39 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA MEMBERI DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOMBOS KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

    Get PDF
    Kepatuhan merupakan dimana penderita melakukan cara pengobatan yang benar dan perbuatan baik yang dianjurkan oleh petugas kesehatan dan orang terdekatnya. Dukungan keluarga tidak bisa dihiraukan begitu saja, karena dukungan keluarga salah satu unsur kekuatan yang menguasai ketaatan dan mempunyai tanggung jawab yang sangat berarti dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara memberi dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas kombos kecamatan singkil kota manado. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional melalui pendekatan cross sectional (potong lintang). Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kombos dan pengumpulan data secara via telepon online pada bulan September 2020. Populasi dan sampel berjumlah 50 responden berdasarkan data atau nomor telepon pasien yang di dapati pada apotik (kimia farma) tempat pengambilan obat pasien hipertensi. Alat ukur adalah kuesioner online. Analisis data yang digunakan menggunakan Uji Statistik Spearman Rho dengan nilai signifikansi < 0,005. Hasil penelitian menunujukkan dukungan keluarga baik sebesar 30 responden (60,0%), dukungan keluarga cukup sebesar 8 responden (16,0%) dan dukungan keluarga kurang sebesar 12 responden (24,0%). Untuk hasil kepatuhan memperlihatkan kategori patuh minum obat sebesar 34 responden (68,0%) dan kategori tidak patuh sebesar 16 responden (32,0%). Hasil uji statistik menunujukkan nilai signifikansi (p) 0,001 yang berarti adanya hubungan antara memberi dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Saran untuk penderita agar bisa menambahkan kepedulian kepada ketaatan konsumsi obat hipertensi, walaupun adanya dorongan keluarga yang kurang, padahal sangatlah penting dorongan keluarga dalam meninggikan ketaatan penderita dalam konsumsi obat. Dan saran untuk puskesmas agar mendukung dan memberi motivasi penderita hipertensi untuk menaikkan ketaatan dalam konsumsi obat. Kata Kunci : Memberi Dukungan Keluarga, Kepatuhan, Pasien Hipertensi ABSTRACTCompliance is where the patient performs the right way of treatment and good deeds recommended by health workers and those closest to him. Family support cannot be ignored, because family support is one of the elements of the power that controls obedience and has a very meaningful responsibility in life. The purpose of this study was to determine the relationship between providing family support with adherence to taking medication in hypertensive patients in the working area of the Kombos Community Health Center, Singkil District, Manado City. This research uses quantitative research with correlational descriptive design through cross sectional approach (cross-sectional). The research site is in the working area of the Kombos Health Center and data collection via telephone online in September 2020. The population and sample amounted to 50 respondents based on patient data or telephone numbers found at pharmacies (pharmacy chemistry) where hypertension patient drugs were taken. The measuring tool is an online questionnaire. The data analysis used was the Spearman Rho statistical test with a significance value <0.005. The results showed good family support by 30 respondents (60.0%), adequate family support by 8 respondents (16.0%) and less family support by 12 respondents (24.0%). For the results of adherence, there were 34 respondents (68.0%) who complied with taking medication and 16 respondents (32.0%) did not comply. The results of statistical tests showed a significance value (p) of 0.001, which means there is a relationship between providing family support with adherence to taking medication in hypertensive patients. Suggestions for sufferers to be able to add concern for compliance with hypertension drug consumption, even though there is a lack of family encouragement, even though it is very important for family encouragement to increase patient compliance in drug consumption. And suggestions for health centers to support and motivate hypertension sufferers to increase adherence to drug consumption. Keywords : Providing Family Support, Compliance, Hypertension Patient

