10 research outputs found
Ekspresi Glukosa Transporter 2 Sel Beta Pankreas pada Tikus yang Diinduksi Streptozotocin dan Nikotinamid
Diabetes Mellitus (DM) type II occurs in individual with insulin resistance or β pancreaticcells damage which is not able to respond glucose and produce insulin. Insulin is an importanthormon in glucose transport. Glucose transporter (GLUT-2) in β pancreatic cell membranes isresponsible for glucose transport that will stimulate insulin secretion. The purpose of thisresearch was to the effectson GLUT-2 protein expression in pancreatic β cells ofStreptozotocin-Nicotinamide-induced(STZ-NA) rats.This research performed using two groups of male Wistar rats. Group I was normalcontrol group, while Groups II were induced with STZ-NA. The dosage used in STZ induction is50 mg / kg WB rats and NA 110 mg / kg WB rats. The expression of GLUT-2 protein in βpancreatic cells in rats were observed by using immunohistochemistristy method.The result showed that the density of GLUT-2 protein in β pancreatic cells significantlydecreased in the group STZ-NA-induced rats comparing to normal control groupDiabetes Melitus (DM) tipe II terjadi pada individu dengan resistensi insulin ataukerusakan sel β pankreas sehingga tidak mampu merespon glukosa untuk menghasilkaninsulin. Insulin merupakan hormon penting dalam transport glukosa. Glukosa transporter 2(GLUT-2) pada membran sel β pankreas bertanggung jawab pada transport glukosa yang akanmenstimulasi sekresi insulin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi proteinGLUT-2 pada sel β pankreas tikus yang diinduksi Streptozotocin (STZ)-Nikotinamid (NA).Penelitian menggunakan 2 kelompok tikus Wistar jantan. Kelompok I sebagai kontrolnormal; kelompok II diinduksi STZ-NA. Dosis yang digunakan pada induksi STZ yaitu 50 mg/kgBB tikus dan NA 110 mg/kg BB tikus.Pengamatan ekspresi protein GLUT-2 sel β pankreas tikusdilakukan secara imunohistokimia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan densitas GLUT-2 sel pada βpankreas tikus yang diinduksi STZ-NA dibandingkan dengan kelompok tikus norma
Uji Iritasi dan Uji Sifat Fisik Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry) dengan Variasi Konsentrasi HPMC
Inflamasi merupakan respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologi. Salah satu bahan alam yang memiliki khasiat antiinflamasi adalah minyak atsiri daun cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas minyak atsiri daun cengkeh, formulasi gel minyak atsiri, serta uji sifat fisik dan uji iritasinya. Minyak atsiri diperoleh dengan destilasi uap dan air. Minyak atsiri yang didapat digunakan dalam sediaan gel dengan konsentrasi hidroksipropil metilselulose (HPMC) 3% (FI), HPMC 3% dan  minyak atsiri 6% (FII), HPMC 6% (FIII), HPMC 6% dan minyak atsiri 6% (FIV), HPMC 10% (FV), serta HPMC 10% dan minyak atsiri 6% (FVI). Pengamatan terhadap gel meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, uji daya lekat, dan uji daya sebar. Gel yang telah diuji sifat fisiknya, dievaluasi iritasinya terhadap kulit dengan metode Draize test. Data hasil pengujian dianalisis statistik dengan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil minyak atsiri daun cengkeh yaitu berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas daun cengkeh dengan nilai rendemen sebesar 1,6%, indeks bias sebesar 1,525, dan bobot jenis sebesar 1,02. Gel daun cengkeh memenuhi standar kualitas gel yaitu homogenitas, daya sebar,  pH, dan daya lekat. Analisis statistik terhadap masing-masing percobaan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil percobaan terhadap uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan gel tidak menimbulkan iritasi pada kulit marmut
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENANGANAN DIARE PADA ANAK DAN BALITA DI POSYANDU “DEMAK” KELURAHAN BANJARSARI
Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat mengenai Penyuluhan dan Pelatihan Penanganan Diare pada anak dan Balita di Posyandu Kelurahan Banjarsari Kota Surakarta dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran pentingnya penanganan diare sejak awal. Sasaran pengabdian ini adalah penanganan awal ketika anak dan balita diare dan pemahaman pembuatan oralit dirumah ketika tidak tersedia oralit. Kegiatan penyuluhan ini selain peserta mampu mengenai penanganan diare dan pembuatan oralit dirumah, juga disampaikan mengenai pengenalan diare dari beberapa sumber penyebab diare. Faktor penyebab diare yaitu kebersihan lingkungan, makanan dan bakteri.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) berupa feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) demikian kandungan air pada feses lebih banyak dari biasanya. Bila dilihat per kelompok umur, diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan menurut jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan.
