sel yang pertumbuhannya cepat seperti sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas antitelomerase alkaloid Achyranthes aspera Linn secara in vitro menggunakan kultur sel mieloma dengan menghitung persentase viabilitas sel mieloma dengan pewarnaan tripan blue, induksi apoptosis dengan pewarnaan akridin orange dan etidium bromida, pembelahan sel mieloma dan konsentrasi yang dapat membunuh 50% sel mieloma (LC 50). Keberhasilan penelitian ini diharapkan tanaman Achyranthes aspera linn dapat digunakan sebagai obat antikanker secara tradisional maupun modern yang murah, aman dan nyaman. Pembuatan fraksi alkaloid daun Achyranthes aspera Linn dilakukan menurut metode Pharmacope Indonesia. Hasil dari fraksi alkaloid daun tersebut dibuktikan secara in vitro pada sel mieloma yang terdiri dari 3 kelompok. Kelompok tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kelompok 1 sebagai bahan uji, sel mieloma mendapat larutan bahan uji fraksi alkaloid masing-masing dengan konsentrasi 1 ppm, 10 ppm, 100 ppm dan 1000 ppm 2) Kelompok 2 sebagai kontol negatif, digunakan media RPMI dan DMSO untuk memastikan bahwa bila terjadi efek sitotoksik maka efek ini tidak disebabkan oleh medianya dan 3) Kelompok 3 sebagai kontrol positif, sel mieloma mendapat larutan colchicin 100 ppm. Masing-masing kelompok 1,2 dan 3 diwakili oleh 4 lubang microwell plate sehingga lubang yang digunakan dalam tiap percobaan adalah 24 lubang. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan Anava, hasilnya adalah fraksi Alkaloid Achyranthes aspera /inn pada dosis 100 ppm menyebabkan viabilitas sel meloma secara in vitro sebesar 9,45% ± 5,96% lebih rendah dibandingkan kontrol positif sebesar 13,18% ± 3,67%, menyebabkan sel mengalami apoptosis sebesar 12,66 ± 3,67 % lebih tinggi dari kontrol positif sebesar 9,62 ± 5,96%. Fraksi alkaloid Achyranthes aspera /inn pada dosis 1000 ppm menyebabkan pembelahan sel meloma berhenti pada stadium metafase yaitu 77 ± 1,83% (> 55%), sedangkan dosis yang menyebabkan 50% sel mieloma mati (LC 50) adalah sebesar 0,719 ppm

    Aktivitas Alkaloid Achyranthes Aspera Linn Penyebab Kematian Sel Kanker Payudara terhadap Terbentuknya Apoptosome Pada Mitokondria dan Fragmentasi Chromosom

    Get PDF
    Salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat antikanker payudara adalah jarong (Achyranthes aspera linn. Penelitian invivo menunjukkan bahwa alkaloid Achyranthes aspera Linn menyebabkan apoptosis dan penyembuhan pada kanker payudara mencit 'yang diinduksi benzopyrene. Alkaloid daun Achyranthes aspera Linn sebagai antikanker telah terdaftar pada Hak Kekayaan Intlektual (HKI) sejak 12 Oktober tahun 2012 dengan nomor P00201299839. Hasil penelitian tahun pertama adalah alkaloid Achyranthes aspera Linn dapat meningkatkan secara signifikan terhadap terbentuknya apoptosome (sitokrom C dan APAF-1) pada mitokondria sel kanker, Meningkatkan Caspase 9 dan caspase 3 serta meningkatkan respon Nk sel pada kanker payudara mencit. Tahun kedua dilakukan penelitian terhadap fragmentasi kromosom, yaitu sebanyak 50 ekor mencit betina berumur 4 bulan yang menderita kanker payudara, dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor, dan 10 ekor tikus betina sehat sebagai kontrol negatif. Kelompok penelitian tersebut sebagai berikut : Kelompok 1. (kontrol negatif) yaitu mencit sehat hanya diberi larutan (carboxy methyl cellulosa=CMC) 0,5% sebagai bahan suspensi, sebanyak 0,5 ml secara peroral. Keiompok 2. (kontrol positif) yaitu mencit menderita kanker payudara diberi metotreksat (standart obat antikanker) dosis 15 mg/kg. bb, sebanyak 0.5 ml secara peroral. Kelompok 3. Mencit menderita kanker payudara diberi alkaloid Achyranthes aspera linn dosis 0 mg/kgbb ( hanya pelarut cmc 0,5%) sebanyak 0,5 ml secara peroral. Kelompok 4. Mencit menderita kanker payudara diberi alkaloid Achyranthes aspera Linn dosis 75 mg/kgbb sebanyak 0,5 ml secara peroral. Kelompok 5 Mencit menderita kanker payudara diberi alkaloid Achyranthes aspera linn dosis 100 mg/kgbb, sebanyak 0,5 ml secara peroral. Kelompok 6. Mencit menderita kanker payudara diberi alkaloid Achyranthes aspera linn dosis 125 mg/kgbb, sebanyak 0,5 ml secara peroral. Semua kelompok mendapat perlakuan sama setiap hari selama 8 minggu. Parameter yang diamati fragmentasi kromosom sel kanker Selanjutnya dilakukan uji aktivitas alkaloid Achyranthes aspera Linn uji batas keamanan Achyranthes aspera Linn melalui uji toksisitas akut dan uji toksisitas kronis, sedangkan uji stabilitas bahan dilakukan untuk menentukan hentuk sedian hahan yang cocok setelah melalui uji pemanasan dan penyinaran dengan ultraviolet dalam kurun waktu 90 hari. Hasil penelitian tahun kedua adalah alkaloid Achyranthes aspera Linn menyebabkan fragmentasi kromosom sel kanker payudara melalui peningkatan caspase 9 dan caspase 3. Pada uji toksisitas akut dan uji toksisitas kronis alkaloid Achyranthes aspera linn tidak terdapat kerusakan balk kongesti, degenerasi maupun nekrosis yang bermakna pada hati dan ginjal mencit. Dosis yang menyebabkan kematian 50% alkaloid Achyranthes aspera linn pada mencit lebih dari 15 gram/ kg bb, hal ini menunjukkan alkaloid Achyranthes aspera linn termasuk bahan obat tidak berbahaya. Alkaloid Achyranthes aspera linn merupakan bahan obat yang stabil terhadap suhu panes 100° C dan sinar ultraviolet setama 90 hari. Diharapkan Alkaloid Achyranthes aspera linn sebagai obat antikanker masa depan sebagai "suicide gen therapy" dengan harga murah, aman dan nyaman

