4 research outputs found

    Pengembangan Media Treasure Sensory Cube Untuk Meningkatkan Pengalaman Bermain Sensori Bagi Anak Usia 3-4 Tahun

    Get PDF
    AbstractSensory development in early childhood is the abilities and skills that are formed from the time the child is born which will determine the child's future life experiences. In the sensory development of children aged 3-4 years at school, a condition was found where the lack of availability of sensory play media was limited and not varied, this could influence the lack of sensory play experience in early childhood. Activities in class still often use paper media, such as coloring or painting, which does not provide a variety of learning media. The aim of this research is to find out how to develop the Treasure Sensory Cube media to improve sensory play experiences for children aged 3-4 years. This type of research uses R&D research, using the ADDIE development model. The data analysis technique used in this research is descriptive quantitative and qualitative data. Quantitative data collection was taken from the results of a questionnaire sheet by experts using a checklist scale and descriptive qualitative data was taken from the results of input by experts and also the results of implementation with children aged 3-4 years which were qualitative in nature. The results of this research obtained scores of 87.5% and 96.8% so that it is in the very feasible category and the implementation results can be played by children. So it can be concluded that the Treasure Sensory Cube media is suitable for use to provide sensory play experiences for children aged 3-4 years.Keywords: Media Treasure Sensory Cube; Sensory; Early childhoodAbstrakPerkembangan sensori pada anak usia dini merupakan kemampuan dan keterampilan yang terbentuk sejak anak lahir yang akan menentukan pengalaman hidup anak dimasa depan. Pada perkembangan sensori anak usia 3-4 tahun di sekolah ditemukan suatu kondisi dimana kurangnya ketersediaan media bermain sensori yang terbatas dan tidak beragam, hal ini dapat mempengaruhi kurangnya pengalaman bermain sensori pada anak usia dini. Kegiatan di kelas masih sering menggunakan media kertas seperti mewarnai atau melukis saja tidak memberikan media pembelajaran yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengembangan media Treasure Sensory Cube untuk meningkatkan pengalaman bermain sensori bagi anak usia 3-4 tahun. Jenis penelitian menggunakan penelitian R&D, dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data kuantitatif diambil dari hasil lembar angket oleh ahli menggunakan skala checklist dan data kualitatif deskriptif diambil dari hasil masukan oleh para ahli dan juga hasil implementasi bersama anak usia 3-4 tahun yang bersifat kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini dengan mendapatkan nilai 87,5% dan 96,8% sehingga berada pada kategori sangat layak dan hasil implementasi dapat di mainkan oleh anak. Maka dapat disimpulkan media Treasure Sensory Cube layak untuk digunakan untuk dapat memberikan pengalaman bermain sensori pada anak usia 3-4 tahun.Kata kunci: Media Treasure Sensory Cube; Sensori; Anak Usia Din

    Virtual Storytelling Sebagai Upaya Peningkatan Kegiatan Belajar di Rumah Anak Usia Dini Kota Salatiga

    Get PDF
    The role of Early Childhood Education is to provide optimal and appropriate facilities for children's growth and development. However, in the community there are many obstacles that occur in its implementation and application, especially in the current condition of the COVID-19 pandemic. All schools are closed and children have to study at home with limited social activities. The assignment given by the teachers is ineffective considering the various backgrounds of parents, so that not a few parents feel burdened by the learning method. Therefore, PG-PAUD UKSW captures this need as a form of aspiration that will be responded to by carrying out community service activities through virtual storytelling activities that can increase the variety of learning activities at home for early childhood amid the COVID-19 pandemic in Salatiga.Peran dan tugas dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah memberikan fasilitas secara optimal dan tepat bagi tumbuh kembang anak. Tetapi, di masyarakat banyak kendala yang terjadi dalam pelaksanaan dan aplikasinya, terlebih dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Semua lembaga PAUD tutup dan anak-anak harus belajar di rumah keterbatasan interaksi sosial. Kegiatan dan penugasan yang diberikan guru dirasa belum efektif mengingat begitu beragam latar belakang orangtua, sehingga tak sedikit orangtua merasa terbeban dengan metode pembelajaran tersebut. Oleh karena itu PG-PAUD UKSW menangkap kebutuhan ini sebagai bentuk aspirasi yang akan direspon dengan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat melalui kegiatan virtual storytelling yang dapat meningkatkan ragam kegiatan belajar di rumah pada anak usia dini di tengah pandemi COVID-19 di Salatiga

    Analisis Kesulitan Penilaian Autentik DALAM Pembelajaran Daring PAUD selama Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan dalam melakukan penilaian perkembangan anak usia dini sesuai dengan prinsip penilaian autentik selama pembelajaran daring Belajar dari Rumah (BDR) di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian 68 guru PAUD yang berasal dari beberapa daerah kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data menggunakan menggunakan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik Model Miles dan Huberman, yang memuat 3 tahapan analisis data yaitu; reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan tiga aspek kesulitan guru dalam melakukan penilaian autentik perkembangan anak usia dini selama masa belajar dari rumah yaitu; Pertama, aspek pemahaman dan keterampilan guru PAUD yang meliputi: 1) Guru tidak mengetahui capaian perkembangan AUD secara langsung; 2) Guru tidak mendapatkan data capaian perkembangan AUD secara komprehensif; 3) Guru belum memahami konsep penilaian autentik PAUD; 4) Guru belum memahami berbagai teknik dan instrumen penilaian autentik; dan 5) Guru belum memahami prosedur penilaian autentik PAUD. Kedua, aspek pemahaman dan keterampilan orang tua yang meliputi: 1) Orang tua belum memahami tujuan pembelajaran dan kaitannya dengan dokumentasi penilaian; 2)Orang tua kesulitan memahami informasi kegiatan yang dapat didokumentasikan; 3) Orang tua tidak mengirimkan dokumentasi kegiatan BDR; 4) Orang tua kesulitan memahami penggunaan fitur-fitur media daring yang digunakan dalam proses pembelajaran daring. Ketiga, aspek ketersediaan sarana pembelajaran daring, yang meliputi; 1) jaringan internet yang tidak stabil selama proses pembelajaran daring; 2) Ketersediaan perangkat gadget dengan spesifikasi yang mendukung pembelajaran daring
    corecore