Penyuluhan mendapatkan respon positif dari masyarakat, dimana masyarakat membutuhkan adanya sosialisasi kesehatan seperti ini. Pentingnya menjaga kebiasaan bersih menjadi salah satu pencegah terjadinya diare serta konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan ditambah suplemen pendukung. Bagi anak faktor terpenting saat diare adalah pemenuhan kebutuhan cairan untuk menjaga kejadian dehidrasi, sehingga perlu disampaiakan ke masyarakat
UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L) PADA MENCIT PUTIH YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Diabetes mellitus is a chronic disease that caused of decreasing insulin production at Pancreatic β cell or insulin production which not effective. The purpose of this research was proving catappa’s leaves extract (Terminalia catappa L) have an activity to decrease blood glucose levels trough diabetics on effective doses. The prominent goal may achieved was obtaining efficacious natural medicine of anti-diabetes and knowing the effective doses of catappa’s leaves extract (Terminalia catappa L) as anti-diabetes.
This Anti-hyperglycemic research is using mice as many as 30 mice. The activity experiment of anti-diabetes was executed to 6 treatment groups, there are Group I (normal control), Group II negative control (alloxan induced 180 mg/kgBW and aquadest), Group III (alloxan induced and catappa’s leaves extract 75 mg/kgBW), Group IV (alloxan induced and catappa’s leaves extract 150 mg / kgBW), Group V (alloxan induced and catappa’s leaves extract 300 mg/kgBW), and Group VI (positive control that given by alloxan induced and glibenclamide 10mg/kgBW). All of the treatment group was given with that treatment for 14 days and were carried measurement of blood glucose levels on days 0, 3, 10, 17. The leaf extract anti-diabetes activities shown by calculating hypoglycemic capacity of each treatment.
The result of this research showed that the ethanol extract of catappa’s leaves have anti-hyperglycemic activities on mice that alloxan induced. At the doses of ethanol extract of leaves of catappa 300 mg/kgBW have effectively anti-hyperglycemic activities than doses of 150 mg/kgBW and 75 mg/kgBW that was comparable with positive control groupDiabetes melitus adalah penyakit kronik yang disebabkan karena penurunan produksi insulin pada sel β pankreas atau pruduksi insulin yang tidak efektif. Daun ketapang (terminalia catappa l) diduga memiliki aktivitas antihiperglikemik sehingga penelitian bertujuan untuk membuktikan ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L) memiliki aktivitas menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes pada dosis yang efektif. Target khusus yang ingin dicapai adalah memperoleh obat alam berkhasiat antidiabetes dan mengetahui dosis efektif ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L) sebagai antidiabetes.
Penelitian antihiperglikemik menggunakan mencit putih sebanyak 30 ekor. Pengujian aktivitas antidiabetes dilakukan pada 6 kelompok perlakuan yaitu kelompo I (kontrol normal), kelompok II kontrol negatif (induksi aloksan 180 mg/kgBB dan aquadest), kelompok III (induksi aloksan dan ekstrak daun ketapang 75 mg/kgBB), kelompok IV (induksi aloksan dan ekstrak daun ketapang 150 mg/kgBB), kelompok V (induksi aloksan dan ekstrak daun ketapang 300 mg/kgBB), dan kelompok VI kontrol positif (induksi aloksan dan glibenklamid 10mg/kg BB). Semua kelompok perlakuan diberikan perlakuan tersebut selama 14 hari dan dilakukan pengukuran kadar gula darah pada hari ke 0, 3, 10, 17. Aktivitas antidiabetes ekstrak daun ketapang ditunjukkan dengan cara menghitung daya hipoglikemik masing-masing perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ketapang mempunyai aktivitas antihiperglikemik pada mencit yang diinduksi aloksan. Pada dosis uji ekstrak etanol daun ketapang 300 mg/kg BB mempunyai aktivitas antihiperglikemik yang efektif dibanding dengan dosis 150 mg/kg BB dan 75 mg/kg BB yang sebanding dengan kelompok kontrol positif
PEMANFAATAN KULIT JERUK UNTUK PEMBUATAN LOTION ANTI NYAMUK SEBAGAI UPAYA LINGKUNGANKU BEBAS SAMPAH DAN BEBAS NYAMUK
Community service activities regarding my environment free of rubbish and mosquito-free in the Kadipiro sub-district of Surakarta City were carried out with the aim of increasing awareness of the importance of waste management and management into usable goods. The goal of this service is to provide knowledge and skills to the Kadipiro community in utilizing organic waste that has the potential to be mosquito repellent. The skills that will be given to the community are training in making citrus peel to be made into an anti-mosquito lotion that can be used directly by the community to prevent dengue fever and training of larva (jumantik) monitoring cadres in each RT located in RW 18 Kadipiro Surakarta. The method used to achieve this goal is to provide training on how to make mosquito repellent with orange peel base material, mentoring jumantik cadres and cultivating plants that have the potential to be mosquito repellentKegiatan Pengabdian Kepada masyarakat mengenai Lingkunganku bebas Sampah dan Bebas Nyamuk di Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah dan pengelolaan menjadi barang yang dapat digunakan.