    EFEK ANTIFERTILITAS DAUN MANGGIS ( GARCINIA MANGOSTANA LINN) PADA MUS MUSCULUS BETINA

    No full text
    Ekstrak daun manggis (Garcinia Magostana Linn) mengandung zat aktif Magostin dan glikosida triterpena. Magostin dapat mendepresikan susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan pada hipotalamus hipofisa. sedangkan glikosida triterpene mempunyai kemampuan untuk membentuk kompleks dengan kolesterol yang mengakibatkan perubahan permiabilitas sel. Dengan adanya zat aktif tersebut, apakah ekstrak daun manggis (Garcinia Magostana Linn) mempunyai efek antifertilisasi pada mencit betina. Untuk menentukan efek antifertilitas yang terjadi digunakan parameter yaitu terjadinya perubahan siklus birahi, jumlah mencit yang menjadi bunting setelah mengalami kopulasi, jumlah anak yang dikandung dalam satu periode kebuntingan, serta jumlah korpus luteum yang terbentuk pada ovarium

    EFEK EKSTRAK IMPATIENS BALSAMINA LINN TERHADAP INTEGRASI MEMBRAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO (CLEAVAGE) TIKUS (RATTUS RATTUS)

    No full text
    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan ekstrak dari akar Impatiens balsamina Linn yang mengandung flavonoid .cyanidin monoglikosida, anthocianin dan quercetin diduga merupakan bahan dapat berpengaruh terhadap fertilisasi, pembelahan sel embrio (cleavage) dan permiabilitas membran sel yang erat kaitannya dengan transport nutrisi yang diperlukan pada metabolisme sel dalam menghasilkan energi. Hal ini perlu dibuktikan secara ilmiah efek ekstrak Impatiens balsamina Jinn berpengaruh terhadap fertilisasi, pembelahan dan perkembangan embrio (cleavage) serta integritas membran sel embrio pada tikus (Rattus rattus). Keberhasilan penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan baku obat kontrasepsi pada wanita yang digunakan setelah melakukan hubungan seksual. Pembuatan ekstrak akar Impatiens Balsamina Jinn dilakukan menurut metode Pharmacope Indonesia. Ekstrak akar Impatiens balsamina Linn (EIBL) di uji cobakan pada tikus yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok tersebut adalah Kelompok I pemberian EIBL saat terbentuk sumbat vagina, Kelompok II : pemberian EIBL 24 jam setelah terbentuk sumbat vagina, Kelompok III : pemberian EIBL setelah 48 jam setelah terbentuk sumbat vagina dan Kelompok IV : pemberian EIBL pada 72 jam setelah terbentuk sumbat vagina. Masing masing kelompok dibagi menjadi 4 perlakuan. Perlakuan tersebut adalah Perlakuan 1 (P1) tanpa perlakuan yang hanya diberi CMC. Perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3), perlakuan 4 (P4), berturut-turut diberi EIBL konsentrasi 10 % selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Semua kelompok perlakuan diberi CMC dan EIBL 2 X sehari selang waktu 12 jam, secara per oral. Pembedahan dilakukan 12 jam setelah pemberian EIBL terakhir, tuba falopii dan uterus diambil dan diflushing menggunakan TCM 199, kemudian diperiksa dibawah mikroskop interved untuk mengamati parameter sebagai berikut : 1) Menghitung jumlah sel telur dan embrio yang ditemukan serta stadium pembelahan embrio, 2) Pengamatan sel telur dan embrio yang ditemukan yaitu pengamatan pada : a. Adanya pengkerutan membran sel telur dan embrio b. Adanya kerusakan sitoplasma sel telur maupun embrio and 3. adanya kerusakan blastomere pada embrio Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak Impatiens balsamina Linn sebanyak 10% secara per oral pada saat terbentuk sumbat vagina menyebabkan penghambatan terjadinya fertilisasi pada semua tikus kelompok perlakuan. Adanya penghambatan pada pembelahan dan perkembangan pada seluruh tikus yang diberi ekstrak pada saat 24 jam dan 48 jam setelah terbentuk sumbat vagina, sedangkan pada pemberian ekstrak 72 jam setelah terbentuk sumbat vagina terjadi penghambatan pembelahan dan perkembangan embrio berkisar 75 - 80%. Pemberian Impatiens balsamina Linn menyebabkan pengkerutan membran embrio dan degenerasi blastomere embrio sebelum mengalami implantasi

