4 research outputs found

    Pengaruh Perubahan Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Konsentrasi Klorofil terhadap Hasil Produksi Ikan Pelagis di Perairan Selatan Jawa Tengan dan Daerah Istimewa YOGYAKARTA

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persebaran SPL dan klorofil pada musim barat, pancaroba dan timur, (2) mengetahui hubungan antara SPL dan klorofil, dan (3) mengetahui hubungan SPL dan klorofil terhadap hasil produksi ikan pelagis. Metode untuk memperoleh SPL dan klorofil dengan citra MODIS menggunakan software SeaDas, dengan menerapkan algoritma Miami Pathfinder untuk SPL dan algoritma Carder untuk klorofil. Hubungan SPL dan klorofil diperoleh dengan analisis statistik korelasi, sedangkan hubungan SPL dan klorofil terhadap hasil produksi ikan pelagis menggunakan pendekatan grafik. Hasil penelitian menunjukkan pada musim barat, kondisi SPL berkisar 28-31°C dan klorofil berkisar 0.07-0.3mg/m3; musim pancaroba, awal SPL berkisar 27-30°C dan klorofil 0.08-0.3mg/m3; pada musim timur, SPL berkisar 24-27°C dan klorofil berkisar 0.1-1mg/m3; dan pada musim pancaroba akhir tahun, SPL berkisar 24-29°C dan klorofil 0.08-1mg/m3. Hasil analisis korelasi antar SPL dan klorofil menunjukkan nilai yang signifikan berkisar antara 0.5 – 0.8, baik hubungan yang bersifat positif maupun negatif. SPL yang bersuhu dingin berkisar 24-27°C memiliki hasil produksi ikan pelagis yang tinggi mencapai 5.232,51 ton dengan kondisi klorofil yang tinggi mencapai lebih dari 0.6 mg/m3

    Aplikasi Topographic Wetness Index untuk Pemetaan Fraksi Lempung di Daerah Aliran Sungai Serang, Kulonprogo, Daerah Istimewa YOGYAKARTA

    Full text link
    Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang mempengaruhi berbagai sifat tanah. Pendekatan topografi dengan Topographic Wettness Index berkorelasi terhadap fraksi-frakasi tanah namun belum banyak penelitian yang mengkaji kemampuannya memetakan lempung. Tujuan penelitian ini adalah memetakan fraksi lempung menggunakan TWI. Sumber Digital Elevation Model yang digunakan adalah infromasi hipsografi Peta Ruupabumi Indonesia berskala 1 : 25.000. Informasi sudut lereng dan akumulasi aliran dari DEM RBI digunakan untuk memodelkan TWI. Pemetaan fraksi lempung dilakukan dengan menggunakan hubungan regresi antara TWI dengan persentase fraksi lempung di lapangan. Sampel tanah lapangan diambil pada tanah permukaan dengan kedalaman 0-0,1 meter. Hasil menunjukkan bahwa peta persentase fraksi lempung dari TWI memiliki akurasi maksimal 47,66% dengan akurasi minimal 13,12%. Rendahnya akurasi peta lempung dikerenakan DAS Serang memiliki faktor pembentuk tanah yang kompleks. Pendekatan topografi dengan TWI tidak cukup efektif untuk memetakan fraksi lempung di DAS Serang
    corecore