    HUBUNGAN ANTARA SUHU LINGKUNGAN KERJA DAN JAM KERJA DENGAN STRES KERJA di PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK UNIT MANADO PROYEK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    Get PDF
    Stres kerja merupakan respon psikologis negatif dari pekerja, yang mengalami stres kerja 35% diantaranya mengalami stres kerja berakibat fatal dan diperkirakan hari kerja yang hilang sebesar 43%. Suhu lingkungan kerja merupakan faktor fisik lingkungan kerja, terdapat suhu lingkungan diatas nilai ambang batas dan dibawah nilai ambang batas. Jam kerja/hari seorang pekerja dapat bekerja dengan normal yaitu 8 jam/hari. tekanan yang berlebihan dari pekerjaan, hal ini dapat memicu stres akibat kerja. Jenis penelitian ini yaitu survei analitik yang bersifat observasional. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara suhu lingkungan kerja dan jam kerja dengan stres kerja di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Unit Manado Proyek Universitas Sam Ratulangi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 88 responden. Alat pengukuran untuk stres kerja menggunakan heat stress monitor, dan pengukuran stres kerja menggunakan kuesioner, serta di dalam kuesioner terdapat keterangan untuk jam masuk kerja dan pulang kerja untuk mengukur jam kerja/hari. Data diolah secara statistik menggunakan SPSS. Dari hasil penelitian terdapat 71 (80,7%) responden berada pada suhu lingkungan kerja diatas nilai ambang batas dan 17 (19,3%) responden berada pada suhu lingkungan dibawah nilai ambang batas. Tingakat stres kerja paling banyak responden berada pada tingkat stres kerja tinggi yaitu 60 (72,3%). Dengan P-value 0,000 artinya 8jam/hari yaitu 83(94,3%), dan paling sedikit =/ 8 hours / day is 83 (94.3%), and at least = / <8 hours / day 5 (5.7%). With p-value 0.037 and r 0.223. Based on these results it can be concluded that there is a relationship between the temperature of the work environment with work stress and the strength of a strong relationship with the direction of a positive relationship, and there is a relationship between working hours and work stress with the strength of weak relationships and the direction of positive relationships. There is a need to improve work hours regulation to reduce exposure time with work environment temperature above the threshold value.Keywords: Job stress, work environment temperature and working hour

    Evaluasi Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berdasarkan Permendagri No 77 Tahun 2020 Terhadap Laporan Keuangan Pada UPTD Balai Perbenihan Dan Persuteraan Alam Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

    Get PDF
    Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) merupakan implementasi dari kebijakan keuangan daerah yang memuat rencana keuangan yang diperoleh dan digunakan pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan kewenangannya untuk penyelenggaraan pelayanan umum dalam periode waktu tertentu yang ditetapkan. Setiappenyelenggaraan kegiatan yang menggunakan APBD harus dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaksanaan APBD, yang berarti bahwa mulai dari proses perencanaan, proses pelaksanaan harus dievaluasi secara bertahap agar dapatdiketahui apabila terjadi sesuatu yamg kurang baik dalam pelaksanaan APBD tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa evaluasi pertanggungjawabanpelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang dilakukan oleh UPTD Balai Perbenihan dan PersuteraanAlam Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara telah sesuai dengan Permendagri No 77 Tahun 202

    HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DOKTER PASIEN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TK. II ROBERT WOLTER MONGISIDI

    Get PDF
    ABSTRAKDalam komunikasi dokter dan pasien terdapat berbagai masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari segi pelayanan kesehatan sampai kepada tingkat efektifitas komunikasi dokter dan pasien yang menjadi hal penting yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien, hal tersebut yang menjadi salah satu tolak ukur dalam meningkatkan pelayanan rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara komunikasi dokter-pasien dengan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit TK. II Robert Wolter Mongisidi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit TK. II Robert Wolter Mongisidi, waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus-November 2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap yang dirawat selama 3 bulan terakhir (Agustus-Oktober 2019) yaitu sebanyak 6.143 pasien. Sampel yang digunakan yaitu 100 responden. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-square dengan nilai p<0,05. Hasil penelitian menunjukan, ada hubungan antara komunikasi verbal dan nonverbal dokter pasien dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit TK. II Robert Wolter Mongisidi, dengan nilai p<0,003.*Kata Kunci : Komunikasi, kepuasan pasienABSTRACTIn the communication of doctors and patients there are various problems caused by several factors, starting in terms of service to the level of effectiveness of communication between doctors and patients which is an important thing that can affect the level of patient satisfaction, this is one of the benchmarks in improving hospital service. The purpose of this study was to determine the relationship between the communication of the patient’s doctor with the level of the severity of the inpatient in the TK. II Robert Wolter Mongisidi Hospital. Type of research used is quantitative research with design cross sectional study. This research was carried out in a TK. II Robert Wolter Mongisidi Hospital, the time of the study was carried out in August to November 2019. The population in this study were inpatients treated for the last 3 months, as many as 6.143 patients. The sample used is 100 respondents. The results of the analysis using the chi square test with p values = o,o5. The results showed there was a relationship between verbal communication and nonverbal communication of the patient’s doctors with the level of satisfaction of inpatients in the TK.II Robert Wolter Mongisdi hospital with p values=0,003.*Keywords : Communication, patient satisfactio

    HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD LIUN KENDAGE TAHUNA KABUPATEN SANGIHE

    Get PDF
    Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya. Kinerja yang baik dapat dicapai dengan meningkatkan motivasi kerja. Semakin tinggi motivasi kerja seseorang maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna Kabupaten Sangihe. Desain penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna Kabupaten Sangihe pada bulan Juni-Oktober 2018. Penelitian ini mengambil total populasi perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kengahe Tahuna Kabupaten Sangihe. Sampel yang didapat sebanyak 64 perawat yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian yaitu kuesioner Misener Nurse Practitioner Job Satisfaction Scale (MNPJSS) untuk mengukur motivasi kerja dan lembar penilaian kinerja untuk mengukur kinerja perawat. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji statistik Fisher’s Exact antara variabel motivasi kerja dengan kinerja didapatkan nilai p=0,076 sehingga p>α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna Kabupaten Sangihe. Saran yang dapat diberikan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna Kabupaten Sangihe, diharapakan dapat terus menjaga dan meningkatkan kinerja dalam lingkungan organisasi dan memberikan perhatian lebih kepada perawat yang ada sehingga perawat lebih termotivasi untuk menampilkan kinerja yang lebih baik. Kata kunci: Motivasi kerja, kinerja perawat ABSTRACTPerformance is the result of work achieved by a person or group in an organization according to their authority and responsibility. Good performance can be achieved by increasing work motivation. The higher the motivation of one’s work, the higher the performance produced. The study aims to determine the correlation between work motivation and the performance of nurses in the Inpatient Installation of the General Hospital of Liun Kendage Tahuna, Sangihe District.The research design is analytic obseravational with cross-sectional approach. The research was conducted in Inpatient Installation of the General Hospital of Liun Kendage Tahuna, Sangihe District from June until October 2018. The study look the total elderly population in Inpatient Installation of the General Hospital of Liun Kendage Tahuna, Sangihe District. The samples obtained were 64 nurse who met the inclusion criteria and exclusion criteria. The research instrument was the Misener Nurse Practitiner Job Satisfaction Scale (MNPJSS) questionnaire for measure work motivation and performance assessment sheets to measure the performance of nurse. The analysis used is univariate and bivariate analysis using Chi Square test.         The result of this study shows that the Fisher’s Exact Test between variables of work motivation and the nurse performance obtained p value =0,076 (p>0,05). Based on the result of the study, there is no correlation between work motivation and the nurse performance in Inpatient Installation of the General Hospital of Liun Kendage Tahuna, Sangihe District.   Suggestions that can be given to hospitals are expected to continue to maintain and improve performance in the organizational environment an give more attention to existing nurses so that nurses are more motivated to display better performance. Keywords:  Work motivation, nurses performanc

    Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah pada Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Motivasi kerja adalah keadaan yang mendukung keinginan seseorang untuk bekerja dan mengarahkan serta menyalurkan sikap, perilaku dan tindakan orang tersebut karena mempunyai tujuan tertentu. Tenaga Kesehatan ialah individu yang mengabdi dibidang kesehatan dan mempunyai tingkat pengetahuan serta keterampilan berdasarkan pendidikan pada bidang kesehatan dalam jenis tertentu dan mempunyai wewenang melaksanakan upaya kesehatan.Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan bagian pelaksanaan teknis dinas Kabupaten/Kotaserta memiliki tanggungjawab dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Wilayah kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei analitik dengan rancangan cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Paniki Bawah pada bulan November sampai bulan Maret 2022. Berdasar kepada penelitian yang dilakukan kondisi kerja dan supervisi tenaga kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah masuk dalam kategori baik, tanggung jawab dan kompensasi tenaga kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah masuk dalam kategori kurang baik.Hasil uji Chi-Square, ada hubungan antara tanggung jawab dengan motivasi kerja, ada hubungan antara kompensasi dengan motivasi kerja, tidak ada hubungan antara kondisi kerja dengan motivasi kerja,tidak ada hubungan antara supervisi dengan motivasi kerja

    ANALISIS PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT DALAM KESEMBUHAN PASIEN TB DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG TAHUN 2020