    EFEK ANTIFERTILITAS ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)

    Get PDF
    Aspirin secara teoritik diketahui bekerja menghambat biosintesis prostaglandin E dan F2 alfa melalui hambatan pada enzim siklooksigenase yang mengkonversikan asam arakhidonat menjadi prostaglandin. Paranan prostaglandin F2 alfa dalam bidang reproduksi ternak telah diaplikasikan untuk penyerentakan birahi dan meregresi korpus luteum. Dalam hal ini 1ngin diketahui apakah asp~rin yang bekerja menghambat biosintesis prostaglandin mempunyai efek anti fertilitas pada mencit. Untuk menentukan efek antifertilitas yang terjadi dipakai beberapa parameter yaitu : perubahan siklus tiir~hi yang terjadi, jumlah mencit yang menjadi bunting setelah mengalami kopulasi, jumlah anak yang dikandung dalam satu periode kebuntingan, serta jumlah korpus luteum yang terbentuk pada ovarium. Tuj uan pene1i tian untuk mengetahui apakah aspirin yang be~~erj a menghambat biosintesis prostaglandin mempunyai efek antifertilitas, dan berapa dosis aspirin yang dibutuhkan untuk mencap~i efek tersebut. Penel i tian ini menggunakan metode eksperimental. Juml ah sampel yang dipa.~ai 180 ekor mencit betina dan sejumlah mencit jantan dewasa yang telah mengalami seleksi untuk pengujian antifertilitas. Mencit betina dibagi dalam 3 group, yaitu Group I untuk pengujian terhadap perubahan siklus birahi, group II untuk pengujian jumlah kebuntingan dan jumlah anak yang dikandung dalam satu periode kebuntingan, dan group III untuk pengujian terhadap jumlah korpus luteum. Semua group ~ibagi atas 6 kelompok yaitu satu kelompok kontrol yang diberi suspensi c.m.c. 0,5% dan lima kelompok perlakuan yang diberi dosis aspirin seears berturut-turut 3 mg, 10 mg, 30 mg~ 100 mg dan 300 mg/kg. berat badan. Data y~ng diperoleh dari masing-masing parameter yang diamati dilakukan uji statistik dengan analisa varian dan chi-square. Dari pengamatan parameter yang digunakan pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Terjadi perpanjangan fase diestrus yang nyata~ sedangkan fase proestrus,estrus dan metestrus tidak terpengaruh. Perpanjangan fase diestrus ::;.ebanding dengan peningkatan dasis aspjxin ye<.ng diberik.an. 2. Terjadi penLlrLlnan jumlah mencit yang menjadi bunting setelah kapulasi. 3. Jumlah anak yang dikandung dalam satu periade kebun tingan tidak terpengaruh akibat pemberian aspirin. 4. Terjadi penurunan jumlah kat-pus luteLlm yang terbentLI;~ pada avarium. Peningkatan dasis aspirin yang di bet-H~an tidak berpengaruh terhadap penurunan jumlah karpus luteum yang terbentuk pada ovarium. Dari hasi 1 penel i tian dapat disimpLl1 kan bahwa aspirin mempunyai efek antifertilitas pada mencit. Untuk mengetahui batas keamanan aspirin yang akan digunakan sebagai antifertilitas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek teratagenik yang mL{ng~:.in muncul ~ mengingat dalam penelitian ini dijumpai adanya resorpsi janin dan fetus mencit yang terbentuk Iebih kecil dari normal, terutama hal ini d~jumpai pada dosis 100 dan 306 mg/ kg. berat badan. Selain itu perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan hewan primata lainnya untuk menentukan efektivitas aspirin sebagai antifertilitas sebelum digunakan pada manusia
    corecore