Sasaran pada pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat Kadipiro dalam memanfaatkan sampah organik yang berpotensi sebagai anti nyamuk. Ketrampilan yang akan diberikan kepada masyarakat yaitu pelatihan pembuatan dari kulit buah jeruk yang akan dibuat menjadi lotion antinyamuk yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat untuk mencegah penyakit demam berdarah serta pelatihan kader juru pemantau jentik (jumantik) disetiap RT yang ada dikelurahan RW 18 Kadipiro Surakarta.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memberikan pelatihan cara membuat lotian anti nyamuk dengan bahan dasar kulit jeruk, pendampingan kader jumantik dan membudidayakan tanaman-tanaman yang berpotensi sebagai anti nyamuk
Uji Aktivitas Antihiperglikemik Ekstrak Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) pada Mencit Induksi Aloksan
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit dengan adanya gangguan sekresi insulin baik karena penurunan sensitifitas maupun kerusakan pada sel beta. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) memiliki aktivitas menurunkan kadar gula darah mencit hiperglikemik pada dosis yang efektif. Penelitian antihiperglikemik ini menggunakan mencit putih sebanyak 30 ekor. Pengujian aktivitas antihiperglikemik dilakukan pada 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif, induksi aloksan 200 mg/kg BB dan akuades), kelompok III (induksi aloksan dan glibenklamida 10 mg/kg BB), kelompok IV (induksi aloksan dan ekstrak daun petai cina 200 mg/kg BB), kelompok V (induksi aloksan dan ekstrak daun petai cina 400 mg/kg BB), kelompok VI (induksi aloksan dan ekstrak daun petai cina 300 mg/kg BB). Semua kelompok perlakuan diberikan perlakuan tersebut selama 14 hari dan dilakukan pengukuran kadar gula darah pada hari ke-0, 3, 10, dan 17. Aktivitas antihiperglikemik ekstrak daun petai cina ditunjukkan dengan cara menghitung daya hipoglikemik masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai cina mempunyai aktivitas antihiperglikemik pada mencit yang diinduksi aloksan. Pada dosis uji ekstrak etanol daun petai cina 600 mg/kg BB mempunyai aktivitas antihiperglikemik yang efektif dibanding dengan dosis 400 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB yang sebanding dengan kelompok kontrol positif
A Antioxidant Activity of Syrup Made from a Combination of Earthworth (Lumbricus rubellus) And Dragon Fruit Peel (Hylocereus polyrhizus) With DPPH Method
Dragon fruit peels and earthworms are substances containing an antioxidant activity that can inhibit free radicals. Their utilization can be developed in the form of syrup ingredients. Dragon fruit peel extract has IC50 3.14 gram / 100 ml, while earthworm flour has IC50 120.22. This research aimed at determining the best syrup formula and antioxidant activity from a combination of earthworms (Lumbricus rubellus) and dragon fruit peels (Hylocereus polyrhizus).
The syrup was made in 3 formulas with varying levels of earthworms and dragon fruit peels, namely formula 1 (20%; 10%), formula 2 (15%; 15%), and formula 3 (10%; 20%). Each formula was tested for its physical properties, organoleptic properties (color, smell, and taste), homogeneity, viscosity, pH, specific gravity, and hedonic test to obtain the syrup with the best profile. Then, the best syrup was tested for antioxidant activity by using the DPPH method.
The results showed that the syrup from a combination of earthworm and dragon fruit peel met the syrup quality test (organoleptic, homogeneity, viscosity, pH, and BJ). In this study formula 2 (15%; 15%) was the chosen formula because it had an attractive taste and appearance, no sediment/homogeneity, low viscosity, stable pH, and showed the highest hedonic test results. Earthworm syrup and dragon fruit peel have moderate antioxidant activity (IC50 124.9 ppm) than ascorbic acid (IC50 10.24 ppm).