    Get PDF
    Pengawas menelan obat atau disebut dengan istilah PMO adalah bertugas menjamin keteraturan pengobatan agar pasien lekas sembuh atau sukses berobat, pengobatan pasien TB bergantung oleh banyak faktor, salah satunya adalah peranan dari seorang pengawas menelan obat. Puskesmas Bitung Barat merupakan salah satu puskesmas di kota Bitung dengan penduduk terbanyak, dan tingkat kesembuhan dan penemuan kasus TB tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengawas menelan obat di puskesmas Bitung Barat Kota Bitung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September tahun 2020 dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 9 informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran PMO di puskesmas Bitung Barat dalam mengawasi penderita TB menelan obat,memberikan dorongan agar pasien mau berobat secara teratur, membantu atau mendampingi penderita TB dalam mengambil obat di puskesmas sudah baik, namun perannya dalam mengedukasi pasien dan keluarga belum maksimal, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang didapat tentang TB. Diharapkan bagi pihak puskesmas agar dapat lebih lagi memberikan pengetahuan tentang Tuberkulosis kepada para PMO dalam menjalankan tugasnya. Kata Kunci: Peran, PMO, Tuberkulosis, Puskesmas ABSTRACTSupervisors to ingest drugs or referred to as PMOs are in charge of ensuring regularity of treatment so that patients recover quickly or have successful treatment, TB patient treatment depends on many factors, one of which is the role of a supervisor to ingest drugs. The West Bitung Community Health Center was one of the health centers in the city of Bitung with the largest population, and the highest TB case detection and cure rates. This study aims to determine the role of supervisors to ingest drugs at the West Bitung health center, Bitung City. This research was held from August to September 2020 using qualitative research methods through observation, document review and in-depth interviews with 9 informants. The results of this study indicate that the role of PMO in Bitung Barat puskesmas in supervising TB sufferers from ingesting drugs, encouraging patients to seek treatment regularly, helping or accompanying TB sufferers in taking drugs at puskesmas was good, but its role in educating patients and their families has not been optimal this is due to the lack of information obtained about TB. It is hoped that the puskesmas will be able to provide more knowledge about Tuberculosis to PMOs in carrying out their duties. Keywords: Role, PMO, Tuberculosis, Public health cente

    HUBUNGAN ANTARA PENGGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA REMAJA DI SMA ADVENT TANAH PUTIH LIKUPANG BARAT

    Get PDF
    Media sosial merupakan alat atau sarana komunikasi  berbasis online yang digunakan oleh individu/kelompok untuk saling terhubung. Penggunaan media sosial dapat menimbulkan efek yang positif maupun negative bagi kesehatan, salah satunya gangguan tidur atau di kenal dengan insomnia. Insomnia merupakan ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Advent Tanah Putih Likupang Barat. Jenis penelitian kuantitatif, survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu seluruh siswa yang memenuhi krikteria inklusi dan eksklusi berjumlah 136 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Menggunakan uji statistik chi-square. Dari hasil penelitian, siswa yang menggunakan media sosial ≥5 jam sebanyak 52.9 %, sedangkan yang mengalami kejadian insomnia sebanyak 78,7%  siswa. Hasil uji statistik didapati nilai p=1.000>α=0,05. Kesimpulannya adalah tidak adanya hubungan antara penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Advent Tanah Putih Likupang Barat.  Kata kunci: Media sosial, Insomnia ABSTRACT Social media is a tool or means of communication based online that is used by individuals/groups to connect to each other. The use of social media can have positive or negative effects on health, one of which is sleep disorders or known as insomnia.  Insomnia is a person's inability to meet sleep needs in both quality and quantity. This research is intended to find out whether there is a relationship between the use of social media and the incidence of insomnia in adolescents at Advent Tanah Putih High School, West Likupang. Type of quantitative research, analytic survey using cross sectional approach. The sample of the study were all students who met the inclusion and exclusion criteria totaling 136 students. Data collection using interview methods and filling out questionnaires. Use the chi-square statistical test. From the results of the study, students who used social media ≥5 hours were 52.9%, while those who experienced the incidence of insomnia were 78.7% of students. The statistical test results found the value of p =1,000>α =0.05. The conclusion is that there is no relationship between the use of social media and the incidence of insomnia in adolescents at Advent Tanah Putih High School, West Likupang. Keywords: Social media, insomnia

    PENGARUH PERSEPSI MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS MOTOLING BARAT

