2 research outputs found

    Arahan Pengembangan Pariwisata di Bali Selatan; "Studi Komparasi antara Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar"

    Get PDF
    Pariwisata merupakan sektor penggerak dalam perekonomian Provinsi Bali. Dalam pengembangnya masih terjadi ketidakmerataan pengembangan, pada wilayah Bali Selatan, pengembangan pariwisata berpusat pada Kabupaten Badung dan Denpasar, hal tersebut dapat dilihat dari PDRB serta jumlah fasilitas akomodasi yang dimiliki. Padahal bila dilihat dari potensi pariwisata, Kabupaten Gianyar memiliki potensi paling besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Ketidakmerataan tersebut menyebabkan daerah lain yang memiliki potensi wisata tidak dapat berkembang dengan maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan penelitian mengenai arahan pengembangan pariwisata berdasarkan faktor prioritas yang mempengaruhi ketidakmerataan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung dan Gianyar. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan, tahapan pertama adalah menetukan faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung dan Gianyar menggunakan teknik analisis Delphi, tahapan kedua adalah menentukan faktor prioritas yang menyebabkan ketidakmerataan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung dan Gianyar dengan teknik analisi Crosstabulasi. Dan tahap ketiga adalah merumusakan arahan pengembangan pariwisata berdasarkan faktor prioritas ketidakmerataan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung dan Gianyar dengan teknik analisis Deskriftif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis faktor yang menyebabkan ketidakmerataan terdiri dari 11 variabel, sedangkan hasil dari analisis faktor prioritas terdiri dari 8 variabel. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka arahan pengembaangan pariwisata pada Kabupaten Gianyar adalah meningkatkan atraksi wisata, fasilitas pendukung dan akomodasi, program pengelolaan DTW, sedangkan arahan pengembangan untuk Kabupaten Badung adalah redistribusi fasilitas akomodasi dan kerjasama dalam pengelolaan daya tarik wisata di pada desa wisata. ================================================================== Tourism is a driving sector in Bali Province’s economy. In its development, inequality is still found in South Bali. The tourism development mostly is centred in Badung Regency and Denpasar. This inequality can be seen from the GDRP as well as the number of accommodation facilities available. In fact, in terms of tourism potential, Gianyar Regency has greater potential in comparison to other regencies. Other regions that actually has tourism potentials are unable to develop maximally due to this inequality. Based on this problem, research on the direction of tourism development based on priority factors influencing tourism development inequality in Badung Regency and Gianyar Regency should be conducted. This research was divided into 3 stages. The first stage was determining the factors determining tourism development inequality in Badung Regency and Gianyar Regency using Delphi analysis technique. The second stage was determining the priority factors causing tourism development inequality in Badung Regency and Gianyar Regency using Cross Tabulation analysis technique. And the third stage was formulating the direction of tourism development based on the priority factors of tourism development inequality in Badung Regency and Gianyar Regency using Descriptive-Qualitative analysis technique. Based on the results of the analyses, the factors causing inequality consisted of 11 variables, whereas the priority factors consisted of 8 variables. According the results of the analyses, the directions of tourism development in Gianyar Regency include improving tourism attractions, supporting facilities and accommodations and implementing tourism destination management program, while the directions of tourism development in Badung Regency include redistributing accommodation facilities and developing cooperation in the tourism attraction management in tourism villages

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK IBU YANG MEMILIKI BALITA BERISIKO STUNTING DI BANJAR TRIWANGSA-PAYANGAN GIANYAR BALI

    Get PDF
    Stunting is still a major nutritional problem in Indonesia and Bali. One district that has a fairly high stunting rate is Bresela Village, Payangan District. Triwangsa is one of the district located in Bresela village, based on a quick survey conducted on pregnant women and mothers who have babies under two years old in Triwangsa district, Bresela Village, Payangan, low knowledge and bad attitudes and behavior towards stunting prevention especially in terms of time, type and form of complementary feeding as a nutritional intake for the first 1000 days of life. The service implementation method is in the form of interactive dialogue and a demonstration of making balanced solid food. This activity succeeded in increasing partners' knowledge by 75% regarding stunting and balanced complementary foods of breast milk. After the assistance is carried out, it can be seen that the behavior changes of partners in providing balanced complementary foods to toddlers
    corecore