4 research outputs found

    Pengaruh Iradiasi Gamma Pada Aktivitas Sitotoksik Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff) Boerl.)

    Full text link
    Iradiasi gamma telah digunakanoleh industri obat herbal untuk pengawetan simplisia tanaman obat, tetapi pengaruh iradiasiterhadap khasiatnya belum diteliti. Tujuan penelitian adalah memperoleh dosis iradiasi optimaluntuk pengawetan simplisia daging buah mahkota dewa tanpa merusak khasiatnya. Telahdilakukan iradiasi gamma terhadap simplisia daging buah kering mahkota dewa pada variasidosis 0; 5; 7,5 ; 10; 15; 20 kGy. Cemaran mikroba diuji dengan metode yang mengacu padaSNI, yang menunjukkan bahwa dosis 5 kGy telah dapat membunuh seluruh mikroba. Masingmasingsampel dimaserasi dengan etanol, lalu ekstrak yang diperoleh difraksinasi dengankromatografi kolom, diperoleh 8 fraksi. Uji sitotoksisitas fraksi-fraksi terhadap sel leukemiaL1210 menunjukkan bahwa Fr.3 merupakan fraksi paling sitotoksik. Untuk menentukan dosisiradiasi optimal dalam menghambat pertumbuhan serta membunuh semua bakteri dankapang/khamir pada simplisia daging buah mahkota dewa tanpa menurunkan aktivitassitotoksik, dilakukan analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi cair kinerja tinggi(KCKT) terhadap Fr.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi dengan dosis > 5 kGy padasimplisia daging buah mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh semuabakteri serta kapang khamir yang ada tanpa menurunkan aktivitas sitotoksik ekstrak etanolsecara nyata terhadap sel leukemia L1210. Penurunan aktivitas sitotoksik ekstrak etanolterhadap sel leukemia L1210 secara nyata terjadi setelah iradiasi pada dosis > 10 kGy. Padadosis 10 kGy, aktivitas sitotoksik sudah terlihat menurun meskipun belum melampaui batassuatu fraksi dinyatakan tidak aktif dan hasil analisis profil kromatogram KLT menunjukkanbahwa Fr. 3 sedikitnya mengandung 10 komponen. Iradiasi sampai dengan dosis 20 kGymengakibatkan intensitas salah satu puncak mayor menurun, dan penurunannya sebandingdengan besarnya dosis. Dosis 5 sampai 10 kGy merupakan dosis optimum untuk tujuanpengawetan tanpa merusak aktivitas sitotoksiknya

    Radiation-Induced Degradation of Pirimiphos Methyl in Aerated Solution

    Full text link
    Degradation of pirimiphos methyl (1) as an active ingredient in Minawet insecticide 250 EC formulation in aqueous solution was studied. The absorbance, pH, COD (Chemical Oxygen Demand) in aerated solution, and the analyses of degradation products at various irradiation doses with dose rate of 5 kGy/h were observed. The absorbance decreased rapidly at low doses (£ 10 kGy), while at high doses (> 10 kGy) decreased slowly. The optimum irradiation dose for pirimiphos methyl degradation in aerated solution was found to be 15 kGy at pH 3.6. At that condition, more than 99% of pirimiphos methyl has been degraded and the COD of solution decreased about 82%. The analysis of irradiated samples by GC-MS and HPLC showed that 2-diethylamino-6-methyl-4-oxo-3,4-dihydropyrimidine (3) and oxalic acid were clarified as degraded product

    Hydrocarbon Distribution in Sediments of Jakarta Bay

    Full text link
    The analysis of sediments hom stations I, 29, 9, I5, 17 and 25 located in Jakarta Bay were carried out. Sampels were Soxhlet-extracted for I4 hours with methylene chloride J methanol (I: I ), followed by saponi/icatian using KOH in methanol and benzene, Unsaponwcation parts were extracted using n-hexanes. Extracted samples were analyzed using gas chromatography with capiler column of SPB-I. From chromatogram results it was noted that the analysis of sea sediment sea from each station in Jakarta Bay indicate the distribution if n-allranes in the range of CN-C;6 which were dominated by an even carbon. From the results it is assumed that Jakarta Bay sediment may have natural hydrocarbon sources which may come from either the red or blue algae
    corecore