    Get PDF
    ABSTRAKMutu jasa pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 responden. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik regresi linier nilai signifikansi untuk pengaruh variabel persepsi reliabilitas  terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 0,255 lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan tidak terdapat pengaruh secara persial, nilai signifikansi variabel Persepsi jaminan terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 0,287 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh secara persial, nilai signifikansi untuk pengaruh variabel persepsi buktu bukti fisik kepuasan pasien adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh secara persial, nilai signifikansi variabel Persepsi Empati terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 0,264 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh secara persial, nilai signifikansi variabel Persepsi daya tanggap terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara persial. Berdasarkan hasil penelitian uji statistik regresi linier berganda hasil uji F atau secara simultan (bersama-sama) diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh persepsi reliabilitas, jaminan,  bukti fisik, empati, daya tanggap terhadap kepuasan pasien adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehinga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara mutu jasa pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien di Puskesmas Motoling Barat.Kata Kunci : mutu, Kepuasan pasienABSTRACTThe quality of health-care services ii the degree statistying people needs or individual to the health-care ass a good professional standard with the natural usa of resoures, efficient, effective in the limitations of government and community, it is artanged safely  and statisfies customers according to good norms and ethics. The type of this research is quantitative research with surveying methods, have descriptive. The sample in this study amounted to 90 respondents. The result of this research accoding the statistical test for regression linier, significance value to effect variable perception reliability (reliability)  of patient’s statisfaction 0,225 is greater than 0,05 it can  be concluded there is no effect perversely, significance value to effect variable perception assurance (assurance) of patient’s statisfaction 0,287 is greater than 0,05 it can  be concluded there is no effect perversely, significance value to effect variable perception physical evidence (tangible) of patient’s statisfaction 0,000 is smaller than 0,05, it can concluded there is effect perversely, significance value to effect variable perception empathy (empathy) of patient’s statisfaction 0,246 is greater than 0,05, it can  be concluded there is no effect perversely, significance value to effect variable perception responsiveness (responsiveness) to patient’s statisfaction 0,000 is smaller than 0,05, it can concluded there is effect perversely. Basad on the results pf regression to multiple linier statistic test result F or simultaneons (together) significance value is known to perception effect reliability (reliability), assurance (assurance), physical evidence (tangible), empathy (empathy), responsiveness (responsiveness) of patien’s statisfaction 0,000 is smaller than 0,05 so that can be concluded that there are effect between quality health-care services of patient’s satisfaction in Puskesmas Motoling Barat

    HUBUNGAN MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BUDI MULIA KOTA BITUNG

    Get PDF
    Latar Belakang : Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya asuhan kesehatan. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Kepuasan pasien adalah indikator pertama dari rumah sakit dan ukuran mutu pelayanan. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan bulan April-Juli 2018 di Rumah Sakit Budi Mulia Kota Bitung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien rawat inap dari bulan Januari-Maret sejumlah 1.922, sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap pada kelas I, II, dan III 95 pasien. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariate dengan menggunakan uji korelasi spearman. Hasil Penelitian : Menunjukkan H1 diterima artinya ada hubungan mutu jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Budi Mulia Kota Bitung dengan nilai p= 0,002 (Pvalue < 0,05), dan nilai koefesien korelasi didapatkan 0,315**. Mutu Jasa Pelayanan kesehatan 52,6% memilih baik dan tingkat kepuasan pasien 60% yang merasa puas. Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan mutu jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Budi Mulia. Pasien rawat inap merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan karena mutu jasa pelayanan kesehatan sudah baik di Rumah Sakit Budi Mulia Kota Bitung.Kata Kunci : Mutu Jasa Pelayanan Kesehatan dan Tingkat Kepuasan PasienABSTRACTBackground : The quality of health services is the degree of fulfillment of health care. Hospitals are health care institutions that provide health services such as inpatient, outpatient and emergency services. Patient satisfaction is the first indicator of a hospital and a measure of service quality.Method : This was a descriptive analytic quantitative research with cross sectional study design. This research was conducted in April-July 2018 at Budi Mulia Hospital, Bitung City. The population in this study were all inpatients from January to March totaling 1,922 patients, and the samples in this study were inpatients in class I, II, and III which was 95 patients. The instrument used was a questionnaire. Data analysis was univariate analysis and bivariate analysis using Spearman correlation test. Results : This study showed the correlation between the quality of health care services and the level of inpatients satisfaction at Budi Mulia Hospital in Bitung City, with p value = 0.002 (p value <0.05), and correlation coefficient value was 0.315 **. There was 52.6% respondents chose good for health service quality and 60% patients who felt satisfied for satisfactory level.Conclusion : There was a significantly correlation between the quality of health care services and the level of inpatients satisfaction at Budi Mulia Hospital. If the quality of health services improved patient satisfaction rate will increase.Keywords: quality of health care Services and the level of inpatients satisfactio
    corecore