Keywords: antioxidant; dragon fruit peel (Hyocereus polyrhizus); DPPH; earthworm (Lumbricus rubellus); syrupKulit buah naga dan cacing tanah merupakan bahan yang memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas, sehingga pemanfaatannya dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan sirup. Ekstrak kulit buah naga memiliki IC50 3,14 gram/100 ml, sedangkan tepung cacing tanah IC50 120,22. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula sirup terbaik dan aktivitas antioksidan dari kombinasi cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)
Sirup dibuat dalam 3 formula dengan variasi kadar cacing tanah dan kulit buah naga, yaitu formula 1 (20%;10%), formula 2 (15%;15%), formula 3 (10%;20%). Masing-masing formula diuji sifat fisiknya, organoleptis (warna,bau,dan rasa), homogenitas, viskositas, pH, berat jenis, dan uji hedonic untuk mendapatkan sirup dengan profil terbaik. Sirup terbaik kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan sirup cacing dan kulit buah naga memenuhi uji kualitas sirup (organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, dan BJ). Pada penelitianini formula 2 (15%;15%) merupakan formula terpilih karena memiliki rasa dan penampilan menarik, tidak terdapat endapan/ homogen, kekentalan yang rendah, pH stabil, dan menunjukkan hasil uji hedonic tertinggi. Sirup cacing tanah dan kulit buah naga memiliki aktivitas antioksidan sedang (IC50 124,9 ppm) dibanding asam askorbat (IC50 10,24 ppm)
Kata kunci: antioksidan; cacing tanah (Lumbricus rubellus); DPPH; kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus), siru
The Antihyperglicemic Activity of ethanol Extract of Fenugreek seed (Trigonella foenum graecum L) and its effect on the GLUT-2 expression of Streptozotocin Nicotinamide Induced Rats
Insulin is an important factor in glucose transport. Glucose transporter (GLUT-2) in pancreatic β cell membranes is responsible for glucose transport that will stimulate insulin secretion. The purpose of this research was to investigate the antihyperglycemic activities of extract of Trigonella foenum-graecum L. (fenugreek) seed and the effects on GLUT-2 protein expression in pancreatic β cells on Streptozotocin-Nicotinamide-induced (STZ-NA) rats. This research utilized five groups of male Wistar rats. Group I was normal control group, while Groups II-V were induced with STZ-NA. Group II was negative control group (CMC Na 1%); group III was positive control group (Glibenclamide); group IV and V was examined group (fenugreek seed ethanol extract of 100mg/kg bw and 200 mg/kg bw)). The test compounds were orally administered for 14 days. Measurement of blood glucose levels and observation of the expression of GLUT-2 protein in pancreatic β cells in rats were conducted by immunohistochemistrical method. The research results revealed that the examined group dose of 200 mg/kg bw of fenugreek seed extract appeared to show blood glucose level decline that was proportionate to that of the positive control group. The increased density of GLUT-2 protein in pancreatic β cells significantly occurred in the group injected with 200 mg/kg bw compared to the group injected with 100 mg/kg bw. Hence, 200 mg/kg bw of fenugreek seed ethanol extract was able to decrease blood glucose levels and increase the GLUT-2 protein expression in pancreatic β cells in STZ-NA-induced rats with the effectiveness that was comparable to the positive control grou
Antibacterial activity of active fraction of sweet corn hair extract (zea mays f saccharata kornicke & werner) against methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA) growth
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a Staphylococcus aureus bacterium that is resistant to methicillin-type antibiotics. This study aims to determine the antibacterial activity of the active fraction of sweet corn hair extract on the growth of Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) bacteria. Extraction was carried out by the remuneration method in 70% ethanol. In fractionation, liquid vacuum column chromatography with n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvents was used. The fraction with the largest clear zone of methanol (100%) is with a clear zone diameter of 0.752 cm. Testing the antibacterial activity of ethanol extract at concentrations of 10%, 15%, and 20% obtained by clear zone with an average of 1,013; 1,073; 1,159 cm and in the active fraction with an average of 0,703; 0.903; 1,004 cm. Ciprofloxacin 0.005% was used as a positive control and DMSO as a negative control. The results showed that ethanol extract and an active fraction of sweet corn hair (Zea mays f saccharata Kornicke & Werner) had antibacterial activity against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). One-way ANAVA test results showed that there were significant differences in providing antibacterial activity (p> 0.05) between ethanol extract and active fractions at concentrations of 10%, 15%, and 20%. Flavonoid compounds, alkaloids, saponins, tannins, and triterpenoids in the active fraction of corn hair have antibacterial activity against MRSA bacteria